Trauma

547 22 0
                                    

Author POV

Sinar matahari mulai meredup namun wanita ini sama sekali tidak memeprdulikannya, jarinya masih asik dengan tombol tombol keyboard dan matanya terpaku pada layar komputer. Hanya dia yang tahu bahwa ini adalah obat, obat dari kehampaan hatinya.

Sesekali wanita ini melirik kearah samping dimana kertas kertas bertumpukan dengan angka dan huruf yang bercampur, terkadang tangannya memijit pangkal hidungnya karena terasa lelah. Suasana terasa sepi karena memang karyawan lainnya sudah pulang sejak 3 jam lalu.

"Kalau mau lembur makan dulu"
Suara seorang pria yang dengan tiba tiba muncul atau Nadia sama sekali tidak memperhatikan karena terlalu serius menaruh sekantung makanan cepat saji berisi ayam goreng, nasi, kentang goreng, burger, minuman soda dan air mineral.

Nadia menatap makanan itu sekilas sebelum memindahkan penglihatannya pada pria yang berada dihadapannya kini.

"Kenapa belum pulang?" Tanya Nadia sambil mengambil bungkusan burger, namun terhenti karena tangannya terjegal tangan Rico yang membuat Nadia menatap tajam Rico.

"Ini punya kamu" Rico memberikan bungkusan nasi dan ayam dengan tangan satunya, "Dari tadi siang belum makan nasi kan?" Ucap Rico lagi

"Hemm... baiklah" ucap Nadia sambil mengambil bungkusan nasi dan ayam
"Ini juga untuk saya kan?" Tangan Nadia dengan cepat mengambil air mineral

Rico tersenyum dan mengangguk kecil,"Ia, minuman soda ga bagus untuk kamu"

Nadia dan Rico sudah menjalin hubungan yang lebih baik, Rico menjaga hubungannya sebagai atasan dan bawahan juga sebagai teman. Nadia yang merasa nyaman dengan sikap Rico membuatnya menerima Rico dalam hidupnya.

"Kenapa lembur ?" Tanya Rico disela sela kunyahan burger dalam mulutnya

"Pertanyaan macam apa itu? Lembur ya berarti banyak kerjaan kan?" Jawab Nadia sambil melahap ayam goreng

"Hey, ini bukan banyak kerjaan tapi kurang kerjaan. Ini kerjaan satu bulan mau dikerjain satu hari mana bisa" Rico menatap Nadia yang acuh dan memilih menikmati makananya, "Setelah makan aku antar pulang" ucap Rico lagi

"Masih banyak kerjaan, kalau mau pulang ya pulang aja"

"Harusnya kamu bisa libur selama 1 minggu karena pekerjaan 1 minggu sudah selesai semua" nada bicara Rico mulai kesal

"Baru satu minggu kan? Aku mau cuti 1 bulan"

Rico menatap tajam Nadia,"Cuti satu bulan?"

"Ia, gimana kalau kita liburan? Satu bulan kayanya cukup" tiba tiba Nadia menghayalkan liburan melepas penat dan pikiran.

"Bagus juga, kalau begitu aku juga cuti satu bulan" ucap Rico asal

"Mana boleh? Kamu kan karyawan biasa disini."

"Ia dan terimakasih sudah mengingatkan"

Nadia tertawa melihat ekspresi Rico yang pura pura kesal.

Mereka menyelesaikan makan dan Rico mengantar Nadia pulang. Wanita itu bukannya tidak membawa kendaraan tapi Rico akan terus memaksa untuk mengantar. Menurutnya wanita secantik Nadia tidak boleh pulang malam sendirian. Tentu saja Nadia hanya menganggap itu hanya gurauan saja.

Mereka kini ada didalam lift dan menunggu sampai lift terbuka di lantai loby. Dalam lift hanya mereka berdua karena sepertinya selain mereka berdua hanya ada satpam yang berjaga. Nadia berdiri di samping Rico, bau tubuh Rico tercium dengan jarak sedekat itu. Nadia membatin karena tiba tiba menikmati harum tubuh Rico.

"Hey, kalau seperti ini terus aku bisa lepas kendali"

Nadia terperanjat mendengar ucapan Rico, tiba tiba bulu kuduk Nadia merinding dan keringat bercucuran, Nadia menoleh tampaklah wajah itu menyeringai dengan bengis. Nadia berteriak dan menjauh dari Rico.

Rico yang bingung lalu menghampiri Nadia yang histeris terjongkok di pojok lift.
Rico mencoba menenangkan Nadia mencoba memegang pundaknya namun Nadia malah menepis sambil memukul2 Rico yang berusaha mendekat.

"Nadia... ada apa?" Teriak Rico mencari tau apa yang sedang terjadi, tapi telinga Nadia justru mendengar suara laki laki itu memanggilnya dengan seringai diwajahnya.

"Cukup.. tolong... tolong..." teriak Nadia histeris

Rico mencoba memegangi tubuh Nadia yang bergetar hebat, rambutnya yang berantakan karena tangan Nadia menjambaki rambutnya sendiri. Rico menangkup wajah Nadia mencoba menenangkan lagi dengan pelukannya meskipun tanpa henti Nadia memukuli dada Rico.

"Sssttt... Nad, aku Rico ada apa? Kamu aman, kamu kenapa?" Ucap Rico disela pelukanya mencoba menyadarkan Nadia. Nadia yang sudah setengah sadar kini tidak memukuli Rico lagi tapi terisak dalam pelukan Rico. Wanita itu kini terlihat begitu mengenaskan, tangissannya terdengar menyakitkan. Rico mempererat dekappannya.
"Tenang Nad, aku ada disini menjagamu. Kamu aman"

------------
Bersambung ya...
Makasih voment nya
19sept2016

3 DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang