Author POV
Gadis itu turun dari mobil merah menyalanya, langkah jenjangnya menapaki dengan pasti. Banyak karyawan yang sekedar tersenyum, menyapa maupun terbengong melihatnya.
Nadia tidak merasa canggung, setiap yang menyapanya ia balas sapaan, yang tersenyum padanya dibalas senyuman dan untuk karyawan yang melongok menatapnya dia akan menatapnya tanjam.
Nadia memasuki lift yang akan membawanya ke lantai tempat kerjanya. Didalam lift terdapat 3 orang, Nadia, laki laki yang tidak pernah Nadia lihat dan seorang karyawati. Nadia tidak gusar dengan keadaan ini, keadaan dimana ia harus satu lift dengan karyawan biasa. Nadia bukan tipe orang yang harus selalu diatas namun dia juga tidak ingin berada di bawah.
Sifatnya yang keras dan ambisius membuatnya mampu mencapai level ini. Pintu lift berbunyi dan terbuka di lantai 5, tempat dimana Nadia akan melangkahkan kaki menuju ruangannya.
Nadia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Nadia menoleh dan mendapati laki laki yang bersamanya dalam lift terkejut karena Nadia tiba tiba berhenti. Nadia mendekati laki laki itu dan bertanya, "Maaf ada yang bisa saya bantu?"
"Nadi?" Tib tiba laki laki itu menunjuk Nadia dan menyebutkan namanya
Nadia terkejut, dan mengerutkan keningnya menanyakan pada pikirannya sendiri.
"Rico?" Seseorang bertubuh tegap dengan kerutan mata yang menambah ketampanannya meneriaku nam laki laki itu yang membuat Nadia dan Rico menoleh.
"Dady !" Laki laki itu tak kalah berteriak dan menghampiri Pa Ridwan
Nadia menghela nafas, jadi inilah anak yang harus aku asuh ucap Nadia dalam hati.
Pa Ridwan mendatangi Nadia dan menyuruhnya untuk masuk keruangan Nadia.
"So, he is my son Rico"
Ucap Pa Ridwan"Nadia, Nadia Arnesta" jawab Nadia sambil menjabat tangan Rico
"Yes, I know you. I'm Rico, Rico Van Lewwis"
"Ok, bisa kita mulai sekarang?" Tanya Nadia pada Pa Ridwan dan Rico
"Ya, mulailah Nadia. Saya serahkan Rico padamu. Didik dia sampai mampu menggantikaku" ucap Pa Ridwan sebelum pergi dari ruangan Nadia
Kini dalam ruangan hanya tinggal Nadia dan Rico.
"Baik, mungkin sebelumnya Pa Ridwan sudah menjelaskan sedikit mengenai tugas tugas kamu disini. Dan sekarang saya akan smenjelaskan lebih detail lagi jadi tolong simak dengan baik" ucap Nadia tegas, dan Rico mendengarkan dengan seksama.
Nadia menjelaskan panjang lebar apa tugasnya karena Pa Ridwan sudah mempercayakan Rico untuk berada di divisinya maka Nadia harus berusaha mendidik Rico.
Nadia menjelaskan tata tertib dan tugas, hak dan kewajiban yang akan di terima oleh Rico.
Rico tersenyum entah kenapa tapi ia tetap mendengarkan dengan baik.Rico adalah anak tunggal Pa Ridwan dan pewaris tunggal pula. Rico disiapkan menjadi penggantinya, maka Rico harus menguasai perusahaan ini dan dimulai dari divisi ini. Selanjutnya Rico akan berkeliling divisi dan mengerjakan tugas sebagai karyawan biasa.
"Jadi apa ada pertanyaan?" Tanya Nadia setelah menjelaskan
"Apa kita bisa makan siang bersama?"
Nadia terdiam dan menatap tajam Rico."Meja kerjamu ada di sebelah ujung dekat dengan meja kerja Juna, mari saya tunjukan" Nadia melangkah pergi meninggalkan Rico yang lalu mengikutinya dari belakang
Nadia menuju ruangan yang berisi karyawan divisi keuangan. Para karyawan tiba tiba menghentikan pekerjaannya dan menatap Nadia seolah bertanya ada apa? Siapa itu yang bersama Bu Nadia?
"Selamat Pagi semua, hari ini kita kedatangan seseorang yang akan bergabung dengan tim kita. Semoga kalian bisa saling bekerja sama" jelas Nadia yang disambut dengan sambutan dari para karyawan
Nadia meninggalkan Rico dan membiarkannya berbaur disana.
"Rico" salamnya sambil menjabat tangan setiap karyawan yang akan menjadi teman barunya.
"Nah, Rico ini adalah meja kerjamu kalau ada pertanyaan boleh tanyakan pada saya ataupun teman teman yang lainnya" ucap Juna, staff keuangan senior
--------
Bersambung dulu ya sampai sini, next partnya ditunggu ya..Happy reading readers keceh..
Terimakasih vomentnyaTypo masih merajalela..
13Juni2016
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...