Azmi pov
"Ya Allah aku tahu, aku ini manusia yang lemah tanpa kekuatan dariMu, sesungguhnya Kau lah Zat yang kuat, maka kuatkanlah aku ya Allah.."
Azmi mengusap kedua tangannya pada wajahnyaAzmi merapihkan mukenanya, menatap jam dinding dan dilihatnya waktu menunjukan pukul 9 malam.
"Abang belum pulang, kemana Abang? Apa seperi ini pola kerja Abang?"
Azmi tidak henti hentinya menengok jendela berharap melihat mobil Sultan datang.
Sudah berkali kali Azmi menghubungi ponselnya tapi tidak pernah dijawab oleh Sultan."Kemana ya harus aku cari suamiku? Ya Allah tunjukanlah jalan pulang untuk suamiku" do'a Azmi dan tak lama kemudian suara deru mobil datang, Azmi berlari menuju pintu dibukanya pintu rumahnya, namun ada kerutan dikening Azmi. Yang ia lihat bukanlah mobil suaminya.
"Abang" teriak Azmi ketika melihat Sultan dipapah oleh seorang laki laki
"Abang kenapa?" Pertanyaan Azmi tidak dijawab oleh laki laki tersebut"Tolong bantu, Sultan mabuk "
"Astagfirullah, Abang"
Azmi dan laki laki itu memapah Sultan sampai ke ruang tamu, ditidurkannya Sultan diatas sofa setelah itu laki laki itu pamit.
Azmi segera membuka sepatu Sultan, dengan linangan air mata Azmi melepas sepatu, dasi dan mengambil air hangat untuk mengelap badan Sultan. Rasanya sakit ketika melihat suaminya seperti ini, Azmi menatap nanar wajah Sultan.
"Ya Allah, diakah suamiku? Laki laki yang Kau pilihkan untukku?"
---------------------
Dilain tempat Nadia baru saja akan berpamitan pada Naya setelah tadi menemaninya menjaga mertuanya di rumah sakit.
"Ya udah, gw pulang dulu ya ! Salam aja deh buat Adi"
"Loh, ga nunggu Mas Adi dulu Nad?"
"Udah malem Nay, kapan kapan deh ketemu sama dia nya"
"Kamu pulang sendiri?"
"Ia lah, siapa yang mau nganterin? Pak Soleh?"
"Yang lain dong Nad"
Goda Naya dan saat itu juga Adi masuk kedalam ruangan."Nah, ini dia yang ditunggu tunggu ! Nadia nunggu kamu Mas" ucap Naya yang senang suaminya datang
"Tumben, ada apa nunggu gw Nad?"
"Ga gitu juga sih, cuma heran aja udah jam segini belum juga pulang. Eh, pulang pulang bau alkohol gini" cerocos Nadia membuat Adi mengendus aroma tubuhnya sendiri
"Sial, gara gara si Sultan tadi badanku jadi bau alkohol, aku tahu Naya paling benci kalau aku dekat dekat dengan minuman itu. Tapi, mungkin ini akan memudahkanku untuk menjauh dari Naya. Maafkan aku sayang"
Naya memandang suaminya yang seperti sedang memikirkan sesuatu, "Bukan Nad, Mas Adi ga minum paling dia tadi nemenin bos nya aja. Ya kan Mas?"
Adi sejenak menatap Naya, "Ia sayang, aku tidak menyentuh minuman itu. Karena aku tau kamu membencinya"
Ucap Adi dalam hatinya"Mau nginep sini Nad?" Alih alih menjawab pertanyaan Naya, Adi malah mencari peralihan dengan bertanya pada Nadia
"Oh, ia lupa. Tadi udah pamit, mau pulang eh masih disini aja, ya udah gw pulang dulu ya.. semoga bude cepet sembuh" ucap Nadia mengakhiri pertemuannya.
Naya mengantar sampai di depan ruangan, sampai Nadia menghilang dari pandangannya. Naya membalikkan tubuhnya dan menarik nafas sejenak sebelum tangannya menekan hendel pintu.
"Mas udah makan?"
"Udah"
"Oh, ia tadi dokter bilang besok Mama bisa pulang"
"Oh"
Naya mendekati suaminya, namun Adi melangkah pergi tepat disaat Naya hampir merengkuhnya.
"Ya Allah, kembalikan dia, dia yang dulu selalu menyayangiku, kuatkan aku agar tetap berada disisinya ya Allah"
----------
Bersambung dulu, bersambung lagi
Makasih voment nya27juli2016
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...