Escape

2.5K 224 10
                                    

Cherry PoV

Aku memejamkan mata, mencoba berkonsentrasi dengan lagu Big Bang yang kudengarkan melalui earphone. Bibirku bergumam mengikuti lirik lagu. Aroma nikmat kue yang baru saja keluar dari oven, tidak kuhiraukan. Aku tahu Eomma sedang membuat kue di dapur. Namun semua itu tidak bisa mengalihkanku dari berbagai pertanyaan yang bersarang di kepalaku.

Jimin keluar lagi semalam. Entah ia berkemah atau kemana, yang jelas ia pergi dengan membawa ranselnya. Mentang-mentang ini liburan sekolah, ia terus saja bermain. Aku kesal karena ia bermain dengan Namjoon Oppa.

Jimin lebih banyak diam sejak kemarin. Ternyata ia pulang membawa sepedaku. Entah bagaimana ia membawanya, aku sangat berterimakasih kepadanya. Namun ia tidak mengacuhkanku dan berlalu ke kamar. Ia mandi lalu keluar rumah. Hingga siang ini ia tidak pulang. Sebenarnya kemana anak itu! Eomma dan Appa tidak melarangnya bermain hingga bermalam di hutan. Ini sedikit aneh, mereka melepaskan Jimin yang masih bocah itu begitu saja. Tunggu, aku menyebutnya bocah lagi? Ia memang sudah tumbuh dewasa, bukan anak SD lagi.

Apakah Jimin marah kepadaku karena aku meninggalkannya sendirian kemarin? Apakah ia melihatku jatuh? Dia bahkan tidak ada di saat aku jatuh dari sepeda. Jika saja ia yang menolongku kemarin, pasti tidak akan ada kejadian aneh bersama Namjoon Oppa. Aku tidak bisa melupakannya, bola mata yang berubah menjadi keemasan itu. Ada sesuatu dengan Namjoon Oppa, aku yakin!

Jika malam nanti Jimin tidak pulang, aku akan menyusulnya le hutan! Tapi, apakah aku bisa keluar rumah? Mungkin aku berhasil keluar rumah, namun nyaliku tidak akan berhasil mengantarkanku sampai ke tengah hutan. Aku masih mengingat pandangan makhluk aneh yang kulihat di tepi hutan malam itu. Makhluk apa itu sebenarnya? Aku penasaran!!

Tokk tokk tokk!!!

Aku membuka pintu kamarku dan Eomma terlihat di muka pintu. Ia tersenyum dengan sangat manis. Senyum yang sama dengan milik Jimin.

"Keluarlah, sejak tadi kau berada di kamar, Eomma membuat kue yang pasti kau sukai," kata Eomma.

"Tidak seru jika tidak ada Jimin di rumah," kataku dengan nada kesal. Memang rumah terasa sepi tanpa anak itu. "Kapan ia pulang Eomma?"

"Molla, kita tunggu saja, ia pasti akan menyesal sudah melewatkan kue buatan Eomma," kata Eomma. Ia menepuk punggung tanganku beberapa kali. "Cepat keluar, Appa sudah menunggu,"

"Appa? Bukankah Appa masih kerja,"

"Aigoo anak ini, apa yang kau lakukan di kamar sampai-sampai tidak mendengar suara mobil Appa,"

"Hehe, aku memasang earphone tadi," kataku sambil terkekeh.

"Big Bang lagi?" tanya Eomma. Ia memang tahu bahwa aku penggemar Big Bang. Aku mengangguk dan kami akhirnya aku keluar dari kamar tersayangku. Aku duduk di tengah, antara Eomma dan Appa. Kami menonton TV.

"Waahh, pria muda itu kelihatannya semakin sukses," kata Eomma. Aku menatap layar kaca.

"Siapa namja itu, Eomma?" tanyaku penasaran. Ia memang sangat tampan.

"Pewaris grup Daehan. Ia putra tunggal, dan ia sangat kaya,"

"Aku akan menikah dengan namja seperti dia," kataku sambil tertawa. "Eomma mau punya menantu seperti dia?"

"Waahh uri Cherry punya selera yang tinggi soal namja," celetuk Appa. "Tapi dia sudah punya calon istri,"

"Sayang sekali," aku memasang wajah kecewa di depan mereka. Eomma membelai rambutku pelan. "Seperti apa calon istrinya?"

Werewolf Boys [BTS FANTASY-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang