"Makasih ya Bu, udah bantu Ami" peluk Azmi sambil menatap makanan di atas meja"Sama sama ndo', suami mu pulang kapan?" Tanya Ibu
"Tadi Bang Sultan telpon ga bisa pulang cepat paling abis magrib Bu"
"Ya sudah kalau begitu Ibu pulang, salam untuk suamimu dan semoga kalian bertambah dekat dengan makan malam ini"
Azmi tersenyum malu, "Amin"
Azmi segera masuk kedalam kamarnya mandi dengan keadaan tangan seperti ini memang sangat sulit, jadi mandi seadanyalah pilihan terakhir Azmi, diambilnya air wudu dan dikenakannya mukena satin berwarna putih. Azmi bersujud pada penciptanya, sukur ia panjatkan dan dengan segala keberkahan yang telah diberikan.
Azmi mengangkat kedua tangannya yang masih dalam balutan perban, "Ya Allah... kuserahkan semua hidup dan matiku padaMu, lindungilah suamiku, orang tua ku dan semua saudaraku sesama muslim, jika ini adalah ketentuanMu aku menerimanya jika ini adalah jalanMu maka tuntunlah aku ya Allah"
Diusapnya wajah Azmi dengan kedua tangannya, setelah melipat mukena dan menaruhnya di tempatnya Azmi turun ke ruang makan. Malam ini Azmi mengenakan baju gamis berbahan sifon berwarna gading dengan hijab yang senada pula, dengan beberapa hiasan bebatuan yang membuatnya elegan namun sederhana.Azmi menatap makanan yang sudah tertata dan tersenyum membayangkan reaksi apa yang akan di berikan oleh Sultan.
Tiba tiba Azmi tercekat, pinggangnya tersentuh sebuah lengan, saat ingin menoleh dan memberotak sebuah ucapan lirih berhasil membuatnya membeku "Ini aku"Azmi meresapinya, ini pertama kali untuknya dan yang melakukannya adalah suaminya sendiri. Azmi bahagia entah kenapa Azmi merasa Sultan mulai berubah.
Azmi merasa dekapan itu semakin erat seperti Sultan enggan melepaskannya dan seperti Sultan ingin membagi lelahnya."Abang..." ucap Azmi serak
"Hmmm" Sultan masih memejamkan matanya meletakkan kepalanya pada bahu Azmi
"Abang mandi dulu ya... setelah itu kita makan"
Sultan membuka matanya dan menarik nafas lalu melepaskan pelukannya di pinggang Azmi, "Hmm...ya" ucapnya malas
Saat itu juga Azmi menatap punggu Sultan yang berlalu dan betapa jantungnya berdegup kencang, untuk pertama kali dengan suaminya.
--------
Sultan mengacak rambutnya kasar, di bantingnya tubuh kokohnya keatas kasur, Sultan merasa frustasi.
Sejenak pandangan matanya nanar menatap langit langit kamrnya, terbersit wajah Azmi yang sedang tersenyum.
Sultan mulai tersenyum tapi kali ini senyumnya tersirat sebagai senyuman mengejek."Dan lihat apa yang kamu dapatkan.. baru enyadarinya heh?" Ucap Sultan pada dirinya sendiri, dengan malas Sultan masuk kekamar mandi dan membersihkan dirinya dibawah pancuran air dingin.
Sultan keluar dari kamar mandi dan mendapati istrinya disana dengan tak sengaja memandangi tubuhnya yang hanya terbalut handuk sebatas pinggang sampai lutut.
Azmi menjauh ketika Sultan mendekat, rasanya begitu aneh untuk Azmi maupun Sultan. Ini pertamakalinya Azmi merasa suaminya menakutkan, bukan karena tubuh kekarnya bukan karena tatapannya yang tajam tapi melainkan karena Azmi mulai merasa sesuatu akan terjadi.
"Ini baju Abang sudah Ami siapkan" ucap Azmi sambil menyembunyikan gugupnya
Sultan semakin mendekat dan menyudutkan Azmi yang terpojok ke dinding, Sultan mengangkat dagu Azmi membawanya berpandangan dengannya.
Detak jantungnya berdegub kencang, Azmi berfikir bahwa situasi seperti ini memang wajar terjadi pada suami istri tapi ini pengalaman pertama baginya jelas saja ia merasa gugup bahkan takut.
Mata Sultan masih menatapnya tajam seakan ingin menelannya hidup hidup. Wajah Sultan mendekat dan mendekat sampai hanya menyisakan beberapa senti saja dari wajah Azmi. Azmi memejamkan matanya dengan kasar tapi tak ada yang terjadi Azmi membuka matanya dan mendapati Sultan tertawa lebar menatapnya.
"Belum saat nya.. aku ingin menyicipi masakanmu, setelah itu baru aku menyicipimu"
Azmi mengerjap pipinya bersemu, "ya Allah kenapa jadi malu gini sih?" Ucapnya dalam hati
----------
Tahan nafas tunggu kelanjutannya...
Oh ia rencananya cerita ini mau di tamatkan paksa dan mungkin akan ada kelanjutannya dengan judul masing masing tokoh..Ternyata susah juga membuat 3 cerita jadi satu judul..
Terimakasih vote nya saran dan kritik nya ditunggu
07okt2016
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...