Chapter 20

330 9 0
                                    

Hai...
Vote dan comment nya ditunggu ya :)

Happy readers..

Aku mendekati mereka berdua.

"Hey.. my two baby.. cupcup." Godaku. Dena mendengus kesal sedangkan Rey tertawa terbahak-bahak.

"Cloey... please help me. Jangan menggodaku. My God.. aku sudah tidak perawan lagi." Ucapnya dramatis dan membuat Rey dan aku melongo.

"Hei.. aku tidak melakukan apa2 ya. Aku tidak menyentuhmu. Aku hanya menelukmu." Ucap Rey yang lebih mengeratkan pelukannya.

"Rey kau menyentuhku dengan memelukku. Please lepaskan." Dena membentak Rey. Reh hanya tertawa melihat Dena.

"Sudahlah Rey. Nanti Joe cemburu lagi kamu peluk Dena." Kataku merelai mereka berdua.

"Ehm..ehm... terusin aja Rey. Siapa bilang aku cemburu." Tiba2 Joe dan yang lain sudah berada di depan pintu. Aku takut jika Joe marah. Nada bicaranya saja sudah datar seperti ini.

"Beneran Joe? Asik. Kau dengar kan Den?" Rey... sepertinya dia tidak melihat wajah Joe. Udah tau ada pacarnya masih aja di terusin-_-

"Joe... aku kamu mau aku disiksa sama devil ini? Tega kamu ya." Dena pura2 ngambek.

"Iya aku tega. Lagian kamu kan disiksa sama iblis ganteng. Ia ngga Rey." Joe.

"Yoi bro." Aku melongo melihat Joe. Jadi dia ngga marah gitu? Good boyfriend.

"Udah kasian Dena. Kayaknya dia susah nafas Rey. Lepasin aja." Aku melerai mereka. Kasian Dena juga kan.

Rey melepaskan Dena. Dena berterima kasih kepadaku.

"Aw Den... sakit... please ... Den... Ok..ok aku minta maaf.. Den."

"Ngga enak aja main minta maaf" Ya.. Dena memukul Rey dengan membabi buta. Joe langsung memeluk Dena. Dena mengeluarkan senyum devilnya kepada Rey.

"Gila perempuan tapi tenaganya kayak kuli bangunan." Gumam Rey sambil bangun dari lantai.

"Kamu sih. Kan aku udah bilang lepasin Dena." Aku membantu Rey berdiri.

"Udah ngga papa kok. Ya sekali2 Dena kan harus dijailin juga. Ayo kita ke bawa." Aku tersenyum dan mengikuti Rey ke bawah.

***

Aku dan ketiempat sahabat perempuanku sedang berada di dapur. Bi sin tidak datang hari ini. So, kita yang membuat bumbunya.

"Chiss ambil daging sama ikan di kulkas dong. Bumbunya udah selesai nih."

"Tapi disini dagingnya ada 2 Cloe."

"Ambil semuanya aja."

Kita membuat BBQnya di pantai. The boys telah mengatur tempatnya.

"Guys ini daging sama bumbunya. Yang bakar kalian kan?"

"Yoi. Ikannya ada ngga."

"Iya. Kalau gitu kalian mulai bakar aja."

Mereka segera mengambil daging dan ikan yang ada di dapur. Aku, Dena, Grace, Bella, dan Chrissy menyiapkan perlebgkapan makan dan minuman2. Kami menunggu para lelaki membakar daging dan ikannya.

"Tara daging BBQ nya udah siap. Now time to dinner." Kami memakannya bersama-sama. Aku menikmati nya.

"Sayang sini aku suapin." Joe. Dena membuka mulutnya dan memakan daging yang Joe suap. Aku jadi cemburu melihat mereka.

"Cie.... Dena jangan malu2 dong." Goda Gio. Aku tau tabiat para sehabatku ini. Pasti mereka akan mengikuti Joe. Yes. Menyuapi pacar mereka. Dan benar apa kataku.

Rey... ayolah aku menunggumu. Aku juga pengen kali.

"Sayang kamu mau disuapin juga? Sini buka mulut kamu." Goda Rey. Oh my god dia bisa dengar kata hatiku.

"Ih siapa juga yang mau disuapin." Gengsi dikit boleh kan.

"Jangan boong. Here. Atau kamu mau aku suapin cewek lain?"

"No..." aku membuka mulutku.

"Good girlfriend." Rey mengacak rambutku.

"Cie... Cloey mau tapi malu." Awas aja kalian.

"Hey boys shut up. She's blushing." Dena please jangan buat aku blushing lagi.

Well. Karena perbuatan Dena aku jadi bahan tertawaan anak2.

***

"Girls cepetan." Aku dan perempuan lainnya akan ke gereja.

"Kamu mau ke mana C." Kata Rey tiba2 datang dari dapur.

"Ke gereja. Kalian ngga ke gereja?"

"Aku ikut deh. Kan dosa lainnya menghadap Tuhan tapi aku malah tinggal. Aku ganti baju dulu ya." Rey.

"Iya cepetan ya Rey." Aku duduk di sofa. Dasar pemalas Joe, Vino, Tristan, Gio, dan Kevin malah main ps.

"Boys kalian ngga ikut kita ke gereja?" Tanya Bella.

"No.. lagi asik nih." OMG aku ngga terima mereka menduakan Tuhan.

"Hey... kalian harus memprioritaskan Tuhan didalam kehidupan kalian. Ingat semua yang ada pada kalian adalah milik TUHAN boys!!! Kalian mau Tuhan marah karena kalian menomor satukan game itu. Hah?!" Aku menteriaki mereka. Mereka langsung berdiri dan masuk ke kamar tamu.

"Dipanggil ke gereja juga malah lari." Gerutuku. Semua yang ada di ruangan ini tertawa karena ulah dari the boys yang.. eh you know lah.

"Rey udah? Cepetan." Rey menuruni tangga. Dia sudah rapi.

"Ayo kita pergi." Rey. Sebelum kami keluar, laki2 yang aku teriaki tadi turun.

"Hey C, tungguin kota dong. Kamu ngga marah kan sama kita." Aku melongo melihat mereka yang sudah rapi. Aku tertawa didalam hati. Ternyata mereka masih takut Tuhan juga ya.

"Kalian mau ikut?" Kataku dengan nada datar.

"C please maafin kita. Kita tau kok kalau kita salah. Maafin ya." Tristan memasang puppy eyes nya. Aku tertawa dan mengajak mereka agar segera berangkat.

***

Setelah selesai beribadah, kami pergi ke cafe yang ada di dekat gereja. Seperti biasa panggilan perut.

"Hey guys.. kalian ingat ngga. Tempat ini yang mempertemukan aku dan Cloey kembali. Dan kami bisa menjalani hubungan selama 5 bulan ini." Ucap Rey panjang lebar.

"Iya kita tau Rey. Terus?" Dena.

"Ngga sih cuma ngingetin. Aku pikir kalian lupa." Rey hanya nyengir dan membuat kami melongo.

"Rey are you kidding me? Kau membuat acara makanku terhenti. Kasihan perutku yang menunggu." Ucap Dena dramatis. Semua tertawa melihat Dena.

Setelah selesai makan kita berbincang-bincang.

"Hey guys." Rey.

"Rey kalau kamu hanya mau bilang hal2 yang ngga penting mendingan diam." Dena.

"Ngga Den. Aku mau bilang, kan besok aku akan ke Jerman. Kalian anterin aku ya. Aku pengen kalian nganterin aku. Please." Kenapa aku sampai lupa ya. Kalau Rey harus ke Jerman besok. Betap bodohnya aku.

"Iya kita akan anterin kamu kok." Ucapku sambil tersenyum. Tersenyum palsu lebih tepatnya.

"Cupcup sayang. Jangan nangis aku akan sering mengabari kamu kok. Aku akan kembali." God rasanya aku ingin sekali menangis. Tapi aku harus tegar. Stay strong Cloey.

"Rey hari keberangkatanmu besok ok. Aku ngga akan menangisimu jika kamu pergi. I am strong girl, remember?" Ya aku tidak akan menangisimu didepanmu. Mungkin dibelakangmu.

Semua tertawa melihat ku yang bertingkah seolah-olah tidak peduli. Rasanya hari ini aku sering menjadi bahan tertawaan dari teman2 ku.

But, i always grateful because i have friends like they.

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang