Ketemu lagi dengan Cam3li4. Terimakasih yang udah vote, comment dan baca.
Happy reading~
****Ryota panik. Sebastian tetap saja melangkahkan kakinya lebih dekat dengan Ryota. Ryota terus mundur sampai punggung nya menyentuh dinding yang ada dibelakangnya.
"Ryota," panggil Sebastian.
"Jangan mendekat!" Sebastian diam lalu menghela nafas. Tangannya terangkat ingin menggapan Ryota. Ryota makin panik dan ketakutan.
"Ryo-" perkataan Sebastian terpotong oleh perkataan Ryota.
"Jangan bergerak! Ku kira selama ini kita berteman dengan tulus, ternyata kamu cuma mau kekuatan yang ada ditubuh ku!!" Teriak Ryota. Perlahan tapi pasti air mata mulai turun dari mata bulatnya.
"Rydia juga, kamu, Meiji, Calypso, mereka sama saja!! Kak Kojii," kata Ryota berteriak. Kini Ryota berjongkok sambil menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan nya.
Sebastian mendekatinya. "Aku gak akan pernah mencelakai kamu, Ryo" kata Sebastian yang sudah berjongkok didepan Ryota.
Ryota masih menangis. Kak Koji, kak Koji, kak Koji. Panggil Ryota dalam hati.
****
Sementara ditengah hutan yang lebat. Dina dan Koji sedang bersembunyi dibalik semak semak sambil mengawasi sebuah rumah."Din, kamu yakin disini tempat mereka?" Tanya Koji. Dina mengangguk.
"Kalau beg-" perkataan Koji terpotong saat dia mendengar suara Ryota yang memanggilnya.
Kak Koji, kak Koji, kak Koji.
"Kalau beg apa?" Tanya Dina bingung.
"Dina, Ryota barusan manggil aku. Mungkin dia dalam bahaya, ayo kita pergi dari sini," kata Koji. Dina mengangguk.
Dina pun membuat segel diudara lalu terlihat sebuah cahaya yang berbentuk lingkaran.
"Ayo kak masuk," kata Dina sambil melompat masuk kedalam lingkaran segel yang dibuatnya tadi. Tanpa membuang waktu lagi, Koji mengikuti Dina masuk kedalam lingkaran segel tadi.
****
Ryota dan Sebastian masih dalam posisi yang sama. Kini Ryota tak menangis lagi. Mereka hanya saling diam.
Tiba tiba dari kiri Ryota muncul segel lingkaran. Dari segel itu Koji dan Dina keluar.
Segera Koji dan Dina berdiri didepan Ryota dan menyerang Sebastian agar cowo itu menjauh dari Ryota.
"Ryota kamu gak apa apa kan?" Tanya Dina sementara Koji mempertahankan sikap waspadanya.
Ryota mengangkat kepalanya lalu tersenyum melihat siapa yang datang.
"Dinaaa syukurlah kalian datang. Aku baik baik saja," kata Ryota.
"Sebastian!" Teriak Koji. Koji pun langsung menyerang Sebastian dengan membuat segel lalu mengarahkannya kearah Sebastian. Dengan mudah Sebastian menghindar.
"Jangan membuat keributan disini Koji," Koji tampak terkejut mendengar suara itu.
"Lama tak jumpa ya... Koji," suara seorang gadis yang berasal dari atas mereka. Mereka pun mendongakkan kepala mereka keatas. Terlihat seorang gadis dan pria sedang menuruni tangga menuju tempat mereka.
Koji terlihat kesal saat melihat gadis itu."Meiji,"
Gadis tadi tersenyum lalu berdiri dibelakang Sebastian bersama pria tadi.
"Kak Koji mengenal Meiji?" Tanya Ryota sambil berdiri dari posisi jongkok nya.
"Kau sudah berkembang pesat Koji," kata Meiji sambil tersenyum sinis.
"Diam lah! Kali ini tak kan ku lepaskan kau," kata Koji geram.
"Bahkan kau bisa mengelabui penciuman Calypso yang tajam," kata Meiji lagi. Koji mengatupkan rahangnya. Saat Koji hendak menyerang, dengan cepat Ryota menahan tangannya.
"Kak jangan, ini masih disekolah. Kita tidak boleh merusak fasilitas sekolah," kata Ryota menenangkan. Koji menarik napas nya lalu dihembuskan berusaha mengontrol emosinya.
"Adik mu ternyata pintar, kau harusnya bangga," kata Meiji lagi.
"Bisakah kau diam gadis tua?" Kata Dina geram. Meiji tampak terpancing emosinya.
"Mei sudah lah. Kita kesini hanya untuk bicara saja dengan Sebastian dan itu sudah selesai, lebih baik kita pergi," kata Calypso.
Tak lama Calypso dan Meiji menghilang seperti angin. Tinggal lah Sebastian bersama Dina, Koji dan Ryota.
"Ryota.... seperti yang kukatakan tadi aku tidak akan mencelakai mu. Aku akan melindungimu dengan cara ku sendiri," kata Sebastian sambil memandang Ryota yang ada dalam perlindungan Koji dan Dina.
"Pikirkan lah kembali, jangan sampai kau melangkah kejalan yang salah," kata Sebastian dan tiba tiba menghilang seperti angin.
****
"Ryota kamu ingat kan ritual yang pernah kulakukan padamu?" Tanya Koji. Ryota mengangguk.
"Ritual itu untuk menyamarkan aroma kekuatan itu dan mengubah bau tubuhmu sperti manusia biasa," jelas Koji. Ryota dan Dina mangangguk paham.
"Dan Meiji?" Tanya Dina penasaran.
"Dulu dia hampir membunuhku saat aku akan memusnahkannya, dia melarikan diri," Ryota dan Dina mengangguk lagi.
"Sudahlah lebih baik kita istirahat besok kita masih sekolah loh," kata Koji sambil berdiri dari posisi duduk nya dan berjalan kearah kamar tidurnya. Ryota dan Dina pun menuju kamar masing masing.
Hari ini Dina menginap dirumah Ryota dengan dalih ingin menjaga Ryota juga.
****
Malam semakin larut, tapi Ryota sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Dia masih memikirkan tawaran Rydia. Batas waktunya tinggal dua hari lagi.Aku harus menyelamatkan ibu, tapi jika kekuatan ini jatuh ke tangan mereka pasti akan terjadi bencana. Besok.... dan lusa adalah hari terakhir.
Ryota masih saja terjaga sampai pukul dua pagi.
****
"Pagi, Haaaah" kata Ryota ditambah dengan acara menguap nya.
"Ryota cepat sarapan kamu terlambat bangun kami akan menunggu di depan," kata Koji sambil berlalu ruang tamu.
Ryota menyantap roti selainya dengan rasa kantuk.
Sepuluh menit kemudian Koji, Dina dan Ryota berangkat kesekolah.
****
Ryota masuk kekelas nya bersama Dina. Ryota mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan ini dan tatapannya terkunci pada sosok Sebastian yang sedang menulis sesuatu.
"Ryo aku ada disini jadi kau tenang saja," kata Dina yang tahu gelagat Ryota. Ryota mengangguk.
Mereka pun berjalan kearah tempat duduk mereka. Tanpa Ryota sadari, dari tempat duduknya, Sebastian, memerhatikan Ryota.
****
Ryota, Dina dan Koji berjalan bersama menuju kantin sekolah saat jam istirahat."Dina, Ryota kalian duluan saja aku mau ke toilet dulu," kata Koji. Ryota dan Dina mengangguk dan melanjutkan perjalanan ke kantin.
"Din kamu mau makan apa hari ini?" Tanya Ryota. Dina mengusap dagunya, berfikir.
"Aku makan roti saja lah," Dina mengambil dua roti lalu membayarnya. Ryota juga mengambik dua roti dan membayarnya.
"Ryo, kamu duluan saja keatap nya aku mau beli sesuatu," kata Dina lalu menyerbu salah satu conter yang menjual minuman yang terlihat sangat ramai.
Ryota menghela nafasnya dan dia pun berjalan menuju atap sekolah. Semoga saja atap sekolah sepi!
****
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Vampire
VampireDidunia ini kaum manusia membentuk organisasi untuk melawan musuh alami manusia, yaitu kaum vampire. Didunia pun terdapat kekuatan yang akan mengubah kehidupan seorang gadis biasa. "Selamat pagi, Ryota" "Pagi..." ****