Part 29 - Undecided?

21.7K 1.8K 49
                                    


Earl of Hemington masih belum tertidur walaupun waktu telah menunjukkan tengah malam. Hemington menggenggam jam saku emas peninggalan turun temurun keluarganya yang sempat tercecer dan dikembalikan oleh Faby melalui Dokter Frans.

Faby....Rasa bersalah itu muncul kembali dan merenggut semua pikiran Hemington. Dirinya sudah tidak bisa tidur sejak mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati Fabiella terakhir kali. Rasa penyesalan masih bercokol di hatinya, walaupun semua tindakannya itu merupakan bagian dari keputusannya. Keputusan yang telah menyiksa hati Hemington hingga saat ini karena tidak dapat memiliki wanita yang dicintainya.

Tidak masalah, pasti Faby hanya akan menganggap Hemington sebagai duri kecil dalam perjalanan hidupnya. Berbeda dengan Hemington yang akan selalu menempatkan gadis itu sebagai wanita paling indah dalam cintanya. Hemington harus kuat dengan keputusannya. Dirinya tidak mau mengingkari janji yang telah diikat dengan Lady Millicent hanya karena perasaan cinta yang baru disadarinya tumbuh dua bulan sebelum pernikahannya.

Perasaan sakit itu masih bercokol di dalam diri Hemington. Baru kali ini Hemington merasakan cinta sekaligus patah hati dalam hidupnya. Semua terasa sangat menyesakkan. Mungkin seperti inilah yang dirasakan semua wanita yang pernah patah hati padanya. Karma berlaku untuknya kali ini. Lagi-lagi malam ini Hemington harus meneguk obat tidur dari Dokter Frans agar terlelap sejenak untuk melupakan gadisnya, cintanya dan patah hatinya.

***

"Jadi apa yang terjadi padamu Hemington? Kenapa kau perlu obat tidur lagi?" Dokter Frans bertanya kepada pasien penting yang tiba-tiba datang ke rumahnya pada subuh pagi.

"Berikan saja obat itu Dokter Frans, aku sudah berusaha tidur namun mataku tidak terpejam juga. Saat kuputuskan meminum obat tidur darimu, baru kusadari obatnya telah habis kemarin." Ujar Hemington dengan lingkaran hitam dimata dan jambang baru tanda belum bercukur.

"Aku tidak bisa memberikanmu obat tidur sebanyak yang kau mau, karena obat itu tidak baik bila diminum dalam jangka panjang, Hemington. Kupikir kau telah kembali beraktivitas dengan normal sejak kejadian terakhir kau menyelamatkan Faby, ternyata aku salah." Jelas Dokter Frans.

"Kumohon jangan menyebut nama gadis itu." Jawab Hemington cepat, jantungnya langsung berdetak tidak normal mendengar nama gadis yang dicintainya.

"Hm...baiklah. Apakah terjadi sesuatu antara dirimu dengan Lady Fabiella?" Dokter Frans menyadari perubahan raut muka Hemington saat nama Faby disebut. Jangan-jangan Hemington tidak bisa tidur karena memiliki masalah dengan gadis itu.

"Tolong jangan tanya lagi, aku minta obat tidurku. Aku butuh segera beristirahat, Dok." Jawab Hemington acuh.

"Baiklah, aku tidak akan ikut campur. Saranku untukmu adalah 'cobalah berdamai dengan hatimu'. Aku akan meracik obatmu, tunggulah disini." Dokter Frans berjalan keluar ruangan meninggalkan Hemington sendiri.

Hemington terdiam dengan saran Dokter Frans. Berdamai dengan hatinya yang saat ini jatuh cinta kepada Faby? Bagaimana dengan janjinya kepada Lady Millicent? Apakah mungkin dirinya masih memiliki jalan untuk membatalkan pernikahannya dan mencoba mengejar hati Faby? Kepala Hemington langsung sakit memikirkan Faby. Hemington duduk di sofa sambil memegang dahinya yang terasa berat.

"...Hemington...." Sayup-sayup suara Faby terdengar di telinga Hemington. Baiklah, sekarang otak dan telinganya sudah bekerja dengan abnormal dan berpikir suara gadis yang dicintainya ada di dekatnya.

"Earl of Hemington." Suara Faby terngiang kembali. Hemington yakin dirinya sedang bermimpi. Bila ini mimpi, Hemington tidak ingin terbangun. Dirinya ingin memiliki dan memeluk gadis itu walaupun hanya dalam mimpi.

Perfect EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang