Meiji dan lainnya kini sudah berdiri di depan sebuah bangunan tua.
Pintu nya bisa dikatakan besar. Terlihat kusam yang menendakan bangunan ini telah lama berdiri.
"Kau yakin Ryota ada disini?" Tanya Koji.
Meiji mengangguk,"ya. Dari rumah yang kita kunjungi tadi, Ryota memang pergi kesini,"
Meiji menghirup nafas dalam lalu memejamkan matanya, "dia masuk kedalam bersama seseorang berjubah,"
"Orang berjubah hitam? Siapa kira kira," tanya Dina. Meiji hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.
"Ayo masuk!" Ajak Koji. Namun saat tangannya hendak membuka pintu itu, Sebastian berujar.
"Tunggu, ada sesuatu dibalik pintu itu. Berhati hatilah,"
Koji mengangguk dan mulai mencoba membuka pintu, namun hasilnya nihil.
"Aarggghhhh... ayo ter.buka!" Kata Koji yang sejak tadi mencoba membuka pintu
tersebut.Namun pintu itu tidak dapat terbuka.
"Ayolah. Terbukaa! Eerrggh! AAH SIAL!!" Koji menendang pintu itu.
Melihat hal itu, Meiji melangkah maju mendekati Koji.
"Yang ini serahkan pada ku," setelah berkata seperti itu, Meiji kembali menggunakan kemampuannya.
Tok! Tok! Tok! Meiji mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali dan tak lama...
Kreek! Pintu tersebut pun terbuka dan memperlihatkan ruang kosong.
"Hati hati!" Teriak Calypso yang langsung melompat mundur.
Tak lama Sebastian merasakan ada sesuatu yang datang.
"Semuanya mundur!" Teriak Sebastian sambil ikut menarik Dina. Koji dan Meiji pun melompat mundur.
Detik berikutnya pintu itu sudah hancur. Membuat potongan dna serpihannya berserakan dimana mana.
"Apa yang terjadi?" Tanya Dina.
"Lihat! Sebastian awas!" Kata Calypso. DBUUUM!
sebuah ekor menghantam tempat Sebastian tadi berdiri.
Beruntung Sebastian dan Dina langsung lari dari tempat itu.
"Kalian tidak apa apa?" Tanya Koji saat Sebastian mencapai tempat mereka.
Mereka berdua mengangguk. "Kita harus kalahkan makhluk apa pun itu, karena jalan kita selnjutnya ada didlaam ruangan ini," kata Meiji.
"Tepatnya pintu kanan,"
Mereka semua mengangguk.
"Kalau begitu aku dan Calypso saja, kalian tunggulah disini," kata Sebastian yang langsung melesat kearah ekor makhluk itu.Calypso langsung mengikuti Sebastian, sementara Meiji, Koji dan Dina bersiaga ditempatnya.
****
Crees! Ekor tadi langsung terpotong. Makhluk itu mengaung kencang.
"Sebastian apa yang kau lakukan? Kau hanya akan membuat makhluk itu marah," kata Calypso.
Dari dalam bayang bayang, terlihat empat cahaya warna merah dan terdengar suara geraman.
WAAURRG! seekor anjing besar berkepala dua langsung melompat kearah Sebastian.
Seekor anjing raksasa dengan bulu hitam lebat keluar dari kegelapan dan memperlihatkan diri sepenuhnya. Dia menggerak gerakan ekornya yang hanya tinggal satu itu sambil menatap marah pada Sebastian yang berdiri di dahan pohon, sehingga tepat di matanya.
Anjing berkepala dua itu mengerang lalu mencakar pohon dimana Sebastian berada.
Duuum! Seketika pohon tadi sudah tumbang dan beruntung Sebastian dapat menghindar.
"Benar kan kata ku," kata Calypso yang berbicara dengan Sebastian yang kini di sampingnya.
"Bagaimana cara memusnahkan hewan ini? Aku benar benar tidak tahu,"
Dina yang mendengar perkataan Sebastian langsung menjawabnya, "Sebastian! Potong kedua kepalanya secara bersamaan, jika tidak akan tumbuh kepala yang lain!"
"Jadi begitu, Calypso ayo!" Sebastian dan Calypso pun langsung berlari dan seketika sudah berada di kepala anjing itu.
"Potong!" Komando Sebastian dan Calypso pun mengikutinya.
Creeeess! Kedua kepala anjing itu langsung terpotong dan badan nya terjatuh ditanah. Terlihat darah kehitaman mengelilingi badan anjing itu.
"Heeh.... mudah sekali," ujar Sebastian.
****
"Hmmm.... tidak perlu tegang begitu, silahkan duduk," kata sosok yang memakai jubah bulu berwarna hitam, sekarang dia sudah berada di singgahsana nya.
Ryota melihat batu yang mirip tempat duduk yang terdapat di depan sosok tadi.
Ryota agak ragu namun akhirnya dia menurut.
Suasana hening menyelimuti mereka, hanya terdengar suara gemerutuk dari kuku sosok tadi.
"Jadi... apa yang kau mau?" Tanya sosok tadi memecah keheningan.
Ryota terkejut dan bingung, dia pun mengangkat kepala nya dan memandang sosok tadi.
"Ma- maaf tapi a-apa maksud mu?"
"Apa yang kau ingin kan? Uang, balas dendam atau makanan, itu hanya contoh saja,"
"A-aku tidak ingin apa apa," jawab Ryota memberanikan diri.
Sosok tadi mengangkat tangannya dan mencekik Ryota dari jauh.
"Aakh! Hah... le- lepaskan," Ryota memegangi lehernya yang terasa seperti di cekik.
"Naif sekali. Kau sebenarnya menginginkan aku membebaskan mu kan, kakak dan teman teman mu menolong mu dan kau ingin bertemu dengan ibu mu, kan?" Kata sosok tadi dari balik tidung jubah nya.
"Se-sak. Hah... hah.... hah...akhh! Lep- ass!" Ryota masih memberontak berusaha melepaskan apa pun itu yang mencekik lehernya.
Tangan sosok itu makan merapat dan membuat Ryota makin sesak.
'Orang ini, sepertinya dia bisa membaca pikiran,' batin Ryota.
"Ya aku memang bisa membaca pikiran orang lain," sosok tadi pun menurunkan tangannya dan Ryota langsung tersungkur ditanah sambil mengatur nafasnya yang tak teratur.
"Haaaah... hah... hah...haaah,"
Sosok tadi memperhatikan Ryota yang masih mengatur nafasnya. Dia duduk disinggahsana nya dengan angkuh.
"Kini saat nya, berdiri!" Perintahnya, namun Ryota tak kunjung berdiri.
Sosok tadi menunjukkan telunjuknya ke arah Ryota dan seketika Ryota langsung berdiri.
Padahal Ryota masih lemas dan nafasnya sudah mulai teratur.
Sosok tadi berjalan dan Ryota mengikutinya.
****
"Ayo kita langsung masuk, pintu mana Mei?" Tanya Koji."Kanan," mereka langsung berlari kearah yang diberitahu Meiji tadi.
Tiba tiba Dina merasa kan ada sesuatu dibelakang mereka, "astaga! Semauanya lari yang kencang!"
Anjing tadi kembali hidup dan kepalanya sekarang bertambah menjadi 3.
Dengan cepat Calypso yang sudah mencapai pintu langsung membuka pintu lebar lebar dan yang lainnya masuk.Anjing itu mengejar mereka hingga pintu.
"Baiklah tidak ada jalan kembali, Calypso kami mengandalkan penciuman mu," kata Koji.
Dina menengok lagi kebelakang dan melihat anjing itu masih mengeram dan mencoba masuk kedalam lorong itu.
"Ayo lewat sini," mereka pun pergi mengikuti Calypso yang memimpin jalan.
****
To Be Continue
Maaf lama update nya dan sampai sini aja dulu karena aku sudah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Vampire
VampireDidunia ini kaum manusia membentuk organisasi untuk melawan musuh alami manusia, yaitu kaum vampire. Didunia pun terdapat kekuatan yang akan mengubah kehidupan seorang gadis biasa. "Selamat pagi, Ryota" "Pagi..." ****