Bab 12

946 51 1
                                    

Ryota terus mencoba memejamkan matanya,tapi tetap saja dirinya tidak bisa lelap. Pikirannya sekarang sedang kacau.

Dia memikirkan kejadian tadi siang dan besok dia harus menentukan pilihan.

"Aku harus tidur, besok pagi akan ku pikirkan lagi," kata Ryota mencoba memejamkan matanya. Tapi sama saja, dia kembali terjaga. Ryota melirik jam dinding dikamarnya. Jam sebelas malam.

"Mungkin menghirup udara segar bisa membuag ku tertidur," kata Ryota sambil duduk dari tidurnya.

Ryota berjalan ke pintu utama rumahnya. Dia membuka pintu dan keluar dari rumah duduk dibangku yang ada diteras rumahnya.

"Hah.... dingin juga ternyata," kata Ryota setelah dia duduk disalah satu bangku.

Ryota memandang halaman nya dan jalanan yang ada didepan rumahnya yang terlihat sangat sepi. Ryota terus saja memandang kedepan.

Tiba tiba dia melihat sesuatu melintas didepan rumahnya.

"Apa itu?" Kata Ryota kaget. Ryota berdiri dan berjalan sampai depan pagar rumahnya. Ryota melihat keadaan dijalanan. Sepi. Ryota masih melihat jalanan itu.

Tiba tiba tangan Ryota membuka pagar rumah nya. Dia keluar dari halaman rumahnya itu, berdiri didepan pagar rumah bagian luar.

Tiba tiba muncul sosok seorang pria berdiri didepan Ryota. Sosok itu tersenyum pada Ryota. Tatapan mata Ryota masih kosong. Sosok tadi mengangkat tangannya lalu meletakkan telunjuknya pada kening Ryota. Sosok tadi memejamkan mata lalu dia membaca sebuah mantra. Cahaya kecil terlihat didekitar ujung jari telunjuk si pria.

Tak lama setelah cahaya itu hilang, sosok tadi memvuka mata dan menurunkan tangannya. Dia memandang Ryota dan tersenyum. Sosok tadi menghilang dalam sekejap seperti angin.

Dengan sendirinya Ryota masuk kembali kedalam rumahnya dan langsung pergi menuju kamarnya. Setelah sampai Ryota langsung membaringkan badannya dan memejamkan matanya.

****
Pagi ini Ryota kembali berangkat sekolah bersama Dina dan Koji.

"Ryo kamu sudah selesai mengerjakan pr pagi ini belum?" Tanya Dina.

"Kau pasti minta contekan, iya kan?" Tanya Ryota mendengus malas.

"Hehehe tahu aja. Liat ya nanti, aku sama sekali gak ngerti. Ya... mau ya?" Kata Dina memelas.

"Iya deh iya," kata Ryota sambil tersenyum. Dia sudah sering mendapatkan permintaan seperti ini.

Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam. Sampai Ryota membuka suara.

"Kak apa yang akan kakak lakukan untuk menyelamatkan ibu?" Tanya Ryota serius.

"Apa pun akan kakak lakukan demi menyelamatkan ibu. Akhir akhir ini aku dan Dina sudah menemukan markas para werewolf, sepertinya," kata Koji sambil menatap Ryota.

"Apa pun? Walaupun harus nyawa kakak yang dipertaruhkan?" Tanya Ryota lagi. Koji mengangguk.

"Ya. Tapi kenapa kau menayakan hal ini? Serahkan saja pada kakak mu ini, ibu pasti selamat," kata Koji sambil mengelus puncak kepala Ryota.

Ryota menunduk. Dia memikirkan perkataan Koji.

Tekat ku sudah bulat! Batin Ryota yakin.

****

Waktu istirahat tiba, Ryota mulai mencari Rydia, Seoirse ataupun Mr. Agame.

Untung saja tadi dia bisa lolos dari Dina untuk sementara waktu. Ryota berjalan menuju ruang guru, dia mencari Mr. Agame.

Tok.... tok.... tok...
Ryota mengetuk pintu ruang guru, setelahnya dia masuk dan mencari keberadaan Mr. Agame. Dan pandangannya terhebti pada meja Mr. Agame.

"Permisi Mr. Agame boleh bicara sebentar?" Tanya Ryota sopan. Mr. Agame tersenyum penuh arti pada Ryota.

"Tentu saja Ryo, sudah ku duga kau pasti akan datang," kata Mr. Agame. Mr. Agame berdiri dari duduk nya dan keluar dari ruang guru. Ryota mengikuti Mr. Agame dari belakang.

****
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan.... Ryota?" Tanya Mr. Agame.

Ryota dan Mr. Agame ada dihalaman brlakang sekolah yang memang selalu sepi.

"Aku akan menyerahkan diri, tapi tidak sekarang. Setelah pulang sekolah aku akan ikut kalian," kata Ryota tenang.

Mr. Agame tersenyum, "pilihan yang bagus Ryo. Baiklah nanti setelah sekolah berakhir Rydia akan menjemputmu,"

"Ok. Tapi kalian tidak lupa dengan janji kalian kan? Bahwa kalian akan melepaskan ibu ku," tanya Ryota.

"Tentu saja manis, kami memegang teguh janji kami. Jadi, kau tidak usah khawatir. Baiklah lima menit lagi jam istirahat akan berakhir, sebaiknya kau kembalilah kekelas mu," kata Mr. Agame. Ryota mengangguk lalu pergi dari sana.

****

"Ryoooo.... kau dari mana saja sih! Aku mencari mu dari tadi," kata Dina saat Ryota baru saja sampai dikelas nya.

"Aku hanya mengelilingi sekolah saja," kata Ryota berbohong.

"Sudah lah itu tidak penting," lanjut nya.

Ryota memandang Sebastian dari tempat duduknya. Sebastian ada didepan nya berbeda satu bangku dan satu baris dari tempatnya. Dia masih terbayang kejadian kemarin.

Gak.... gak mungkin. Sebastian meluk aku hanya untuk menenangkan ku saja, lagi pula dia kan Vampire. Aku harus jaga jarak dari nya, batin Ryota.

Seorang guru masuk ke kelasnya dan pelajaran selanjutnya pun dimulai.

****

Ryota memasukkan buku dan alat tulisnya kedalam tas. Pelajaran hari ini sudah selesai.

Aku harus cari alasan agar bisa menemui Rydia sendirian, ayo pikir pikir. Batin Ryota. Tapi sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada Ryota.

"Ryo cepat lah," kata Dina terburu buru.

"Iya iya sebentar lagi selesai, emang kenapa sih kok kamu buru buru banget Din?" Tanya Ryota.

"Aku mau ke toilet, cepet!" Kata Dina lagi.

"Kalau gitu kamu duluan aja. Nanti aku nyusul kok, dari pada ditahan. Gih sana," kata Ryota. Dia berharap semoga Dina mau pergi.

"Yaudah deh tapi kamu nyusul ya," kata Dina sambil berlari menuju toilet yang jarak nya agak jauh dari kelas Ryota.

"Maaf Din aku gak bisa jawab," kata Ryota lalu segera keluar dari kelasnya dan menuju gerbang depan.

****
"Ryota," panggil Rydia yang sudah ada didepan gerbang sekolah. Ryota melihat sebuah mobil disamping Rydia dan segera menghampiri Rydia.

"Masuklah," kata Rydia lagi. Ryoya agak ragu, dia melihat kedalam mobil yang sudah ada Seoirse dibangku kemudi.

"Masuklah kita tak punya waktu banyak," kata Rydia lagi. Akhirmya Ryota masuk ke dalam mobil. Dia duduk dibangku belakang, sedangkan Rydia duduk dibangku penumpang sebelah pengemudi.

"Baiklah kita berangkat," kata Seoirse. Pintu mobil terkunci secara otomatis. Perasaan Ryota menjadi tidak enak, tapi dia segera menepis jauh jauh perasaan itu.

****
To Be  Continue

Hello... ketemu lagi dengan Cam3li4. Terimakasih yang masih mau menemani saya sampai chapter ini. Terimakasih banyak untuk vote nya. Semoga kalian tidak bosan untuk menunggu kelanjutan dan membacanya ya....

My Special VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang