"Bagaimana kalau aku saja yang merebut kalung itu?" Kata Ryota yang membuat Dina, Koji dan lainnya memandang kearahnya."Tidak. Kau tidak boleh melakukan itu serahlan saja pada kami," kata Koji yang tentunya tidak setuju.
"Benar. Serahkan saja pada kami. Itu terlalu berbahaya," tambah Sebastian.
"Tapi bagaimana kalau kalian semua tidak bisa memegang kalung itu dan hanya aku saja yang bisa?"
"Pasti bisa dan itu bukan dirimu Ryota!"
'Gawat Kak Koji sudah benar benar marah. Tapi jangan menyerah dulu,' batin Ryota menyemangati.
"Kalian bicarakan lah dulu. Dia akan menyerang lagi. Bersiaplah yang lain," kata Sebastian.
"Apa pun keputusan yang kau ambil, aku akan mendukung mu," kata Sebastian yang setelahnya dia kembali bertarung.
****
"Kak aku akan tetap maju apapun resikonya. Aku tidak mau hanya duduk disini dan memperhatikan kalian berjuang. Aku juga ingin ikut. Kalau kita gagal disini seluruh orang yang ada didunia ini pasti akan kesusahan dan menderita. Kita harus menghentikan ini jangan sampai ada orang lain yang terluka. Tolong mengertilah kak," pinta Ryota.
Sementara Koji tampak memikirkannnya. Dia akhirnya menyerah. Apa yang dikatakan Ryota memang ada benarnya.
"Baiklah kau yang akan merebut kalung itu, dengan catatan kau harus dibawah perlindungan kami dan juga kau harus bisa menjaga dirimu," kata Koji. Dia pun memberikan belati perak dengan ukiran kuno disepanjang pegangan belati itu. Di ujung pegangannya juga terdapat permata berwarna biru muda.
"Cantiknya. Ini buat ku kak?" Tanya Ryota.
Koji mengangguk, "ya. Dan kau harus menjaganya. Itu benda yang berharga bagi keluarga kita,"
"Baiklah sekarang saat nya kita tampil," kata Dina yang membuat segel dan masuk kedalam bersama Ryota.
****
"Minggiiir!" Kata Koji yang datang dari belakang Sebastian dengan pedang yang siap menusuk apa saja didepannya.
TRAASH.
Pedang itu berhasil mendarat di perut Aquila. Tapi Aquila tidak tinggal diam. Dia menarik pedang itu dan melemparkan Koji ke Sebastian yang pada saat bersamaan datang kearahnya.Mereka berdua kembali terlempar. Detik berikutnya, Calypso memberikan cakaran secara bertubi tubi.
Aquila menghindarinya dan memberikan serangan dengan tombaknya.
"Aakhh," Calypso mengerang saat salah satu panah perak itu menggores kedua lengan atasnya.
Dia mundur dan memegangi lukanya.
"Sial. Lukanya tidak mau menutup," kata Calypso.
Dibelakang Aquila, Dina dan Ryota muncul dan memberikan serangan dadakan. Aquila yang lengah akhirnya berhasil masuk kedalam perangkap Dina. Dia terkunci dalam lingkaran segel dikakinya.
Ryota dengan mudah mengambil kaluang itu dak benar saja, tidak terjadi apa pun dengan dirinya saat menyentuh kalung itu.
Aquila yang tidak terima pun, segera memberontak dan terlepas dari segel itu. Beruntung Ryota dan Dina sudah masuk kembali kedalam segel.
****
"Kami mendapatkannya, tapi kenapa tidak terjadi apa apa pada Aquila itu?" Tanya Ryota.
Mereka pun berkumpul kembali. Sebastian dan Koji pun sudah disana.
"Jangan melihat ku, ini memalukan," kata Koji sambil memasang ekspresi kesalnya.
"Tapi kenapa kakak bisa digendong Sebastian?" Tanya Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Vampire
VampireDidunia ini kaum manusia membentuk organisasi untuk melawan musuh alami manusia, yaitu kaum vampire. Didunia pun terdapat kekuatan yang akan mengubah kehidupan seorang gadis biasa. "Selamat pagi, Ryota" "Pagi..." ****