Part 8 - Kemenangan?

22.5K 1.9K 15
                                    

Faby mengutuki ketololannya yang ikut bertaruh tanpa melihat situasi sekitarnya. Seharusnya dia berhati - hati saat memasang taruhannya agar tidak mencemari nama baik ibunya Lady Beatrix. Tapi bagaimana Faby bisa menduga bahwa seorang Earl of Hemington akan mengikutinya ke area ini dan mengambil lotre kemenangannya.

Lotre itu bukanlah untuknya. Dia hanya memasang lotre untuk pelayannya yang sedang membutuhkan uang menjelang pernikahan anaknya. Faby dapat mengetahui kuda mana yang akan menang hanya dengan menanyakan hasil pacuan lewat insting tajam kakaknya, Gabriella. Faby memasang taruhan dengan uang tak seberapa yang dimilikinya. Hasil kemenangannya hari ini pasti akan sangat membantu sang pelayan untuk melunasi mas kawin anaknya.

Sekarang Earl of Hemington mengambil dan menahan lotrenya. Faby terpaksa mencari cara lain untuk mendapatkan uang lain guna membantu pelayannya. Selama ini Faby dan kakaknya tidak pernah memegang uang tunai. Ibunya telah memberikan semua kebutuhan putrinya dan membuka rekening atas nama mereka untuk membeli apapun di semua toko terkemuka sepanjang jalan London. Karena itu saat Faby melihat adanya kesempatan untuk melipatgandakan uangnya yang tidak seberapa, Faby langsung mengambil kesempatan itu. Sekarang, bagaimana caranya membantu pelayan setianya itu?Pinjam dari ibunya? Tidak mungkin. Menjual perhiasannya? Ibu dan kakaknya akan mengetahuinya cepat atau lambat.

Agh...Kenapa si Earl mesum itu malah mengganggunya terus? Faby menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena memikirkan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.

Sepanjang pacuan Faby mengawasi gerak gerik Earl of Hemington. Mencari kelemahan musuhnya itu untuk membalikkan keadaannya yang saat ini berada di dekat garis kekalahan. Semakin lama Faby memperhatikan sang Earl yang dilihatnya hanya tingkah mesum Hemington dengan Lady Sybill. Seandainya saat ini bukanlah pacuan yang ramai, Faby pasti akan melempar payung ditangannya ke arah pasangan terlarang itu. Faby memegang erat payung hingga tangannya memutih sambil terus melihat gerak gerik Earl of Hemington.

Deg! Faby kepergok sedang memperhatikan Earl of Hemington oleh orangnya sendiri. Mata mereka bertemu pandang sebentar namun mampu membuat Faby merasakan hal aneh. Sesaat kemudian, Hemington tersenyum miring mengejek ke arahnya sambil melambaikan kertas lotre di tangannya. Rasa kesal langsung membanjiri Faby. Sang Earl sedang bermain - main dengan dengannya seperti anak kecil.

***

Hemington sadar sepasang mata mengawasinya dengan sangat intens selama pacuan. Mata dengan tatapan tajam itu pasti milik Faby. Sejak sadar sedang di awasi, Earl berusaha bersikap biasa namun antusias untuk melihat aksi apalagi yang akan dilakukan si kucing kecil untuk membalikkan keadaan mereka. Mungkin gadis kecil itu akan mulai mencari kesalahannya untuk memperoleh kembali lotrenya?

Earl tidak peduli dengan lotre ditangannya. Tidak ada niatnya untuk mencampuri urusan Fabiella dengan memberikan lotre itu kepada Lady Beatrix. Kesenangan dapat memegang kendali si kucing kecil membuatnya mengeluarkan ancaman yang bisa dikatakan bukan sikap seorang gentlement.

Hemington tidak ambil pusing, yang pasti dia merasa senang saat ini. Saat Hemington mulai memberikan perhatiannya kepada Lady Sybill, dapat dipastikan mata biru Faby se

makin intens mengawasinya menunjukkan ketidaksukaan yang jelas. Yah, kali ini si kucing kecil tidak dapat melemparkan apapun kepadanya seperti kemarin malam. Faby harus menjaga sopan santunnya di depan ibunya dan khalayak ramai sebagai seorang bangsawan.

Saat Hemington tidak tahan lagi untuk melihat reaksi Faby terhadap kemesraannya dengan Lady Sybill, Earl memutuskan untuk memergoki Faby yang sedang mengawasinya.

Deg! Earl melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya, memandang mata biru itu kembali membuatnya sejenak lupa apa yang terjadi di sekitarnya. Dunianya hanya dipenuhi kilau sinar mata penuh kemarahan. Earl memutuskan mantra apapun yang membuatnya melenceng dari tujuannya untuk mengalahkan Faby. Dilambaikannya kembali lotre kemenangan milik Faby. Bukan, ini lotre kemenangan miliknya. Lotre yang mampu menundukkan gadis kecil nakal yang bernama Faby. Senyum senang mewarnai wajah Hemington saat melihat Faby menahan rasa kesalnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum senang, my lord?" tanya Lady Sybill membuyarkan pikirannya.

"Ah, aku senang karena memilikimu disampingku, my lady." ujar Hemington memberikan senyum playboynya. Ah ini hari yang indah, pikir Hemington lagi.

***

Pacuan selesai dengan lancar. Para tamu kembali ke rumah Lady Beatrix untuk bersiap menghadiri pesta dansa kemenangan malam ini. Para lady bersiap dengan dandanan dan gaun terbaik. Pesta dansa dimulai. Semua orang bercengkrama dan berdansa dengan pasangannya masing - masing. Namun Earl of Hemington hanya diam menikmati minuman dan melihat pertunjukan dansa yang sedang berlangsung di tengah hall.

"Kenapa kita tidak turun untuk berdansa, my lord?" Rajuk Lady Sybill yang telah menunggu Earl of Hemington untuk berdansa bersamanya. Berdansa dengan Earl of Hemington adalah suatu kehormatan paling besar bagi semua lady. Lady Sybill menginginkan kehormatan itu.

Lady Sybill sudah lama menantikan pesta meriah seperti ini. Selama ini Lady Sybill lebih banyak tinggal di rumah peristirahatan desa karena tuntutan suaminya yang pecemburu dan ingin meninggalkan kehidupan london yang meriah. Lady Sybill terpaksa mengikuti perintah suaminya dan hanya sesekali mengikuti pesta kecil dilingkungan rumahnya sambil mendengar berbagai gosip hangat di London.

Lady sybill sangat bahagia saat mendapatkan undangan menginap dan berpesta di rumah peristirahatan Lady Beatrix yang kebetulan bertepatan dengan kepergian suaminya ke luar kota . Saat membaca nama Earl of Hemington sebagai salah satu undangan, Lady Sybill sangat menantikan pertemuan mereka. Lady Sybill telah banyak mendengar tentang ketampanan dan kemasyuran nama Hemington. Semua pria ingin berteman dengannya dan semua lady ingin dekat dengannya. Semua wanita yang dekat dengan sang Earl akan menjadi perbincangan hangat dan membuat iri lady lainnya. Hal ini membuat Lady Sybill semakin gencar mendekati sang Earl.

Lady Sybill telah mendengar tentang pertunangan sang Earl namun tidak memperdulikannya karena dia telah jatuh hati kepada Earl tampan tersebut. Usahanya tidak sia- sia dan mendapat sambutan hangat kemarin malam, namun kemesraaan yang ingin dicecapnya bersama Earl of Hemington masih belum tercapai akibat gangguan lemparan batu yang mengganggu mereka.

Lady Sybill sudah beberapa kali bertanya tentang pelaku yang mengganggu kemesraan mereka namun Earl of Hemington hanya diam sambil menggeretakkan giginya. Lady Sybilll akan mencoba merealisasikan hasratnya untuk menjadi kekasih sang Earl malam ini. Namun sejak tadi sikap sang Earl sangat cuek, pikiran Hemington seakan berada di tempat lain.

"Ayolah my lord, aku ingin berdekatan denganmu dengan berdansa berdua." Ujar Lady Sybill sambil bergelayut manja dilengan sang Earl.

Earl of Hemington hanya diam tidak berminat dan membiarkan saja saat Lady Sybill pergi untuk berdansa dengan pria lainnya.

Hemington berdiri tenang di pinggir ruangan, namun matanya tak pernah berhenti melihat pintu masuk ruangan mencari seseorang. Mencari sosok seorang gadis kecil yang kini berada dibawah perintahnya. Lotre kemenangan masih tersimpan rapi di saku bajunya menunggu waktu yang tepat untuk menundukkan harga diri kucing kecil yang telah membuat hatinya kesal sejak awal pacuan.

Lady Beatrix terlihat memasuki ruangan bersama putri bungsunya. Akhirnya! Earl tersenyum sejenak dan mendekati Lady Beatrix pemilik pesta terbaik malam ini.

Perfect EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang