Author POV
Tangan mungil itu terbungkus dengan perban, dari banyaknya perban terlihat lukanya lebih parah dari yang diduga.
"Tiga hari lagi, aku kontrol Bang"
Sultan hanya berdehem tanpa melirik kearah Azmi. Telapak tangannya sulit untuk digerakan, terasa kaku hingga untuk memakai sabuk pengaman Sultan membantu mengenakannya. Azmi tersenyum merasa bahagia meski hanya perlakuan kecil tapi setidaknya Azmi tahu bahawa Sultan memperhatikannya.
Hening kembali menyeruak, Azmi hanya menatap lurus kedepan sama seperti suaminya yang konsentrasi dengan jalanan.
Sesampainya dirumah, Azmi turun dari mobil tentu saja dibukakan pintu oleh Sultan dan lagi lagi pipinya merona. Hanya tindakan kecil tapi Azmi merasa sangat senang.
"Saya harus kekantor !" Suara Sultan tiba tiba menyeruak, saat Azmi berada di ambang pintu
"Ia Bang, ati ati ya... terimakasih sudah antar Ami"
Ucap Azmi sebelum menyalimi tangan Sultan dan Sultan pergi ke kantor------------
"Nia, tolong bacakan jadwal saya hari ini" ucap Sultan pada sekretaris nya
"Hari in........" Nia belum sempat menyebutkan jadwal Sultan tapi bos nya itu sudah memotong
"Bacakan yang penting saja"
Nia mengangguk, " Hari ini Bapak ada rapat dengan PT. Sejahtera Indonesia jam 1 siang dan jam 4 ada agenda untuk meninjau proyek di Semanggi"
"Cancle kunjungan ke Semanggi, saya hanya akan melakukan rapat dengan PT. Sejahtera Indonesia dan setelah itu saya akan pulang"
"Baik Pa" Setelah mengerti Nia keluar dari ruangan bosnya
Sultan menyiapkan bahan presentasinya, ia tidak ingin mengecewakan rekan kerja nya.
"Tumben buru buru pulang?" Ucap Adi yang memang sedari tadi duduk santai di sofa bersebrangan dengan tempat duduk Sultan.
Sultan melirik sekilas dan mengembalikan pandangannya ke layar laptop nya.
"Azmi sakit" ucap Sultan singkat
"Sakit apa? Sejak kapan?" Tanya Adi lagi
"Beberapa hari"
"Maksudnya sejak kapan lo peduli sama Ami?" Sindir Adi
Sultan hanya menatap sekilas Adi.
"Mulai ngelirik Ami? Baru sadar kalau punya istri cantik, menarik dan baik?" Suara Adi membuat penekanan agar Sultan mau bersuara namun sayang Sultan masih berkutat dengan kertas dan laptop nya.
Adi berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju pintu, ditinggalkannya sahabat nya itu.
Dalam ruangan Sultan menghela nafas panjang, dipijitnya pelipis dan pangkal hidungnya. Entah kenapa semua perkataan Adi membuatnya berfikir semua itu benar. Benar bahwa ia tiba tiba jadi perhatian dan memikirkan Azmi istrinya itu, dan baru menyadari bahwa Azmi menarik.
Sultan mematung cukup lama, sampai suara ketuka pada pintunya membangunkannya dari lamunan.
Sultan menoleh dan berdehem sebelum mempersilahkan sekertarisnya masuk, ruangan Sultan bertembokkan kaca sehingga Sultan tau siapa yang berada di depan ruangannya."Masuk"
"Permisi Pa, perwakilan dari PT. Sejahtera Indonesia sudah datang"
"Baik, suruh mereka menunggu di ruang meeting dan jangan lupa jamu mereka" ucap Sultan tegas, sekertarinya pun mengangguk dan pamit keluar ruangan.
Sultan mengambil handphone genggamnya dan membuka aplikasi pesan, dipilihnya kontak yang akan menerima pesan nya, namun ketika Sultan ingin mengetik pesannya tangannya kaku tak bergerak. Matanya nanar menerawang berfikir apa yang akan ia tulis Sultan menghapus kembali kontak yang sudah ia pilih dan mengunci kembali hanphonenya, beranjak dari duduknya untuk menemui clien nya.
-----------
"Assalamualaikum Bu" ucap seorang wanita dari ujung telpon
"..."
"Ga Bu, ga ada apa apa Ami sehat"
"..."
"Bang Sultan juga sehat Bu"
"..."
"Em.. Ami mau minta tolong sama Ibu, Ami mau buat sesuatu buat Bang Sultan tapi tangan Ami lagi sakit, Ibu bisa bantu Ami ga?"
"..."
"Cuma luka kecil kok Bu, Ibu mau ya bantu Ami. Ami mau buat kue untuk Bang Sultan"
"..."
"Makasih ya Bu, Ami tunggu di rumah"
"..."
"Waalaikumsalam"
--------------
Bersambung..
Apa ini awal dari kisah cinta Sultan dan Ami?Ditunggu ya...
Tanks voment nya..
27sept2016
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...