Bab 8

1.2K 68 0
                                    

Ryota memasuki kelasnya dan langsung duduk dibangkunya. Hari ini Dina tidak masuk sekolah karena keadaannya yang masih kurang sehat. Sudah dua hari sejak kejadian itu dan belum ada penyerangan lagi.

Ryota membuka tasnya hendak mengambil buku nya tapi seseorang menghentikan aktivitasnya.

"Pagi Ryota...." sapa orang tadi.

"Pagi... Sebastian bagaimana keadaan mu?" Tanya Ryota. Walaupun Ryota melihat Sebastian baik baik saja tapi dia masih merasa khawatir.

"Aku baik baik saja," kata Sebastian lalu duduk ditempat duduknya.

****

Ryota sedang berjalan dikoridor sekolah. Ryota memperhatikan liontin pada kalung itu.

Kak Koji tumben gak kesekolah. Kalung ini juga belum aku tanyakan asalnya pada kak Koji. Batin Ryota. Ryota terus berjalan sambil memperhatikan kalungnya hingga dia tidak menyadari ada dua sosok yang berdiri didepannya. Ryota pun menabrak dua sosok tadi.

"Maa...f," Ryota terkejut melihat orang yang ditabrak nya. Dia langsung menjaga jarak dengan dua orang itu.

"Hai Ryota," sapa Rydia. Sementara Seoirse hanya memandangi Ryota.

Rydia berjalan mendekati Ryota dan memutarinya.

"Kau sudah tahu kan tentang apa yang ada ditubuh mu ini?" Tanya Rydia sambil mengambil beberapa helai rambut Ryota lalu memperhatikan.

"Kalian?! Apa kalian juga yang menculik ibu ku?" Tanya Ryota mulai kesal.

"Oh wanita itu? Bukan dikami," kata Rydia kembali berdiri disamping Seoirse lagi.

"Lalu pada siapa?" Tanya Ryota ingin tahu. Rydia tertawa.

"Kau sangat ingin tahu ya? Yang jelas bukan di kami tapi ada.... direkan kami," kata Rydia lalu tertawa lgi.

Aku dibohongi! Batin Ryota kesal.

"Bagaimana kalau kita bertukar? Serahkan dirimu dan ku bebaskan ibu mu?" Kata Seoirse.
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" Tanya Ryota. Seoise terkekeh.

"Kalau begitu kami akan kenyang, sudah lama aku tidak makan daging," kata Seoirse. Ryota terkejut. Dia bingung.

"Tenang saja kami tidak akan menyerang mu selama disekolah, kami beri waktu satu minggu dan pikirkan baik baik," kata Rydia lalu mereka berdua pergi. Ryota masih terdiam dan berfikir.

Ryota terkejut saat ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Ryota membelikan badan dan menemukan Sebastian yang berdiri di belakangnya tadi.

"Ryota sedang apa disini? Ini sudah jam pelajarab yang selanjutnya," kata Sebastian ramah. Ryota mengangguk.

"Kalau begitu aku ambil buku dulu ya," kata Ryota hendak pergi namun dicegah oleh Sebastian.

"Ini aku sudah mengambilkannya, ayo langsung ke lab," ajak Sebastian Ryota mengangguk. Mereka mengobrol dan sesekali Ryota tertawa mendengar perkataan Sebastian. Tanpa Ryota sadari Sebastian memandangnya dengan pandangan lembut.

****
Dari atas pohon, seseorang duduk disalah satu dahan nya. Dia mengamati Sebastian dan Ryota yang sedng berjalan bersama menuju lab sampai mereka berdua masuk kedalam ruangan itu.

"Dia.... ada yang aneh dengannya. Ini pasti akan menarik, pasti akan ada pertengkaran," kata orang itu. Kalau didengar dari suaranya, orang tadi seorang wanita. Cewe itu pun tersenyum penuh arti.

****
Pelajaran pun dimulai kali ini jamnya Mr. Agame. Ryota masih memikirkan perkataan Seoirse sehingga dirinya tidak fokus.

"Ryota kau knpa?" Tanya Sebastian yang ada disampingnya berbisik. Ryota masih diam. Akhirnya Sebastian menepuk pundak Ryota. Ryota terperanjat.

"Sebastian  kau mengagetkan ku, ada apa?" Tanya Ryota. Sebastian pun mengulangi pertanyaannya.

"Kau kenapa Ryota? Dari tadi bengong,"

"Ah... gak kok. Aku gak bengong, aku cuma lagi mikirin pelajarannya Mr. Agame. Oh iya aku merasa klau kau tidak suka dengan Mr. Agame," kata Ryota.

"Benarkah aku terlihat seperti itu?" Tanya Sebastian. Ryota mengangguk.

"Kau selalu saja menatap nya tidak suka dan begitu sebaliknya. Memangnya ada apa antara kau dan Mr. Agame?" Tanya Ryota. Sebastian diam.

"Yasudah kalau tidak mau cerita," kata Ryota agak kesal. Suaranya pun terdengar oleh Mr. Agame.

"Ryota, Sebastian apa yang kalian bicarakan sehingga mengobrol di kelas ku?" Tanya Mr. Agame sambil berjalan ketempat duduk mereka.

"Tidak ada Mr, maaf sudah mengganggu," kata Ryota meminta maaf. Sementara Sebastian menatap tak suka pada Mr. Agame. Mr. Agame membalas tatapan Sebastian dengan pandangan merendahkan Sebastian.

"Ryota bisakah selesai pelajaran ini kau bantu aku membawa buku kekantor?" Tanya Mr. Agame. Ryota terkejut, bagaimana pun Ryota tahu Mr. Agame itu bukan manusia dan yang lebih parahnya lagi Mr. Agame pernah mencoba membunuhnya.

Mr. Agame pun melanjutkan pelajaran.

****
"Ryota tolong bawa lah ke kantorku, aku ada urusan sebentar," kata Mr. Agame langsung keluar dari kelas. Ryota menarik nafas lega.
Aku harus cepat!  Batin Ryota.

"Ryota..." panggil seseorang yang menghentikan langkah Ryota.

"Sebastian ada apa?" Tanya Ryota pada orang tadi yang ternyata adalh Sebastian.

"Biar ku temani," Ryota tidak menolak dab berterimakasih lalu mereka pergi ke kantor guru.

****
"Permisi," kata Ryota saat masuk kekantor. Sepi.

Ryota langsung menaruh buku dari lab diatas meja Mr. Agame lalu langsung pergi keluar.

Saat Ryota hendak meraih gagang pintu. Ryota merasa ada sesorang dibelakng nya. Tangannya bergerak sendiri lalu melepaskan kaitan kalung itu. Setelahnya Ryota terdiam, memandang pintu ruang guru dengan tatapan kosong. Tak lama matanya berkedip kedip.

"Ngapain disini ya?.... oh iya balikin buka Mr. Agame. Pasti Sebastian dah nunggu," kata Ryota lalu pergi.

Ryota tak menyadari kalau kalung pemberian Koji terjatuh didepan pintu masuk ruang guru.
****

To Be Continue

My Special VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang