Bab 15

883 46 1
                                    


Hoi hoi hoi
Saya kembali, semoga chapter ini gk aneh. Hehehe

Happy Reading!

Ryota masih termenung didalam rumah itu. Di rumah ini sama sekali tidak ada benda tajam yang bisa dia pakai untuk melindungi dirinya jika dalam keadaan mendesak.

Bagaimana ini?! Kak Koji tolong aku, batin Ryota.

Rydia masih belum kembali dan waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

Ryota berdiri dari posisi duduk nya dan kembali mencoba mencari benda tajam sekali lagi.

****

"Hah? Goa batu?" Tanya Koji bingung.

"Kau yakin Ryota ada di sini?" Lanjut nya sambil memandang Sebastian dan goa batu itu bergantian.

"Iya. Aku masih bisa mencium bau Ryota disini walaupun samar samar," kata Sebastian sambil memandang bagian dalam goa.

"Ayo masuk," ajak Sebastian.

****

"Aku tinggal bibi sekarang atau menunggu nya sadar ya?" Kata Dina bimbang.

Setelah membaringkan Ibu Koji di kasur nya, Dina bingung mau meninggalkan nya sekarang atau menunggu Ibu Koji sadar.

"Tapi kalau aku terlalu lama disini Koji dan Sebastian akan ke kurangan orang," kata Dina lagi. Dia memandang Ibu koji yang masih terpejam dan memutuskan untuk pergi dari sana.

Dina membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu, tangan nya hendak memegang gagang pintu saat sebuah suara menghentikannya.

"Dina.... tunggu dulu," kata suara itu lemah.

****

Koji dan Sebastian masih berjalan menyusuri goa itu. Koji hanya bisa memegang pundak Sebastian di karenakan tidak ada secercah pun cahaya di dalam goa ini.

"Kita sampai," kata Sebastian tiba tiba dan menghentikan langkah nya.

"Kita dimana? Disini gelap sekali," kata Koji sambil meraba raba kedepan.

"Kita ada di depan pintu masuk nya,"

"Mana? Oh ini? Tapi ini hanya tembok batu," kata Koji sambil meraba raba tembok batu tadi.

Tanpa Koji lihat, Sebastian meletakkan tangannya di tembok itu dan memejamkan matanya.

****

Sebastian POV

Aku harus cari dimana Ryota, aku sangat yakin dia ada didalam. Batin ku.

Aku pun memejamkan mata dan mulai menggunakan kemampuan ku.

Aku bisa melihat bagian seberang dari tempat kami berdiri. Aku melihat banyak rumah rumah dan.... hewan menjijikan itu.

Mereka ada banyak! Ini sungguh diluar dugaan ku.

Ku kira jumlah mereka tinggal sedikit, ternyata masih ada puluhan atau mungkin ada seratus werewolf.

Aku mulai memperjauh jangkauan pengelihatan ku.

Ah muak sekali melihat mereka terus. Kepala ku mulai pusing, jadi aku memutuskan menghentikan pencarian.

Aku membuka mataku perlahan dan rasanya kepalaku masih pusing.

Ternyata aku belum menguasai kemampuan itu, sial!

Aku pun menengokkan kepala ku kearah kanan dan melihat Koji yang menurut ku bodoh ini.

****

"Hei sedang apa kau?" Tanya Sebastian pada Koji.

Koji yang sebelumnya masih meraba raba tembok batu itu,langsung berhenti dan menengok ke kanan.

"Aku hanya mencari saklar ataupun cara untuk bisa masuk ke sana," kata Koji.

"Hei aku disini, di kiri mu!" Kata Sebastian kesal.

Koji memutar arah dan menengok ke kiri, "oh maaf habis disini sangat gelap,"

"Lalu.... bagaimana kita ketempat Ryota? Kau tahu di mana adik ku?" Lanjut Koji.

"Ya. Sekarang bagi aku darah mu," kata Sebastian tiba tiba. Koji terkejut dengan perkataan Sebastian dan segera memegang pedang peraknya erat.

****

"Jadi kalian sudah menemukan puteri ku. Lalu.... bagaimana keadaannya?" Tanya Ibu Koji lemah.

Dina duduk dikursi kecil, disampinh ranjang Ibu Koji berbaring.

"Kami belum tahu bibi, Ryota berada ditempat para werewolf itu," kata Dina.

Ibu Koji menampakkan raut khawatir, "ya tuhan! Bagaimana ini? Tolong kalian selamatkan Ryota,"

"Tenang saja Bibi kami akan berusa sekuat tenaga dan membawa Ryota kembali kesini hidup hidup," kata Dina sambil menggenggam tangan Ibu Koji yang masih terbaring.

Ibu Koji tampak memeberikan tatapan penuh harapan.

****

To Be Continue

Foto yg diatas itu cuma iseng masukin. Kelas 9C.

Coba tebak aku yg mana?

My Special VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang