Chapter 6

420 14 0
                                    

Cloey

Aku membeku saat Dena menyebut namanya. Berarti dia disini, berarti dia dibelakakngku. Oh my God!!!

"Boleh ngga?"

Aku belum membalikkan badan, mereka meng-iya-kan laki-laki ini bergabung.

"Ehm..."

Aku langsung membalikkan badan.

Rey... dia tumbuh dengan sempurna...

"Haii... Colonial...can you say hallo for me? I am back."

Rey... yes Rey i can...

"Kamu jahat Rey... berani-beraninya kamu manggil aku Colonial, setelah kamu tinggalin aku."

Aku berdiri lalu memeluknya.

"Tapi sayang kan..."

"Ih pede banget kamu. Pokoknya kamu jahat ninggalin aku lama banget."

Aku berusaha menahan air mata yang akan keluar dari pelupuk mataku. But... satu tetes lolos...

"Shut up babe... i am here... i am back, i am back for you"

Rey mengelus rambutku lembut... Nyaman...

"But... you make me waiting for you... 17 year... dan itu bukan waktu yang singkat Rey."

"Sorry... so.. can you say hallo for me?... Colonial..."

"Stop call me Colonial and.....Hallo."

"Ehm.. lebih baik kalian duduk deh... jangan banyak drama. Kayaknya hidup kalian memang penuh dengan drama ya.." Dena sarap... ganggu aja.

"Jadi ini yang namanya Rey... pantas aja Cloe ngga mau pacaran."

Please Grace don't talk... dan yang lain hanya tertawa mendengar perkataan Grace.

Gila ya... sahabatku sarap semua...

"Oh ya... kalian kan belum saling kenal... yaudah sekarang kalian kenalan." Dena.

"Aku Joe. Pacarnya Dena." Joe.

"Rey... oh ternyata Dena sekarang udah lebih nakal ya... udah tau sama yang namanya pacaran."

Belum tau aja kamu Rey... tinggal baby project yang belum dia lakuin.

"Apaan sih kamu Rey. Kamu aja waktu umur 6 tahun nembak Cloey... mana yang lebih nakal coba?"

Selamat Dena... kau telah membuat ku malu... now.. rasakan jitakanku.

"Cloe... sakit." rasain...siapa suruh ngomongnya asal jeplak aja ngga nyaring dulu.

"Oh dan ini Chrissy, Bella, dan Grace sahabat aku dan Dena waktu SMA."

Siang itu kami habiskan dengan hang out bareng di cafe.

"Eh udah sore nih. Balik yuk."

"Wait... sekarang kita jalan-jalan aja..." Rey.

"Tapi badan aku udah pegel banget Rey. Gimana kalau lusa aja... kita nonton bareng... bawa pasangan masing-masing aja supaya rame." Dena.

"Iya aku setuju sama Dena. Kalian nginap aja ya di rumahku. Rumah sepi banget soalnya "

Mereka setuju...

"Ok.. kalau gitu kamu istirahat ya... makan yang bener... nanti aku telpon dan jangan ngebut dijalan."

"Sip... dad "

Rey mengacak rambutku... dia kayak papa yang over protective banget sama aku.

******

Sesuai perjanjian, sekarang kita lagi nonton. Mereka juga membawa pasangan mereka. Dena sama pacarnya Joe, Grace sama Gio pacarnya, Bella sama Vino pacarnya, dan Chrissy sendirian karena pacarnya Kevin ada perjalanan bisnis di Australia. Kalau aku sama Rey.

Rey

Aku senang melihat Cloey. Sekarang aku lagi dirumah Cloey, tadi aku bilang ke Cloeyl kalau aku mau jemput dia. Awalnya sih dia nolak tapi aku tetap maksa dia dan akhirnya dia pun mengiyakan ajakan aku.

"Rey... kamu kenapa sih dari tadi ngelamun mulu. Aku udah siap nih" Cloey.

Cantik... hanya kata itu yang mampu mendeskripsikan Cloey sekarang.

"Oh... ok c'mon... wait.. pamit dulu sama mom dan dad."

"Oh... daddy sama mommy ngga ada di rumah Rey. Mereka lagi di Bali..."

"Tenang Caca, kita akan menyusul mereka secepatnya... dan kalau perlu kita akan membuata baby protject disana" wait... she's bllushing.

"Ih apaan sih kamu... gombal."

Aku dan Cloey memasuki mobil dan segera ke tempat tujuan kita

******

Cloey

Selesai nonton kita belum langsung pulang, tapi masih berkeliling mall.

"Cloe kita berpencar aja ya... dari tadi kita diliatin mulu sama orang-orang ini."

Joe mulai risih karena dari tadi, dimana kita berada pasti diliatin orang. Ada tatapan memuji, tatapan sinis dan tatapan-tatapan aneh lainnya.

"Ok."

Chrissy bertemu dengan temannya. Jadi dia jalan bersama temannya itu.

"Ca aku dengar dari mama kamu buka usaha butik sama cafe ya?" Rey.

"Iya aku buka usaha itu karena aku ngga mau terus menerus menerima uang dari daddy. Aku buka usaha itu juga dari gajiku sebagai manajer di perusahaan, tapi bukan perusahaan papa... aku kerjanya di Amerika... aku kerja peruh waktu karena aku juga kan harus kuliah, dan kuliah sebagai designer."

"Aku bangga sama kamu... kamu kaya tapi ngga mau bersenang-senang dengan harta kamu." aku tersenyum mendengar pujiannya.

"Terus daddy tau? Setau aku daddy ngga akan biarin kamu melakukan pekerjaan berat."

Oh ya sebelumnya kan aku udah jelasin kalau sahabat-sahabatku diharuskan papa untuk manggilnya dengan sebutan daddy/mommy.

"Daddy ngga tau. Aku kerja diam-diam. Tapi kalau urusan kuliahku, daddy yang atur. Aku takut daddy marah kalau dad tau biaya kuliah aku yang bayar. So... aku kerja untuk tabunganku sendiri, and itu aku pakai buat bangun butik sama cafe"

"My strong girl."

Rey mengeratkan pelukannya di pinggangku.

Kami memasuki toko yang menjual berbagai macam pernak pernik. Aku tertarik dengan kotak musik yang ada di salah satu lemari tapi masih tertutup, jadi aku menari Rey ke toko ini.

"Bagus banget."

Setelah aku buka, ada patung lelaki dan perempuan yang sedang menari.

"Ambil aja aku yang bayar!" Rey.

"Ngga usah Rey.. aku aja yang bayar."

Aku segera menuju ke kasir untuk membayar.

"Ngga aku yang bayar! Anggap aja ini hadiah ku setelah sekian lama berpisah dan bertemu kembali.... dan aku ngga terima penolakan."

"Kalau gitu aku akan memilih barang untukmu... tapi aku yang bayar."

Aku berjalan menyusuri rak-rak sambil memilih barang yang cocok untuk Rey.

Aku mendapatkan sebuah lampu bebentuk kubus tapi didalamnya terdapat patung yang seperti di dalam kotak musik tadi yang sedang menari. Aku mengambilnya, segera membayar barang itu dan memberikan pada Rey.

"Jaga barang ini untukku." aku memberikan lampu itu padanya.

"Kamu juga harus menjaganya untukku."

Lalu kami pergi meninggalkan toko itu.

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang