Part 10 - Waltz Dance 2

22.3K 1.9K 18
                                    

Faby mengutuk ketidakberuntungannya hari ini. Sejak awal pesta dansa dia telah bertekad untuk mengawasi kakaknya, Gabriella dan Lord of Sherington. Dia tidak mau ada kedekatan apapun antara kakaknya dengan lord pemabuk itu. Sejak awal kakaknya tidak terlihat di pesta dan Lord of Sherington entah dimana. Sejenak Faby merasa lega, yang penting dia harus mengikuti ibunya untuk melihat gerak gerik ibunya lebih lanjut.

"Apa yang kau lakukan dengan hanya terus mengekoriku Faby? Berdansalah. Aku akan menyuruh kakakmu agar bisa ikut meramaikan pesta ini juga." Ucap Lady Beatrix yang heran dengan tingkah laku Faby yang mengikutinya sejak awal pesta dansa.

"Aku sedang ingin bersamamu mama." ucap Faby asal. Dia melihat gelagat aneh ibunya sejak awal pesta dan ingin memastikan tidak terjadi hal buruk apapun karena ambisi aneh ibunya untuk memiliki menantu Lord of Sherington.

"Kuingatkan dirimu untuk bertindak sopan kepada semua tamu kita Faby, pesta ini membawa nama baik keluarga kita. Bila ada satu saja tamu yang mengeluh karena ulahmu, aku tidak akan segan - segan menghukummu Fabiella!" Tegas ibunya yang melihat gelagat aneh pada gadis tomboynya.

"Iya ma, tenanglah." Jawab Faby asal.

Saat Faby dan ibunya memasuki ruang dansa, muncullah Earl Mesum yang telah memegang lotre kemenangannya. Salah, lotre kelemahannya! Faby hanya dapat diam seperti orang gagu saat diperkenalkan dengan Earl of Hemington oleh ibunya. Akting sang lord tidak kalah bagusnya.

Saat Hemington meminta ibunya untuk berdansa dengannya, dengan senang hati ibunya menolak dan menyodorkan dirinya untuk berdansa dengan Earl mesum. Bagaimana dia bisa melaksanakan misi untuk mengawasi ibunya bila dia harus menghadapi musuh terbesarnya disaat bersamaan? di lantai dansa?

Semua kacau sejak awal pacuan. Sang earl mesum terlihat senang dengan prospek berdansa dengan dirinya untuk menilai apakah dia bisa bersikap sopan layaknya seorang lady? Dosa apa yang Faby perbuat sehingga diserahkan ibunya ke tangan seorang Earl mesum.

Earl of Hemington terlihat senang dapat memulai misi agar Faby tunduk dibawah perintahnya. Faby melupakan sejenak rencana awal untuk mengawasi kakaknya dan fokus dengan tantangan sang Earl untuk berdansa waltz.

Faby mengerahkan seluruh kemampuannya untuk dansa waltznya kali ini. Faby telah mengikuti latihan yang keras dari guru dansa yang langsung didatangkan ibunya dari Wina untuk mempersiapkan debutnya dan kakaknya.

Earl of Hemington menggapit tangannya untuk memulai dansa mereka. Saat musik waltz mengalun, secara otomatis tubuhnya bergerak mengikuti irama musik yang mengalun lembut ditengah hall. Tubuh Faby telah lama hapal dengan gerakan 3/4 waltz dan mulai bergerak santai lemah gemulai. Sejenak Faby lupa dengan Earl mesum di depannya dan hanya menikmati musik dansa yang telah lama jadi musik favoritenya.

Ditengah dansanya, Faby tersadar kini Earl of Hemington terlihat diam sejak awal waltz. Faby menyelidik lebih jauh dan mencoba mengetahui penyebab reaksi diam Earl of Hemington dengan menatapnya langsung.

Deg! Faby baru sadar bahwa pria di depannya memiliki mata tajam dengan tambahan alis mata hitam yang tebal. Selama berbicara ataupun bertengkar dengan sang Earl, Faby tidak pernah memperhatikan detail rupa musuhnya ini. Mata Earl of Hemington merupakan salah satu daya tarik utama yang menambah ketampanan wajahnya.

Mata Hemington menatap Faby dengan intens dan membuat dirinya jengah dikedalaman warna coklat gelapnya. Faby tidak bisa melepaskan tatapannya dari Hemington. Ada ikatan tak terlihat terjalin perlahan saat mata mereka bertemu dengan jarak sedekat ini. Sebuah keheningan terjadi. Tubuh Faby masih bergerak namun musik waltz terdengar jauh. Yang ada di lantai dansa saat ini hanyalah dirinya dan Earl of Hemington.

Fabiella merasakan aliran darahnya semakin cepat. Rasa malu menjalari tubuhnya dan membuat telinganya panas memerah merasakan tatapan aneh tiada henti Earl of Hemington pada dirinya. Syukurlah dirinya tidak memiliki pembawaan wajah semerah wortel saat merasakan malu. Hanya warna telinganyalah yang menunjukkan efek merah saat merasakan malu seperti saat ini. Dan syukurlah rambut tergerainya menutupi telinga merahnya. Huft!

Saat waltz memasuki pertengahan, Faby masih belum bisa berpaling dari tatapan Hemington. Saat Hemington menyelaraskan gerakan waltz dan menarik Faby kepelukannya, Fabiella dapat merasakan aliran hangat yang tiba - tiba mengalir kuat antara dirinya dan Hemington. Aliran seperti magnet dan semakin kuat seiring makin dalamnya tangan Hemington merengkuh pinggangnya. Tubuh Faby melekat erat dalam pelukan Hemington.

Terdengar deru nafas dari keduanya, menunjukkan aliran magis yang dirasakan Faby bukan hanya berpengaruh pada dirinya sendiri. Sedetik kemudian, Hemington seperti tersadar dan mengendurkan pelukannya. Perlahan aliran magis yang meliputi keduanya menghilang dan Faby mulai bernafas normal kembali. Akal sehatnya mencoba mencari celah untuk keluar dari perasaan aneh yang melandanya barusan.

Earl of Hemington memang terbukti seorang playboy. Apakah ini yang dilakukan Hemington untuk mendekati para lady di London? Berdansa, tatapan intens dan pelukan erat? Tidaklah salah para wanita akan bertekuk lutut di kaki sang Earl.

Dasar mesum!

Saking mesumnya Hemington bahkan mengganggu gadis belum berpengalaman seperti dirinya dengan teknik playboy terbaik. Wajarlah jika dirinya merasakan malu bila mendapat perlakuan serupa. Apalagi Faby belum terbiasa berdansa dengan para gentlement bangsawan London yang terkenal pandai dalam bergaul. Earl yang satu ini merupakan musuh terbesar dalam eksistensinya sebagai seorang wanita. Dan Faby harus menjauhinya!

***

Saat dansa berakhir, yang terjadi antara keduanya hanyalah diam dengan pikirannya masing - masing. Earl of Hemington tidak menemukan kesalahan apapun dari dansa waltz mereka.

"Kurasa aku bisa bernafas lega sekarang karena kakiku selamat hingga akhir waltz." Ucap Hemington mencoba membuyarkan keheningan yang terjadi.

Faby merasakan hinaan di setiap kata yang diucapkan Hemington. Rasa kesal mengisi diri Faby kembali. Musik waltz berakhir, semua pasangan di hall akan menundukkan kepala masing - masing untuk mengakhiri waltz.

Faby yang kesal menundukkan kepalanya dengan cepat, kemudian...

"Dug" kepala Faby menubruk rahang Hemington yang baru akan menundukkan kepalanya pula.

"awh..." Hemington berteriak kecil, terkejut dengan tubrukan kepala Faby pada rahangnya.

"Ups, maafkan saya my lord. Saya tidak sengaja. Apakah anda baik - baik saja?" Ujar Faby sedikit histeris.

Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian beberapa pasang mata di lantai dansa. Hemington hanya dapat meringis menahan rasa sakit pada dagunya. Gadis ini sengaja menubruk rahangnya dengan kuat!

"Tidak apa-apa M'lady." ucap Hemington hanya dapat menggertakkan giginya sekali lagi tidak dapat membalas apapun.

"Benarkah my lord? Maafkan saya. Saya rasa saya harus lebih giat belajar berdansa lagi agar terhindar dari menginjak kaki atau menubruk pasangan dansa saya kedepan." Ucap Faby dan berpura pura sedih dengan kata penyesalan terburuk di dunia.

Hemington mendengar ucapan penyesalan Faby dibarengi dengan ekspresi senyum mengejek yang menampilkan lesung pipi kirinya. Faby mempermainkannya lagi!

Kemarin kaki, kemudian kepala dan sekarang rahangnya menjadi korban kekerasan dari seorang kucing nakal di depannya. Bagaimana dia memiliki pikiran dan perasaan aneh saat berdansa dengan gadis tomboy di depannya ini?

"Ha...ha...ha." Hemington tertawa terbahak bahak menertawakan pikiran aneh yang sempat muncul saat berdansa dengan Faby tadi.

Faby terkejut dengan tawa Hemington dan melihat aneh pada dirinya.

"Cukup acara main - mainnya, kecil!" Hemington merasa sudah cukup dengan semua tindakan Faby padanya. Hemington mengeluarkan lotre di tangannya dan berjalan cepat mendahului Faby menuju pintu tempat terakhir dia bertemu dengan Lady Beatrix.

"Apa yang anda..." Faby kalut dengan lotre yang dikeluarkan Hemington dan langsung mengerti maksud Earl dengan kata -katanya barusan. Earl akan mengadukannya pada ibunya!

Hancurlah Faby bila ibunya mengetahui soal taruhan itu, dia teringat ancaman ibunya. Hukuman berat pasti menantinya. Faby terlalu meremehkan Earl untuk tidak membalas tindakannya barusan. Dengan langkah cepat Faby berjalan mengejar Hemington yang sudah berada jauh di ujung ruangan sedang mencari ibunya, Lady beatrix. Gawat!

Perfect EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang