Take Flight

222 24 3
                                        

Ketika mendapatkan telfon dari Ayah Jihyun bahwa saat ini Jihyun mengalami kambuh, buru - buru Jungkook datang.

Saat ia datang Min Yoongi langsung menghampirinya dan mencengkram kerahnya sekuat tenaga, Ayah Jihyun berusaha memisahkan mereka tetapi Yoongi justru semakin mendesak Jungkook.

"Lagi - lagi karenamu, lagi - lagi Jihyun seperti ini karenamu, kau... Enyahlah dari sini! Enyahlah dari kehidupan adikku!" bentak Yoongi

"Sudahlah Yoongi.. jangan seperti itu pada Jungkook, ini bukan salahnya."

Yoongi tetap tidak memperdulikan perkataan Ayah Jihyun, ia tetap mencengkram kerah Jungkook sekuat mungkin.

"Kau yang membuatnya menderita, kau yang sudah membuatnya menjadi seperti itu, aku takkan pernah memaafkanmu!"

Jungkook ikut mencengkram kerah Yoongi, ia mendorong Yoongi dan memukul wajahnya dengan hantaman kepalan tangannya.

Tak peduli seakan lupa pada Jong Shik, mereka berdua bertengkar saling adu pukul bahkan ketika suster dan beberapa orang rumah sakit memisahkan mereka.

Setelah beberapa saat akhirnya Dokter keluar dari ruangan dimana Jihyun dirawat, ia keluar dengan dengusan pelan.

"Dokter, bagaimana keadaan Jihyun?" tanya Jungkook

Dokter menggeleng kepalanya, mereka bertiga berlibat sangat terkejut, Jong Shik nyaris kehilangan keseimbangan jika saja Yoongi tidak menahan lengannya.

"Kerusakan sel otaknya semakin parah, pasien Kim Jihyun sudah tidak bisa menggerakkan kedua tangannya lagi."

Jungkook terbelalak, ia menatap Dokter didepannya dengan tidak percaya.

"Apa - apaan ini? Aku sudah membayarmu, mengapa kau tidak menolongnya?! Mengapa kau tidak berusaha menyembuhkannya lebih keras lagi!" seru Jungkook

Jungkook berusaha menahan emosinya, ia memukul dinding didekatnya berkali - kali dengan menahan teriakan.
Yoongi sudah lemas, duduk di kursi tunggu dengan kedua tangannya terkulai sementara Jong Shik sudah menangis sedari tadi.

****

Jihyun tersenyum senang sambil mengunyah apel yang di suapi oleh Yoongi, pagi hari yang indah ini, Jungkook belum datang.

"Ini lebih manis daripada yang kemarin, apa Oppa yang membelinya?" tanya Jihyun dengan senyuman

"Iya." jawab Yoongi murung

Jihyun masih tersenyum, berkali - kali ia mencoba menggerakkan tangannya tetapi kedua tangan itu tidak bisa digerakkan sama sekali.
Sepertinya ia benar - benar sudah kehilangan kemampuan mengendalikan tangannya lagi.

"Tunggu dulu, jam berapa sekarang? Oppa tidak bekerja?"

"Tidak."

Sekarang gadis itu hanya bisa menggerakkan lehernya dan punggungnya saja, Jong Shik sedari tadi ada diluar, tidak mampu untuk masuk dan melihat kondisi Jihyun yang amat menyedihkan.

Tetapi disaat seperti ini, Jihyun masih bisa tersenyum, ia bahkan masih bisa tertawa dan bahagia.
Justru itulah yang membuat Jong Shik semakin tersiksa.

22 tahun yang lalu, ketika Ibu Jihyun sudah tidak bisa melihat dan menggerakkan tangannya, ia melahirkan Jihyun.
Melahirkan gadis bertubuh mungil dengan senyum yang manis.

Gadis itu benar - benar mirip seperti Ibunya, melihat betapa menipunya senyum Jihyun mengingatkan Jong Shik pada istrinya yang telah tiada.

Sifatnya yang ceria, tingkahnya yang baik hati, benar - benar mirip seperti Ibunya, dan nantinya gadis itu akan pergi seperti Ibunya.

Winter RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang