Part 7 - Found something in Waterfall

244 20 3
                                    

Pagi hari yang cerah di iringi dengan kicauan burung membuat suasana pagi ini terasa menyenangkan. Setidaknya itulah yang di rasakan Hanhan saat membuka mata dan berjalan menuju balkon yang ada di lantai dua.
Dari sini ia bisa melihat sebuah gunung yang menjulang tinggi tepat di arah timur. Gunung itu tertutupi oleh pepohonan atau mungkin juga semak belukar yang membuatnya menjadi berwarna hijau. Sejauh mata memandang hanya terlihat kehijaun alam sekitar yang membuat pikiran menjadi tenang. Udara yang sejuk dan hal lainnya yang tak pernah ia temui di Kota.
Hanhan merentangkan kedua tangannya, memejamkan mata, dan menghirup udara dengan serakah. Ia merasa sangat damai sampai tidak menyadari ada Falo yang sedang menatapnya aneh di pintu.

"Biasa aja lah, lebay banget lo." Ucap Falo.
Hanhan pun sontak membuka matanya dan menyadari Falo yang ada di pintu.

"Eh sejak kapan lo berdiri di sono?" Tanya Hanhan menghentikan aktivitas relaksasinya.

"Sejak lo ngerentangin kedua tangan lo dan merubah udara yang sejuk menjadi tercemari karena ketek lo yang bau!" Sahut Falo.

Hanhan menciumi tubuhnya sendiri, mencoba menemukan bau itu.

"Udah gak usah di cari, lo mana bisa mencium bau tubuh lo sendiri. Mending bangunin semua temen lo yang pemalas itu. Cepetan siap siap, kita kesini bukan buat tidur seharian. Tapi liburan!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Falo dengan cueknya pergi meninggalkan Hanhan yang masih berdiri disana.

"Jutek banget sih tuh orang. Temen gue bukan sih," gumam Hanhan.

"Lo juga harus mandi. Ketek lo mencemari lingkungan!" Cibir Falo yang ternyata berbalik.

"Eh ketek gue gak bau! Dasar monyet!" Umpat Hanhan kesal, tapi tidak di gubris oleh Falo yang sudah menjauh pergi.

**********
Mereka memulai perjalanan sekitar pukul 8 pagi setelah sebelumnya sarapan dengan bekal yang mereka bawa dari kota terlebih dahulu. Mereka akan menuju Air Terjun yang cukup terkenal di desa itu.
Perjalanan menuju air terjun sangat jauh, sekitar 12 kilo meter. Tapi mereka lebih memilih untuk berjalan kaki karena mereka ingin liburan kali ini berbeda. Sebenarnya tidak terlalu jauh jika menggunakan ojek yang sudah tersedia di desa itu. Hanya dengan waktu 30 menit. Dan jika berjalan akan memakan waktu kurang lebih 3 jam, itu pun jika berjalan terus tanpa istirahat.
Mereka telah berjalan sekitar 8 kilo meter, setelah lima kali istirahat dan sekarang mereka memasuki kawasan perkebunan kelapa sawit. Terlihat banyak sekali para orang desa sekitar yang sedang panen sawit disana.

"Hai Pak, cemungut eaaa..cemungut eaaa.." ucap Faris kepada salah seorang warga yang mereka lewati.

"Jangan di beri semangat. Entar baper," kata Zal.

"Hahaha.." mereka pun tertawa. Walau sebenarnya itu gak lucu.

"Adik-adik ini mau kemana?" Tanya seorang Ibu ibu yang membawa sekeranjang kelapa sawit dan kebetulan berpapasan dengan mereka.

"Ke Air Terjun, Bu.." jawab mereka.

"Ohh.. selamat bersenang senang ya.." ucap Ibu itu tersenyum dan terus berjalan.

"Pasti nya Bu..." kata mereka.
Dan teruslah mereka berjalan menuju air terjun. Di jalanan sesekali mereka berpapasan dengan wisatawan lain yang sepertinya barusaja dari air terjun. Mereka merasa tidak sabar tiba di sana.

Akhirnya.. mereka sudah tiba di air terjun itu. Dan mereka merasa sangat senang. Rasa lelah mereka terbayarkan oleh pemandangan air terjun yang sangat indah. Maklum, ini adalah pertama kalinya bagi mereka semua. Karena di antara mereka tidak pernah ke air terjun.

"Wohooo... adem banget..." seru Riky merentangkan kedua tangannya dan berdiri pada sebuah batu dekat air terjun.

"Tunggu apa lagi bro, ayo kita terjun ke bawah!!" Ucap Faris. Lalu mereka pun terjun ke air untuk merasakan dinginnya air pegunungan. Ya terkecuali para cewek. Mereka memilih untuk berendam kaki saja.

Saat sedang asik berendam kaki, Kylie merasakan sesuatu pada kakinya. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman. Kylie pun melirik kakinya yang ada di dalam air. Ia melihat sesuatu yang berkilau. Merasa penasaran, Kylie pun mengambil benda itu. Dan ternyata itu adalah...

Mount MeratusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang