Cry, In My Heart

263 29 3
                                        

Kelulusan angkatan Jungkook dan Jihyun akan segera datang, para murid sibuk akan membicarakan perpisahan atau pesta kelulusan.

Akan tetapi Jungkook masih saja mengejar Jihyun agar gadis itu memaafkan atas apa yang ia lakukan pada Jihyun di Namsan.

Sebentar lagi ulang tahun Jihyun akan di mulai lagi.

"Berhentilah memohon seperti orang gila Kookie." ejek Jihyun yang sudah mulai lelah karena Jungkook

Lelaki itu tidak mau berhenti, ia terus memohon pada Jihyun, tetapi Jihyun terus berkata jika ia baik - baik saja tetapi Jihyun terlihat sangat dingin padanya.

"Aku akan membayar semua makanan yang kau inginkan, ayolah maafkan aku Jihyun-ah, kau sangat cantik jika kau memaafkanku.."

Jihyun berhenti berjalan, ia menatap Jungkook dengan bosan dan jengah.

"Kookie, aku baik - baik saja, sudahlah jangan kau fikirkan terus, aku pusing mendengarnya."

"Aku tau kau pusing tapi kau bersikap sangat dingin padaku Jihyun-ah."

Gadis itu mendengus, ia berjalan mendahului Jungkook, lagi - lagi lelaki itu mengejarnya dan menghampirinya serta memohon.

Tiba - tiba kaki Jihyun tidak bisa bergerak dan menjadi sangat lemas hingga membuatnya jatuh terduduk.
Jungkook terkejut, untung saja ia memegangi lengan Jihyun.

"Me-menjauh!"

Jihyun mendorong Jungkook agar menjauh darinya, Jihyun berusaha berdiri namun kakinya terasa tidak berfungsi hingga ia terjatuh lagi.
Jungkook benar - benar khawatir, tanpa diminta ia menggendong Jihyun menuju ruang kesehatan.

Selyoung sedang mengobrol dengan teman - temannya tak sengaja melihat Jungkook sedang menggendong Jihyun.

Sepanjang perjalanan menuju ruang kesehatan, Jihyun terus mengumpat dan memarahi Jungkook serta meminta turun tetapi berkali - kali pula Jungkook membalas ucapannya.

****

Yoongi menatap puas kepada dua tabungan miliknya, ia sudah membagi uang kerjanya, lebih memilih menabung uang itu daripada membeli sesuatu yang ia inginkan.

Mengingat jika Jihyun sedang sakit dan butuh obat, mengingat jika sebentar lagi ulang tahun Jihyun, membuat Yoongi tidak bisa tenang.

Ia juga mengingat bahwa ia tidak pernah membelikan Jihyun hadiah apapun pada ulang tahun Jihyun tahun lalu ataupun sebelum - sebelumnya.
Karena itu sekarang ia begitu bekerja keras.

Lelaki itu mengambil mantel miliknya, ia berjalan keluar dari kamar dan tak sengaja melihat Ayah Jihyun hendak berangkat bekerja.

"Paman ingin berangkat bekerja?" tanya Yoongi

Lelaki tersebut tersenyum ramah pada Yoongi.

"Sebentar lagi ulang tahun Jihyun yang ke 19, aku juga harus bekerja keras."

Yoongi ikut tersenyum senang, jika saja Jihyun bisa melihatnya, dua orang yang menyayanginya dengan tulus, berusaha untuknya setiap saat.
Andaikan gadis itu bisa merasakan perasaan tulus darinya.

Perasaan tulus antara perasaan sebagai seorang Kakak dan perasaan seorang lelaki kepada orang yang ia sukai.

Hanya Yoongi yang memilikinya.

"Kau ingin bekerja? Pagi sekali?" tanya Ayah Jihyun

Yoongi salah tingkah, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, wajahnya memerah karena bingung ingin menjelaskan.

"Sebenarnya aku ingin membelikan Jihyun sesuatu, jadi aku mencari pekerjaan lain sebagai tambahan." jawab Yoongi berupa gumaman

Ayah Jihyun tersenyum melihat Yoongi yang malu - malu, ia tau jika Yoongi tidak pernah menghadiahkan Jihyun apapun.
Dan sekarang lelaki itu bekerja sangat keras untuk memberikan Jihyun hadiah.

Winter RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang