Part 9 - The Dog in the road

224 19 0
                                    

Riky memekik saat melihat sesuatu.

"Apaan tuh?" Kata Riky berteriak sambil menunjuk.

Zal, Falo, dan Adi mencoba mengamati objek tersebut. Benar saja, seekor anjing terbaring beberapa meter di depan mereka.
Falo memaki maki orang yang menabrak anjing tersebut walaupun ia tak tahu siapa pelakunya. Falo berniat untuk mendekati anjing tersebut namun Riky menghentikannya.

"Jangan deketin anjing itu dulu," kata Riky menarik tangan Falo.

"Kasihan bro, kalo anjing itu terluka gimana?" Falo mengkhawatirkan keadaan anjing tersebut.

"Tunggu dulu. Kita amati dulu dari sini, itu beneran anjing apa anjing anjingan doang!" Kata Riky.

Mereka pun mengamati anjing itu lagi, dan hanya di bantu penerangan lampu senter yang dibawa oleh Zal. Anjing itu cukup besar. Mereka mulai merasa ada yang tidak beres dengan anjing itu. Pertama, ukurannya yang besar hampir menutupi jalan, dan kedua anjing itu tidak benar benar diam.

"Putar balik. Kita pulang aja," ucap Zal kepada ketiga temannya.

Mereka pun berputar balik dan memilih untuk tidak menghiraukan anjing misterius itu. Namun Adi merasa penasaran sehingga ia menengok ke belakang lagi. Tapi ia langsung terdiam. Walaupun gelap, Adi bisa melihat bayangan anjing itu yang berubah menjadi sosok raksasa hitam menyeramkan. Sosok itu berdiri di tengah jalan sambil menatap Adi.

"Lari sekencang mungkin bro!!! Jangan tengok ke belakang!! Pokoknya lari aja terus!!!" Ketiga temannya terkaget kaget mendengar suara teriakan Adi dari belakang. Dan sontak mereka berlari sekencang yang mereka bisa tanpa saling bicara selama perjalanan pulang.

-kembali ke para cewek yang sedang menonton tv-

Entah kenapa channel di tv ini hanya menayangkan film film seram. Tidak ada film komedi atau film romantis seperti yang mereka harapkan.

"Monoton banget!" Ucap Yorla yang berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana lo?" Tanya Hanhan.

"Toilet," jawab Yorla seadanya dan berlalu.

"Hati hati loh yaa. Ada Hanako-san di toilet," kata Mai menakut nakuti Yorla.

"Bomat!" Sahut Yorla terdengar samar samar.

Yorla berjalan menuju toilet. Sebenarnya ia tidak ingin buang air kecil atau melakukan hal apapun yang semestinya di lakukan orang orang di toilet. Entah bisikin apa yang membuatnya pergi ke kamar Faris. Yorla terdiam di depan pintu kamar Faris, menempelkan telinganya pada pintu dan mencoba mendengarkan keadaan di dalam sana.
Tangannya seakan bergerak sendiri untuk membuka gagang pintu kamar Faris. Dan di lihatnya Faris tengah asik dengan handphone yang ia pegang.

"Yorla? Ngapain lo kesini?" Tanya Faris setengah kaget.

Author gak tau harus nulis apa di setiap akhiran chapter. Tapi Author berterimaksih banget bagi yang udah baca semua cerita dari chapter awal sampai di chapter ini. Thanks a lot pokoknya sama para readers :) :) :)

Mount MeratusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang