Bab 16

772 50 0
                                    

Seketika Koji langsung melangkah mundur dan memegang pedang perqk nya lebih kencang.

"Apa kau gila?!" Kata Koji sambik berteriak. Suara nya menggema di penjuruh goa.

"Berikan aku darah mu,hanya setetes dan kita bisa ketempat Ryota. Sebelum kesini aku sudah menghabiskan banyak tenaga," kata Sebastian tenang.

Koji masih memasang sikap waspada tapi dia memikirkan perkataan Sebastian.

"Lalu apa kau tahu ada di mana Ryota?" Tanya Koji.

"Ya, dia ada dibalik dinding ini," kata Sebastian.

Koji memikirkan perkataan Sebastian lagi.

Tanpa Sebastian aku tidak mungkin sampai disini, mungkin dia memang jujur dan sangat membutuhkan darah, batin Koji.

Koji merogoh saku celana nya dan mengeluarkan belati kecil. Tanpa ragu Koji menyayatkan belati itu pada telunjuknya.

Darah pun mulai keluar dari luka tadi.

"Ini cukup kan?"

Walaupun tidak kelihatan Sebastian tetap mengangguk dan meminum darah yang menetes dari luka tadi.

"Terimakasih," kata Sebastian setelah dia meminum darah Koji tadi.

"Itu sudah cukup, sekarang mundurlah beberapa langkah," kata Sebastian sambil memandang dinding batu setinggi belasan meter itu.

Koji menuruti instruksi yang diberikan Sebastian tadi. Sedangkan Sebastian melangkah mundur dan mengayunkan kepalan tangannya pada dinding tadi.

Terdengar suara benturan keras dan dinding itu retak dan hancur. Menampakkan dunia dengan hawa suram dan diterangi cahaya yang redup.

"Kita sampai. Mulai dari sini akan lebih susah dan berbahaya, Ayo!" Kata Sebastian yang langsung berlari kencang masuk kedalam tempat itu.

****

"Bibi aku harus pergi dulu, aku akan membantu Koji dan Sebastian dalam menemukan Ryota," kata Dina sambil membuat portal diudara.

Tangannya lincah menuliskan sesuatu di udara, tak kama setelah dia mengucapkan suatu mantera munculah portal itu.

Sebelum masuk Dina menengok sekali lagi pada Ibu Koji.

"Serahkan saja pada kami Bi,"

Dina masuk kedalam portal dan setelahnya portak itu tertutup.

Sementara Ibu Koji masih terbaring di ranjangnya sambil mengucapkan doa.

****

"Sebastiaaan!" Teriak Koji. Dia sudah sangat lelah mengejar makhluk yang satu ini.

Kecepatannya seperti kilat, bahkan Koji yang sudah biasa memburu vampire itu kalah dengan Sebastian.

"Awas saja kalau ketemu akan ku siram dia dengan air suci," kata Koji kesal.

Akhirnya dia memutuskan untuk mencari Ryota sendiri dari pada mengejar makhluk kurang ajar itu.

****

Sementara Sebastian masih dalam kecepatan vampire nya.

Sebastian berlari tanpa mengindahkan sekelilingnya. Yang berisi makhuk paling dia benci.

"Ryota tunggu aku," kata Sebastian.

Tiba tiba dia merasakan sesuatu. Dengan cepat Sebastian menghentikan lari nya dan melihat kesekelilingnya.

Aneh.... baunya tiba tiba menghilang. Bagaimana ini? Dan lagi.... sepertinya mereka disini! Batin Sebastian.

Sebastian membalikkan badannya dan terlihatlah banyak werewolf dihadapannya sekarang.

"Kalian keluar lah!" Teriak Sebastian.

"Bagus bagus ternyata ada seekor tikus yang tersesat," kata suara seseorang yang sudah Sebastian hapal.

Dari tengah kerumunan werewolf itu, keluar Mr. Agame yang tersenyum sinis.

Sial! ini buang buang waktu saja!

****

To Be Continue

Semoga masih ada yang menunggu kelanjutan cerita ini. Ditunggu vote dan comment nya. Terimakasih.

My Special VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang