Ini sudah pukul 10 biasanya jam segini aku sudah tidur, tapi kenapa aku malam ini sulit untuk tidur? Entahlah.
Apa karena perkataan mama ku tadi? Jika Calum pergi? Dan kita tidak berteman lagi?
Sebenarnya aku sudah cukup bahkan sangat nyaman berteman dengan Calum dan juga Luke. Tapi aku lebih akrab dengan Calum karena dia teman sekelasku dan aku juga lebih sering main sama dia.
Ga kebayang nanti kalau aku udah ga sekelas lagi sama dia, dan aku sendirian. Mimpi buruk bagiku. Lebay sekali aku ini. Ha ha.
"Aku harus tidur, gaboleh baper sama apa yang dibilang sama mama tadi, palingan itu cuma bercanda" ucapku kecil hampir tak terdengar. Aku menyemangati diriku sendiri.
Namun tak lama, rasa kantuk menghampiriku. Lalu akupun menarik selimut dan bantal gulingku. Tidur dengan posisi senyaman mungkin, dan tanpa sadar mataku terlelap.
***
Mama bry's povNgeliat Caty dan Calum main aja udah jadi kebahagiaan tersendiri bagiku. Aku tidak tahu kenapa aku seneng banget kalo liat mereka berdua main.
saat sedang bermain, wajah Caty terlihat sangat bahagia. Tidak tega sebenernya bertanya akan hal seperti tadi tapi memang itu yang akan terjadi.
Flashback on
Saat sedang kumpul-kumpul geng mahmud(mamah muda) kita, yang beranggotakan saya sendiri, jeng Joy, dan jeng Liz di rumahku.
Kami berbincang-bincang banyak hal. Sampai akhirnya berbincang hal tersebut.
"Jeng, hari jumat anak anak kita bagi raport ya?" Tanya Jeng Joy.
"Iya jeng, kita berangkat bareng ya" Ucap jeng Liz.
"Pake mobil saya aja ya jeng,gapapakan?" Tanyaku.
"Iya gapapa lah jeng, hehehe" ucap jeng Joy sambil meminum minuman yang telah ku sediakan dimeja.
"Eh jeng aku mau ngomong sesuatu nih," ucap jeng Joy tiba-tiba.
"Tapi gaenak, aku sama kalian. Ini ada ngaruhnya takutnya sama persahabatan anak-anak kita" lanjutnya dengan nada semakin serius.
"Apasih jeng? To the point aja, kita coba untuk jadi pendengar yang baik." Ucap jeng Liz.
Aku hanya mengangguk dan senyum mendengar penuturan mereka.
"Gini jeng, kan nanti anak anak kita udah naik kelas ke kelas 5. Terus hm-" ucap jeng Joy terputus. Bukan terputus hanya saja ia menjeda sebentar.
"Terus suami saya tugasnya ga tentu tempatnya, jadi rencana nya saya mau pindah rumah jeng ke London" lanjut jeng Joy.
Akupun yang mendengarnya mulai shock, bukan hanya aku. Tapi sepertinya jeng Liz juga. Sebenarnya bukan tentang hubungan geng mahmud kita, tapi tentang hubungan persahabatan anak anak kita. Lalu bagaimana ini? Bagaimana cara memberitahunya pada Caty? Gimana kalau ia tidak menerimanya? Ah pusink mama bry.
"Terus gimana jeng? Calum-Luke-Caty udah sahabatan hampir setahun, mereka juga terlihat akrab banget, kasihan kalo harus dipisahin gitu" ucapku karena agak tidak setuju dengan kepindahannya.
"Tapi mau gimana jeng? Ini udah keputusan kita sekeluarga" ucap jeng Joy yang juga terlihat sedih.
"Anak aku sama anak kamu udah sahabatan juga lho jeng, kasian ih anak anak kita nanti kalo dipisahin" ucap jeng Liz yang juga ikut ikutan sedih.
"Aku gatau nih harus gimana ya, tapi kita usahain aja ini di rahasiain ke anak anak kalian dulu, ke Calum juag tentunya. Nanti kasih taunya mendadak aja pas udah h-2 keberangkatan" ujar jeng Joy
"Itu sangat menyakitkan kalau harus kaya gitu, rasanya malah makin sakit. Apa kita kasih tau dari jauh jauh hari saja?" Tanyaku. Karena aku ga mau putri kesayanganku sakit hati karena Calum yang pergi secara mendadak.
"Abis mau gimana? Kalo jauh jauh hari, mereka bisa aja menolak ajakan ini, kalo udah mendadak kan otomatis mereka gabisa menolak" ujar jeng Joy kembali.
"Tapi kasihan mereka jeng," ucap Jeng Liz, kali ini ia angkat bicara.
"Kita kasih tau mendadak aja setuju ga?" Ujar jeng Joy. Ia sangat yakin dengan masukannya itu.
"Yaudah saya setuju, biar semua ikhlas. Mungkin ada ketidakikhlasan lah pasti, tapi aku perlahan-lahan akan bujuk Luke biar dia relain sahabatnya pindah ke London" ujar jeng Liz.
"Yaudah, tapi sebelumnya kita bikin hari terindah dulu aja untuk mereka, ajak ke dufan atau kemana gitu biar mereka juga seneng" ujarku.
"Oke, deal ya" ujar jeng Joy, aku dan Liz hanya mengangguk. Sepakat.
Sebenarnya aku ragu dengan ini. Tapi mencoba tak ada salahnya.
Flashback off
Aku udah terlanjur bertanya seperti itu ke Caty, gimana nanti akhirnya? Akh pusink mama bry. Mending bobo sama papa Ashton yang gantenk ha ha ha.
Lalu akupun tidur sambil memeluk tubuh Ashton dari belakang. Sangat nyaman tubuh suamiku ini. Aku sungguh mencintainya. Pantas saja kita sudah memiliki 3 anak.***
Caty's povPagi ini aku bangun lumayan siang karena hari ini sudah libur. saat aku bangun aku segera melihat jam yang tergantung didinding kamarku. Jam tersebit menunjukkan pukul 9. Siang juga aku bangun, saat aku ingin bergegas bangkit dari kasurku tapi aku mendengar seperti ada keramaian dibawah, tepatnya di ruang tamu. Dan kedengarannya menyebut namaku dan Calum. Ada apa ini? Aku penasaran langsung saja keluar kamar dan berjalan menuju tangga. Disana terlihat mamanya Calum dan mamaku sedang duduk berdua. Kelihatannya seperti bicara serius. Bicara apa ya.
"Terus gimana jeng? nanti Calum gamau dipindahin lagi, terus namti si Caty nangis lagi kalo kita kasih tau dari jauh jauh hari" begitulah sekiranya ucap mamanya Calum sekiranya dari pendengaranku.
Apa maksudnya ini? Calum mau pindah? Pindah kemana? Ah kenapa harus gini sih.
"Aku gatega jeng kasih tau si Caty, dia sayang banget sama si Calum. Nanti kalo Calum ke London, takutnya dia nangis ga berenti berenti, diakan anaknya lebay sama baperan hehe" ucap mamaku. Parah sekali ia bilang aku lebay dan baperan. Eh tapi, Calum mau pergi ke London? Ngapain? Ah gabisa dibiarin.
"Oh iya ya, udah deh gimana ya, aku juga bingung jeng. Hm, kasih tau dadakan aja ya. Seminggu lagi kita berangkat jadi kasih taunya h-2 aja ya" ucap mamanya Calum.
Apa-apaan?
"Terserah deh, project kita untuk membahagiakan mereka di hari perpisahan tetep jadi kan?" Ucap mamaku.
Apa apaan ini?
Jahat sekali mamaku?Aku tak tahan aku segera pergi kekamar dan menutup pintuku dengan kencang. Tak peduli mamaku akan marah atau apa. Tetapi entah kenapa hatiku mencelos setelah tahu kalau Calum akan pindah. Seakan jiwaku hilang setengah.
Aku langsung menuju kasurku yang masih berantakan karena aku belum merapikannya.
Aku merebahkan tubuhku tengkurap di kasur dan menutup wajahku dengan bantal. Sungguh ini menyakitkan. Aku nangis sesenggukan. Sungguh ini menyakitkan. Sangat sakit.
Bersambung...
Gimana part ini? Ini paling gajelas ya, udah baca aja y guys thx.
Btw disini mati lampu wkwk
Bye,

KAMU SEDANG MEMBACA
Old Love? | C.H ✔
FanfictionTambahin aja ke perpusnya dulu terus baca aja jangan dianggurin di perpusnya nanti berdebu, kali aja suka terus nge vomments. Thx