Part 25 - Thank You

21.7K 2K 33
                                    


"Coba saja kejar, Earl mesum." Teriak Faby sambil mengejek dan berlari pergi meninggalkan Hemington yang meringis kesakitan. Faby pergi dengan wajah riang meninggalkan musuh bebuyutannya di belakang.

Hemington menggeram kesal. Gadis itu sangat cerdik, melukai kakinya terlebih dahulu lalu pergi melarikan diri. Kejar? Baiklah, tantangan diterima. Tanpa mempedulikan jari kaki yang masih terasa sakit, Hemington berlari terseok-seok mengejar gadis nakal itu. Satu hal yang diinginkan Hemington adalah agar Faby tidak berkeliaran kemanapun dengan baju setelan pria yang dikenakannya saat ini. Dan satu-satunya cara untuk merealisasikannya adalah menangkap gadis itu terlebih dahulu.

Faby berlari cepat memasuki jalanan utama Bond Street dan mencari dimana kereta Bernard terparkir. Tepat ditempat biasa, Bernard bersama keretanya menunggu diseberang jalan. Tak jauh darinya, Faby melihat kereta kuda berlambang Hemington terpakir juga. Faby harus cepat keluar dari Bond Street ini.

"Bernard, biarkan aku yang mengendarai kereta." Faby meminta Bernard bergeser dari kursi kusir. Bernard bergeser dari tempatnya untuk digantikan Faby. Faby naik dengan sigap dan siap mengendarai keretanya. Hemington terlihat berlari mendekat dan menuju kearahnya.

Belum sempat Hemington mendekati Faby, Faby telah memacu keretanya menyeruak jalanan London sambil melambaikan tangan tanda perpisahan kepadanya. Gadis itu melambai sambil memberikan senyum lebar yang menampilkan lesung pipi kiri paling bersinar yang pernah Hemington lihat. Hemington terpaku sejenak.

Hemington ingat bahwa Faby pernah meninggalkan dirinya tercenung seperti ini! Itu adalah malam saat Hemington mengejarnya di antara pepohonan dan Faby berhasil melarikan diri dengan melompat ke balkon. Hari itu Hemington memang tidak bisa melakukan apapun terhadap Faby. Tapi kali ini berbeda, Hemington tidak akan diam ditinggal lagi.

Apakah Faby pikir permainan kejar mengejar ini sudah berakhir? Tentu saja tidak. Dengan meringis menahan kaki yang masih terasa sakit, Hemington menuju keretanya dan mengambil tali kekangnya. Melompati pohon dan balkon memang bukan keahlian Hemington, namun kereta kuda adalah hidupnya. Kita lihat sampai dimana Faby bisa melarikan diri.

"Awas kau gadis nakal!" Heminton menggeram gemas dan mulai menghela kereta kudanya. Hemington mengeluarkan semua keahliannya dalam mengendarai kereta kuda untuk mengejar kereta Faby yang telah berada jauh di depan. Kereta kudanya dengan cepat menyalip beberapa kereta dan sekarang berada tepat di belakang kereta Faby.

Hemington dapat melihat Faby sangat ahli mengendalikan kereta kudanya. Berapa banyak keahlian yang Faby miliki? Hemington hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Faby yang menyadari kereta kuda sang Earl berusaha mengejarnya, juga tidak mau kalah.

"Earl of Hemington menantang kita Bernard, mari kita tunjukkan keahlian kita berdua." Faby melirik Bernard dan menghela cepat kudanya. Lalu lintas London yang sedang lenggang memudahkan Faby memacu keretanya lebih cepat. Faby tidak akan membiarkan Hemington menyalipnya.

Kereta Hemington berusaha mendahului kereta Faby. Hemington berhasil menyamakan posisinya dengan kereta Faby. Kedua kereta berlari saling bersisian. Faby dan Hemington memacu kereta masing-masing sambil melirik satu sama lain. Keduanya saling menatap dengan sikap saling menantang.

"Persimpangan, my lord!" Teriak Faby dengan semangat berkobar yang membuat Hemington terpancing.

"Deal!" Balas Hemington dan mulai berkosentrasi kembali pada kereta kudanya.

Melalui kontak sekejap itu keduanya memberikan persetujuan bahwa persimpangan di ujung jalan akan menjadi garis finish yang menjadi titik penentuan pemenang pacuan kali ini.

Perfect EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang