SELAMAT BERBUKA PUASA :)
Ketawa dulu boleh kan ya? Wkwkwkwkwk. Nggak ada yang nebak dengan benar siapa yang datang haha. Cuma neniindudh dan pratiwirani08 yang hampir menebak dengan benar.
Selamat membaca :)
___________________________
"Nina?"
Lelaki yang semula menatap laptopnya dengan serius itu bangkit dari kursinya begitu pintu ruangannya yang memang terbuka itu di ketuk. Ia menghampiri gadis yang disebutkan oleh resepsionis kantor tadi sebagai orang mencarinya.
"Hai. Sibuk ya?"
"Nggak juga, ada apa kemari? Eh ayo duduk."
Nina mengangguk lalu mengikuti lelaki itu. Mereka duduk berseberangan.
"Mau minum apa?"
Lelaki itu sudah mau berdiri, namun Nina menahannya. "Nggak usah, nanti aja. Aku nggak lama, kok."
"Jadi, ada apa?"
"Aku—"
Nina memutuskan menemui Radit, sahabat tunangannya untuk meminta pencerahan. Dia tidak mungkin menemui Epin karena gadis itu sekarang tidak mau berinteraksi dengannya meski hanya sekadar mengangkat teleponnya.
Nina sudah memikirkan hal ini dengan matang. Kalau Vanno memang mau dirinya yang berjuang, maka Nina akan melakukannya. Nina mencintai Vanno, jadi dia akan berusaha mendapatkan Vanno kembali. Tujuh tahun Vanno mencintainya, Nina sangsi kalau perasaan Vanno berubah secepat itu padanya. Jikapun perasaan Vanno sekarang padanya sudah berubah, maka dia akan membuat Vanno kembali mencintainya.
Nina sudah mengambil cuti, dan juga sudah mendapat izin papanya. Jadi yang dia butuhkan sekarang adalah akses menuju Vanno. Dan Raditlah orang yang bisa memberikan alamat Vanno di Jerman padanya.
"Alamat Vanno ya? Baiklah, tunggu sebentar ya."
Radit kembali ke mejanya. Membuka ponsel yang berisi alamat kantor dan apartemen Vanno lalu menyalinnya di kertas.
"Ini."
"Terima kasih ya," Nina mengambil kertas yang diberikan Radit. Ia membaca alamat itu dengan cermat. Jadi Vanno di Frankfurt? Meski Nina selama ini tinggal di Berlin, namun dia tahu lokasi apartemen Vanno, karena letaknya ditengah kota.
"Aku hanya bisa mendoakan kalian bisa kembali bersama. Kamu tahu Nina, Vanno pasti tidak akan mudah luluh. Jangan balas dia dengan sama kerasnya karena hal itu tidak akan berguna. Tetap jelaskan padanya apa yang sudah terjadi diantara kalian meski nanti dia menolakmu. Satu hal lagi, tunanganmu itu sebenarnya hanya gengsi. Aku tahu dia masih mencintaimu, makanya dia sampai kabur ke luar negeri."
Nina sedikit bersemangat mendengar ucapan Radit. Paling tidak dia tahu kalau Vanno masih mencintainya. Sekarang tinggal meyakinkan Vanno agar mau memaafkannya.
"Tapi, meski dia mencintaimu, tidak menampik kemungkinan kalau dia sekarang tengah dekat dengan gadis lain. Ya, kamu tahulah, mencari pelarian."
Darah menghilang dari wajahnya. Begitu juga dengan semangat yang tadi sempat membuat perasaannya lebih baik. Gadis lain? Dia terlalu percaya diri sampai melupakan hal itu. Apalagi foto yang dikirimkan Darel waktu itu, Vanno bersama gadis lain. Belum lagi suara gadis saat dia menelpon Vanno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch The Bride
RomanceTujuh tahun aku membiarkan hatiku mencintainya tanpa kepastian. Tetapi baginya hanya butuh satu hari untuk membuat remuk hatiku. Tujuh tahunku tidak berarti lagi. Menghilanglah dari hidupku, Karenina. -Rivanno Alamsyah Dipa Auriga-