Hay...hay.. besok lebaran...
Mohon maaf lahir batin ya... semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah swt.Oh ia, ini mungkin up date nya bukan pas lebaran tapi ya udah ga apa apa lah ya..
Happy reading readers keceh..
-------------------
Author POV
Nadia membawa sedikit kue dalam piring kecil kedalam ruangannya, dari dalam ruangan ia dapat melihat masih banyak karyawan yang mengantri untuk mengambil potongan kue.
Tok...Tok...Tok...
"Permisi"
"Oh, ia ada apa?" Ucap Nadia formal
"Apa kita boleh berbicara selayaknya teman? Karena maksud kedatangan saya sekarang sebagai seorang teman yang ingin memberikan kado untuk temannya"
Alis Nadia naik sebelah dan tatapannya berubah, "Baiklah"
Senyum ramah terpancar dari orang yang ada di hadapan Nadia, "Selamat ulang tahun Arnes" ucapnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berbalut sampul biru
"Arnes???"
"Ia namamu Nadia Arnesta kan? Aku ingin memanggilmu dengan sebutan yang lain dari yang lainnya"
"Terserah, dan terimakasih"
"Baiklah, nanti malam bisa ikut denganku untuk makan malam?" Tanyanya lagi
"Aku sudah ada acara"
"Dengan siapa?" Selidiknya lagi
"Oh, ayolah Rico apa harus aku memberitahumu?"
"Yup... sangat harus" ucapnya kekeh
"Sebaiknya kembali ketempatmu dan kerjakan tugasmu"
"Baiklah" ucap Rico pada akhirnya
Rico membalikan badan dan saat kakinya melangkah Nadia membuatnya berbalik.
"Emm.. maaf tadi aku menamparmu"
"Tidak perlu minta maaf karena kamu akan membayarnya"
Nadia heran dengan sikap Rico, sebenarnya apa yang akan Rico perbuat?
"Maksdumu apa Rico? Berapa yang harus aku bayar?""Bukan bayaran itu yang aku maksud tapi aku ingin bayaran yang lain" jelas Rico membuat dahi Nadia mengerut
Rico pergi begitu saja tanpa mempedulikan tatapan mata Nadia.
-----------
Hari berlalu dengan cepat ruangan sudah mulai sepi, inilah Nadia seorang Workaholic , dia tidak akan berhenti sampai semuanya selesai.
Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, hanya dia dan satpam yang tersisa. Karyawan lain sudah pulang pukul 5 tadi.
"Selesai" ucap Nadia penuh kemenangan
Dirapihkannya semua barang barangnya dan siap untuk pulang, siap untuk menemui kekasihnya "kasur" nan empuk yang sudah memanggil manggilnya.
Nadia memasuki lift dan menekan tombol G, didalam lift hanya ada dia dan suara angin membuat suasana terlihat mencengkam. Nadia sebenarnya bukan tipe perempuan yang penakut tapi sebuah trauma tercetak jelas bila ia mendapati suasanan seperti dulu.
Lift berbunyi dan pintunya membuka, lampu lampu sudah padam hanya ada sebuah cahaya samar dari luar. Nadia membuka pintu kaca dan,Damn. Terkunci.
Dirogohnya ponsel dalam tas tangannya dan didapati layar hitam legam tanda kehabisan daya.
"Baiklah, ini hari ulang tahunku bukan? Kenapa hari ini aku beruntung sekali???"
Keluh Nadia dalam hati. Nadia berlari mencari telpon interkom dan bodohnya dia lupa,kalau setiap jam 8 malam interkom dimatikan."Dan aku lupa mengatakan pada satpam aku lembur, bagaimana ini?"
Nadia mulai panik, akhirnya ia memutuskan untuk kembali keruangannya.Saat lift terbuka Nadia membulatkan matanya terlihat siluet seseorang tapi Nadia tidak mengetahui siapa orang tersebut.
Siluet itu mendekat dan menampakkan senyumnya.
"Kamu juga terjebak disini?" Ucapnya dan seketika Nadia menghela nafas panjang karena suara itu sangat ia kenal.
"Apa yang masih kamu lakukan sampai jam segini belum pulang?"
"Aku menunggu seseorang" jelasnya
"Aku tidak meminta kamu tunggu"
"Hey, Ibu Bos percaya dirimu sepertinya lebih tinggi dari yang aku tau" ucap Rico dengan nada meledek
"Baiklah, urus urusanmu"
Saat itu juga sebuah suara nyaring terdengar oleh telinga 2 orang tersebut.
KKKKKRRRUUUUUIIIUUUUKKKK...
Mata Nadia terbelalak sedangkan Rico menahan tawa namun sayangnya tawa itu tidak dapat tertahan lagi.
"WAHAHAHAHA... Suaranya nyaring sekali"
"Ia teruskan saja sampai kamu puas"
Baru saja Nadia melangkahkan kakinya namun tangan kokoh Rico menangkupnya dan menyeretnya.
"Lepaskan Rico, tangaku sakit" ronta Nadia
"Aku akan melepaskan, tapi kamu harus mengikutiku" ucap Rico memberi tawaran
"Ikut denganmu? Kemana?"
"Tenang saja Arnes, aku tidak akan mengajakmu ketempat yang bukan bukan"
Nadia menimbang nimbang, namun cengkraman tangan Rico memang menyakitkan.
"Baiklah" ucap Nadia pada akhirnya
Nadia dan Rico menyusuri malam gelap dalam ruangan terkunci.
"Mau kemana kita?"
"Ketempat yang harus kita tuju"
Nadia memutar bola matananya, "Ia aku tahu, maksudku tempat apa yang kita tuju?"
"Ini sudah sampai"
"Bisakah aku meminta bayaranku"
Mendengar ucapan itu Nadia bersiap siap dengan apa yang akan dilakukan Rico.
"Maksudmu?"
"Bisakah kamu membayar tamparanmu itu?"
Nadia masih bersikap waspada
"Bisa tolong masakkan aku mie instan?" Ucap Rico selanjutnya
"Apa? Mie instan?" Tanya Nadia bingung
"Ia, karena perutmu sudah memberontak dan sepertinya aku juga lapar. Kenapa? Apa kamu tidak bisa memasak mie instan?"
"Hemm.. tentu saja aku bisa"
Ucap Nadia mencari dimana letak lemari penyimpan mie instan dan akhirnya memasaknya. Nadia dan Rico memakan mie instan dan pada akhirnya Rico mengatakan hal yang membuat Nadia mulai membuka hati."Entah apa yang akan kamu pikirkan, tapi sejak kita kecil aku sudah mematrimu di ingatan dan hatiku, aku tidak akan memaksakan semua ini tapi aku akan berjuang sampai aku benar benar yakin kalau aku bertepuk sebelah tangan. Jadi mau berteman denganku?"
---------
Bersambung,
part ini mulai ditulis dari tgl 05 juli kemarin dan baru selesai tgl 11 juli, mungkin author kekenyangan ketupat jadi panjang banget nyelesain part ini.. semoga semakin mengerti alurnya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dara
Spiritual"Mencintai adalah hal mudah untuk siappun, namun mungkin itu terlalu sulit untukku.." (Nadia Arnesta,25 tahun) "Dicintai adalah impianku,sesimple itu namun tidak sesimple itu untukku.." (Azmi Atifa, 25 tahun) "Dicintai dan mencintai adalah hal mulia...