Ryota dan Dina sampai di sekolah mereka dan mereka langsung pergi ke ruang guru. Dina mengetuk pintu dan masuk bersama Ryota ke dalam ruang guru."Permisi, Mr. Agame kami mau mengumpulkan tugas kelompok nya," jelas Ryota lalu Dina memberikan karton yang di bawa Ryota tadi.
Mr. Agame langsung menerima karton itu."Kalian selalu mengumpulkan tugas saat jangka waktu hampir habis ya. Kalau tugas kalian saya terima. Ada lagi yang ingin kalian sampaikan?" Tanya Mr. Agame.
"Hehehe tidak ada lagi Mr kami permisi," pamit mereka berdua. Lalu keluar dari ruang guru.
"Hampir kita lelat mengumpulkan tugas ya," kata Dina. Yang dibalas anggukan Ryota.
Mereka berdua pun pergi meninggal kan ruang guru menuju kelas mereka.
****
Diruang guru Mr. Agame menampilkan senyum yang misterius dan hidung nya bergerak seperti mengendus sesuatu pada sebuah karton.
****
Pelajaran pun sudah dimulai namun sedikit yang memperhatikan. Termasuk Ryota dan Dina. Mereka malah asik membaca novel yang disimpan di bawah laci meja mereka.Empat jam pelajaran pun selesai saat bunyi bel pertanda istirahat berbunyi.
Ryota dan Dina sedang menikmati makanan nya di salah satu meja kantin. Mereka duduk sambil menyantap makanan dan mengobrol. Sampai seseorang menginstrupsi kegiatan mereka."Boleh aku duduk disini?" Tanya orang itu. Bersamaan, mereka berdua menoleh untuk melihat siapakah dia.
"Ooh boleh," kata Ryota yang tidak kenal siapa siswi itu. Lagi pula tidak ada salahnya kan. Mereka kembali menyantap makanan dengan suasana hening. Canggung.
"Mmm.... kenalin aku Ryota dan ini Dina" kata Ryota sambil mengulurkan tangan nya. Yang langsung disambut oleh siswi itu.
"Rydia... salam kenal" kata siswi dengan rambut sepunggung itu tersenyum. Tak lama setelah perkenalan singkat itu mereka pun menjadi akrab.
****
Sepulang sekolah Ryota langsung mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah. Setelahnya Ryota membuat makan siang.Tingnong~
Suara bel pintu rumahnya berbunyi, pertanda ada tamu yang bertandang ke rumahnya."Sebentar...." sebelum membuka pintu Ryota merapihkan pakaian dan rambutnya dulu. Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya dengan pakaian kantoran. Ryota tersenyum pada wanita itu yang tak lain adalah ibunya.
"Bagaimana pekerjaan ibu?" Tanya Ryota sambil mempersiapkan tempat duduk untuk sang ibu.
"Sangat melelahkan tapi lumayan lah. Apa kakak mu sudah datang?" Tanya Ibu sambil celingak celinguk mencari keberadaan kakak nya.
Ryota menggeleng "Belum mungkin sebentar lagi"
Tingnong~
Suara bel rumahnya berbunyi lagi. Cepat cepat Ryota membuka pintu rumahnya dan tersenyum pada orang yang ada di balik pintu."Kak Kojii...." kata Ryota sambil memeluk kakak tersayang nya itu.
"Bagaimana kabar adik kecil ku?" Tanya laki laki yang memiliki mata coklat itu.
"Baik, ayo kak Ibu sudah pulang dan aku sudah menyiapkan makan siang. Kakak pasti lelah kan sehabis menempuh perjalanan jauh dari Inggris," kata Ryota sambil menarik kakaknya itu masuk kedalam rumah dan menutup pintu.
Sesampai nya di ruang tengah, Koji langsung memeluk Ibunya yang sudah tiga tahun tak dilihatnya.
Mereka pun menyantap makan siang dengan obrolah akrab dan kekeluargaan.
****
"Kakak, Ibu aku berangkat," kata Ryota setelah berpamitan pada kedua orang yang dia sayangi itu."Sebentar, mana tangan mu," kata Koji. Ryota hanya mengangkat tangan kanan nya dan menunjukkan nya didepan Koji.
Koji langsung memegang pergelangan tangan kanan ryota dan memasangkan gelang.
Gelang anyaman yang terbuat dari akar tumbuhan namun kuat. Ryota tidak tahu akar apa itu, tapi yang jelas gelang ini sangat dia suka dan menurutnya gelang ini bagus.
"Nah pakai itu.... anggap lah ini hadiah dari ku," kata Koji. Ryota tersenyum dan berterimakasih lalu mencium pipi kakak nya walaupun dengan perjuangan untuk bisa mencapai pipi kakaknya.
****
Sepanjang perjalanan Ryota terus memperhatikan gelang pemberian kakak nya dengan senyuman. Dia sangat menyuaki gelang ini walaupun gelang ini sederhana tapi menurutbya menarik. Tapi Ryota terlalu serius dengan gelangnya sampai sampai dia tidak melihat orang orang yang berlalu lalang.BRUUUK!
Ryota sukses menabrak seseorang. Walaupub dia tidak terjatuh tetap saja malu dan jidatnya lumayan sakit.
Saat Ryota hendak memarahi orang tersebut, Ryota tertegun saat melihat wajah orang yang ditabraknya.-Author: padahalkan Ryota yang nabrak kenapa dia yang marah coba?-
Hidung lumayan mancung, garis wajah yang tegas, alis mata yang tegas dan agak tebal, dan.... mata tajam namun sepertinya bersahabat. Itulah yang melintas dipikiran nya saat melihat sosok yang dilihatnya.
"Ka-kalau jalan hati hati dong" kata Ryota.
"Harus nya kau yang hati hati, jelas jelas kamu yang jalannya menunduk tadi" kata cowo itu yang merasa kalau dia tak salah apa apa.
"Hehehe... maaf ya sudah menabrak mu" kata Ryota lalu meminta maaf lagi dan pergi melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.
Tak disadari oleh Ryota, cowo tadi memperhatikan Ryota dengan lekat sampai tak terlihat lagi.
"Mungkinkah...." kata cowo itu lalu dia seperti menghubungi seseorang.
***
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Vampire
VampireDidunia ini kaum manusia membentuk organisasi untuk melawan musuh alami manusia, yaitu kaum vampire. Didunia pun terdapat kekuatan yang akan mengubah kehidupan seorang gadis biasa. "Selamat pagi, Ryota" "Pagi..." ****