Author POV
Nadia merebahkan tubuhnya setelah seharian berkutat dalam mall, meskipun sudah di pijat tapi kasur adalah obat mujarab untuk melepas lelah.
Sekejap matanya terpejam dan alam mimpi telah sampai pada pelupuk mata tapi semuanya buyar, kerutan di keningnya tidak dapat di tahan. Tidurnya terganggu dengan alunan suara pertanda ada telpon masuk.
Dengan asal di raihnya smart phone yang berjarak tidak jauh dari tubuhnya.
"Siapa ini? Nomernya belum ke save" ucap Nadia pada dirinya sendiri, namun jarinya enggan menyentuh layrarnya untuk menerima panggilan tersebut, hingga layar itu mati dengan sendirinya
Tak lama terdengar lagi dering telpon, Nadia masih belum mau mengangkat.
Satu kali...
Dua kali...
Tiga kali...
Empat kali...
Panggilan ke lima dan Nadia menyerah, "Hallo"
"Kenapa lama sekali?"
Nadia mengerutkan keningnya lagi, berharap yang ada di pikirannya bukanlah hal nyata.
"Ini aku, Rico"
TING...TONG...
"Hemm... ada apa?" Tanya Nadia malas
"Hanya ingin mengucapkan selamat malam dan jangan lupa menghapus make up mu"
Nadia yang mendengar itu, tiba tiba menatap kaca dan benar saja pantulannya mengatakan bahwa Nadia memang belum menghapus make up nya.
"Ia" jawab Nadia malas
Seketika itu juga Nadia memutuskan sambungan telponnya dan melemparnya kesembarang.
-------
"Selamat pagi" sapa seorang pria dari arah belakang
"Oh, ia selamat pagi !" Jawab Nadia ramah
"Selamat pagi "sapa seorang pria lagi,tapi kali ini Nadia hanya melewati tanpa menjawab
"Hey, tunggu !" Teriak pria itu dan dilanjutkan dengan adegan mengejar meskipun tidak berlari
Mereka berdua masuk kedalam lift dan saat ada karyawan lain yang ingin masuk, Rico menghalanginnya dan segera menutup pintu lift.
Rico menatap Nadia dengan lekat, dipandangnya tanpa berkedip. Rico mendekatkan tubuhnya ke arah Nadia yang diikuti dengan mundurnya tubuh Nadia.
Nadia terhimpit antara dinding lift dan tubuh tegap Rico, hanya deru nafas mereka yang terdengar. Tanpa menghentikan tatapan menusuknya Rico mendekatkan wajahnya sampai Nadia membelalakan mata.
"Cantik, jangan terlalu angkuh atau kamu akan menyesal karena aku akan membuatmu jatuh kepelukanku" ucap Rico penuh dengan penekanan
Tiba tiba Rico mengunci tangan Nadia dan menutup matanya. Nadia meronta dan berteriak sialnya lift ini belum berhenti, dan saat ketika Nadia mencium aroma tubuh maskulin ia sangat ketakutan. Berada di situasi seperti ini sungguh sangat ia benci dan bahkan mengembalikan ingatannya pada rasa traumanya dulu.
"LEPASKAN....LEPASKAN...TOLONG... TOLONG...!!!" Nadia kini pasrah, tangan dan matanya di ikat
Nadia sempat mendengar suara lift berhenti dan membuka pintunya namun entah kenapa semuannya hening. Nadia berteriak lagi dan lagi sekuat tenagga.
"Diam dan akan aku buka ikatan ini" ucap Rico dengan nada mencekam membuat Nadia bergidik, Nadia mengangguk tentu saja. Dia berbohong, kalau sudah ada kesempatan dia akan berlari menjauh secepatnya.
Rico membuka ikatan pada tangan Nadia namun masih memeganginya dengan tangan. Tangan Nadia yang mungil dengan mudah di genggam dengan 1 tangan Rico yang memiliki tubuh besar.
Rico melepas ikatan pada matanya dan seketika itu juga Nadia berteriak meminta tolonga, namun...
"Happy Birthday to you... Happy Birthday to you... Happy Birthday Happy Birthday to... you..."
Tubuh Nadia melemas dan lolos begitu saja terjatuh di depan kerumunan karyawan lain.
Matanya memanas tanpa bisa dibendung lagi air matanya terjatuh, wajahnya masih pucat pasi dan belun bisa mengatakan apa apa.Rico yang melihatnya merasa iba dan membantunya berdiri, "Selamat ulang tahun Nadia Arnesta"
Dan
PLLAAAKKK......
Semua hening, Nadia menatap Rico, "Itu untuk ikatan di tangan dan mataku"
Nadia menuju kerumunan karyawan dan meninggalkan Rico dengan pipinya yang panas.
Suasana mencair ketika Nadia mengucpakan terimakasih karena kejutan yang mereka buat untuknya.
Sementara di sudut sana ada seseorang yang entah kenapa malah tersenyum mengusap pipinya.
---------
Bersambung lagi ya...
Maaf masih belum jelas, masih aneh, masih bingung...
Tapi makasih voment nya..04Juli2016
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...