Part 42 - My Lovely Perfect Enemy

27.4K 2.3K 142
                                    

Kereta kuda Lady Beatrix berhenti didepan rumah Duke dan Duchess of Cornwall. Lady Beatrix keluar dari kereta bersama putrinya Lady Fabiella dengan kepala diangkat setinggi mungkin. Lady Beatrix sangat senang dengan keanggunan sikap putrinya hari ini dan berharap Faby menjadi debutante yang sukses menggemparkan London tahun ini.

Faby telah sukses melakukannya siang ini. Saat anaknya dipamerkan kepada Ratu di istana bersama debutante yang lain. Keanggunan dan kecantikan putrinya membuat ratu senang dan berbicara banyak pada Faby siang itu.

Kesuksesan Faby akan menjadi buah bibir bila bisa mendapatkan perhatian dari bangsawan terhormat lainnya pada pesta dansa malam ini. Lady Beatrix telah menyiapkan nama-nama bangsawan terpandang untuk mengisi kartu dansa putrinya. Lady Beatrix akan memastikan semua berjalan lancar.

***

"Lady Fabiella."

Namanya diumumkan dengan lantang membuat semua mata memandang gadis yang telah menjadi bahan pembicaraan itu karena disukai oleh ratu pada debut pertamanya di istana. Faby menghembuskan nafas bersiap menjalani malam penentuan ini dengan topeng yang telah dipasangnya sejak pagi.

Ibunya membawa dirinya berkeliling dan memperkenalkan dirinya kepada para bangsawan lainnya. Faby bukanlah satu-satunya debutante pada pesta ini namun dirinya harus tetap menjadi nomor satu guna menunjang semua ambisinya.

"Earl dan Countess of Hemington." Teriak pelayan memberitahukan tamu yang baru saja tiba di hall.

"Deg." Faby menahan nafasnya saat mendengar pemberitahuan itu.

Dengan seluruh kekuatan yang ada padanya, dipasang wajah dingin. Earl dan Countess of Hemington yang baru saja datang, dikelilingi para tamu lainnya namun berjalan pasti ke arah Lady Beatrix dan Faby berdiri.

Faby menguatkan hatinya, berusaha berakting sebaik mungkin.

Saat Countess of Hemington mendekati rombongan Faby, Lady Beatrix memperkenalkan putrinya dengan bangga kepada sang Earl dan Countess. Dengan pelajaran menjadi lady yang telah dikecapnya bertahun-tahun, Faby bersikap kaku dan anggun dalam perkenalan itu. Senyum palsu bertengger diwajahnya.

Faby berusaha tenang dan mencoba tidak melihat sang earl. Dirinya tidak ingin terjebak dengan mata coklat abu-abu sang Earl itu. Saat pesta dimulai, semua orang bersiap untuk berdansa. Faby melihat kartu dansanya untuk melihat nama bangsawan yang akan menjadi pasangan dansa debut pertamanya. Ibunya telah mengatur semua nama bangsawan ternama di kartu tsb. Saat membaca nama yang menjadi patner berdansanya, hati Faby langsung menciut.

Earl of Hemington!

Bagaimana bisa ibunya mencantumkan nama sang Earl dikartunya? Semuanya akan berantakan saat dirinya berdekatan dengan sang Earl. Faby tidak bisa menghindar lagi, hanya pasrah pada apapun yang terjadi pada dansa keduanya bersama sang Earl malam ini.

Sebuah tangan yang sangat Faby rindukan terulur di depannya meminta persetujuannya untuk menjadi patner dansa pembukaan malam ini. Dengan nafas berat, Faby memasang topengnya dan menerima uluran tangan itu.

Faby menelan ludah dan berusaha menjaga sikapnya kembali. Musik belum dimulai, sehingga Faby dan Earl of Hemington harus menunggu lama di tengah hall bersama pasangan lainnya. Faby berdoa musik segera diputar agar bisa tetap bersikap anggun.

"Bagaimana kabarmu, Faby?" Hemington bertanya dengan berbisik.

"Baik, my lord." Jawab Faby kaku di tengah keheningan lantai dansa.

"Kenapa kau memasang wajah topeng itu padaku, Faby?" Suara Hemington bertanya padanya.

"Saya hanya berusaha bersikap terhormat layaknya gadis debutante yang baik, my lord." Faby berdoa agar musik segera dimulai, dia tidak ingin berbincang terlalu banyak dengan sang Earl. Doa Faby terkabul, musik dimainkan dan semua orang bersiap dengan dansanya.

Perfect EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang