Part 10 - Hands to myself

244 13 0
                                    

Warning: 17+

Di sarankan untuk membaca chapter ini sesudah buka puasa, supaya gak batal puasanya hehehe. Soalnya agak sedikit ya.. gimana gitu. wkwkwk *piece*

"Yorla? Ngapain lo kesini?" Tanya Faris setengah kaget.

"Hmm.. gue lagi bosan. Masa acara tv isinya cerita seram semua." Jawab Yorla.

"Yaudah masuk aja liatin gue main game. Siapa tau lo gak bosan," kata Faris.

Yorla pun masuk ke kamar Faris dan menutup pintu. Lalu ia duduk tepat di samping Faris. Entah kenapa setelah Yorla masuk, hawa disana jadi aneh. Bukan aneh karena horor. Tapi aneh.. "if you know what i mean".
Faris merasa risih saat Yorla menyandarkan kepala di bahunya. Tidak hanya itu, Yorla juga melingkarkan tangannya di pinggang Faris.

"Lo..lo jangan gitu dong, gue risih nih." Ucap Faris mulai gugup.

"Kenapa? Takut gak bisa nahan?" Goda Yorla dengan suara yang di buat buat.

"Waduh.. lo jangan gitu lah. Gue.." Faris terdiam saat Yorla terus menatapnya dengan tatapan menggodanya. Keringat pun bercucuran di wajahnya. "Ja.. jangan liatin gue kek gitu napa!!" Bentak Faris mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Mending kita main game bareng, daripada lo asik main sendirian. Sini gue temenin main," kata Yorla dengan suara desahan yang membuat Faris deg deg ser.

"Ayo sini kita main game.. hmmm.." kata Yorla, membuka kancing bajunya perlahan.

"Ya Tuhan, kuatkanlah iman hamba ini," gumam Faris.

"Faris.. ayo kita main. Gue bosan nih.. ahhh.." Yorla semakin menggodanya yang kini telah membuka seluruh kancingnya.

"Ya Tuhan, hamba tau ini adalah dosa. Tapi hamba tidak bisa menahannya. Dia terlalu menggoda. Maka salahkan lah yang menggoda hamba. Amin.." Faris berdoa sambil mengangkat kedua tangannya.

"Lo lucu deh.. gue jadi gemes.." ucap Yorla sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Faris.
Kini wajah mereka semakin dekat dan semakin dekat. Hingga akhirnya, bibir itu menyatu. Saling menciumi satu sama lain dengan panas. Dan lama kelamaan semakin liar. Faris yang awalnya sok kalem ternyata sudah berubah menjadi singa yang sedang menerkam mangsanya.

"Hmm.." desis Yorla di tengah-tengah ciuman liar mereka.
Udara di kamar itupun ikut memanas dengan di iringi adegan mereka yang juga semakin memanas. Yorla yang tangannya tak bisa diam dan Faris yang semakin menjadi jadi, membuat mereka semakin tidak tahan untuk maju ke tahap selanjutnya.

"Lo yakin?" Tanya Faris melepaskan ciuman mereka. Nafas Faris terlihat memburu.

Yorla mengangguk sambil tersenyum. Bahkan gadis itu melingkarkan tangannya di leher Faris sambil berkata, "Ayo lanjut lagi.." desis Yorla.

Apalah daya Faris menolak godaan yang terlalu besar baginya. Walaupun ia tau Yorla adalah temannya bahkan sahabat, tapi sungguh hal ini membuat iman nya tergoyahkan begitu hebat.
Adegan berlanjut ke tahap yang lebih serius. Namun saat Faris hendak menurunkan celana pendek Yorla, tiba tiba..

BRAK!!!
Terdengar suara dobrakan pintu dari luar. Yorla dan Faris pun spontan menyudahi adegan mereka dan berlari ke luar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dan betapa terkejutnya mereka dengan pemandangan yang mereka lihat. Di depan mereka kini terlihat....

Sorry ya guys kalo yang ini tuh gaje banget hehehe. But thank you for reading :)

Mount MeratusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang