Part 8 - Boys night out

245 19 2
                                    

Ternyata itu adalah sebuah kalung dengan liontin berbentuk segitiga.

"Kalung siapa nih, leh uga," kata Kylie memperhatikan kalung itu. Ia pun memakai kalung itu di lehernya.

[SKIP]

Hari sudah sore. Mereka pun bergegas untuk pergi dari air terjun karena disana sudah sepi dari para wisatawan lain. Karena takut hari gelap sebelum tiba dirumah, mereka pun memutuskan untuk naik ojek yang ada di lokasi terdekat dari air terjun.
Dengan membayar lima puluh ribu, mereka bisa tiba di rumah lebih cepat daripada harus jalan kaki selama tiga jam. Mereka tiba dirumah sekitar pukul enam sore.

"Makasih mang ojek," ucap Faris kepada sepuluh tukang ojek yang mengantar mereka.

Setelah itu mereka langsung masuk ke rumah untuk beristirahat.

"By the way, gue laper banget. Siang tadi gak ada makan," ucap Yorla.

"Gak ada makan apaan, sandwich yang gue bawa aja lo embat!" Sahut Hanhan.

"Yaelah sandwich mini doang. Mana kenyang gue." Kata Yorla.

"Kalian istirahat aja. Entar biar gue sama Faris yang cari makan di luar," kata Zal.

"Yaudah lah, thanks ma bro." Kata Hanhan.
Dan para cewek pun pergi ke kamar mereka.

"Kok sama gue, Zal? Ogah ah. Gue capek mau main game," sahut Faris.

"Yaudah Zal, sama gue aja nanti. Tapi gue mau mandi dulu yak." Kata Falo kemudian pergi untuk mandi.

"Thanks bro, i love you.." ucap Faris.

"Najis!!" Sahut Falo dari sana.

*****
Hanhan, Mai, Lea, Yorla, Riky, Faris dan Adi tengah berkumpul bersama di ruang tamu untuk menonton tv. Kecuali Kylie karena entah kenapa gadis itu menolak untuk bergabung dan lebih memilih untuk di kamar saja. Kemudian, muncul lah Zal dan Falo yang berlalu menuju pintu depan.

"Kita pergi dulu ya, bye.." ucap Zal berpamitan.

"Tunggu.. tunggu. Gue mau ikut juga dong," sergah Riky dan berlari mengejar Zal dan Falo.

"Eh gue juga kalo gitu!" Adi pun juga ikutan.

"Buset, Adi, lo ikutan juga? Kita kan mau main game!" Seru Faris.

"Males gue. Lo main game sama anak tuyul aja sono, bye.." sahut Adi yang kini sudah menghilang.

Faris pun menatap Hanhan, Mai, Lea dan Yorla yang juga menatapnya.

"Kenapa ngeliatin gue kek begitu?" Tanya Faris agak takut dengan tatapan mereka. "Ah gue ke kamar aja dah, daripada di perkosa empat cewek ini," Faris pun langsung berlari ke kamarnya.

"Idih gue mah gak doyan sama lo," Kata Lea.

-sementara itu di luar sana-
Zal dan kawan kawan mengikuti instruksi GPS ketika berjalan di sepanjang jalan bebas hambatan alias jalanan yang di apit deretan pepohonan dan sepi. Mereka berniat ingin mencari warung atau semacamnya yang menjual makanan. Mereka baik-baik saja sejauh ini.

"Buset dah nih kampung sepi banget yak. Padahal kan baru jam delapan," ucap Riky sambil melirik jam tangannya.

"Namanya juga di kampung. Kan gak ada cafe atau semacamnya buat di tongkrongin," kata Adi.

"Iya juga sih. Kek nya gue harus membangun cafe atau semacamnya deh disini. Pasti laku banget." Kata Riky berangan angan.

"Yakalo harganya murah sih laku aja, bro. Kalo lo ngasih harga mahal disini ya jangan harap ada yang datang ke cafe lo!" Kata Zal.

"Buat warga kampung mah gue kasih harga murah meriah. Makan sama minum 50 ribu udah cukup!" Kata Riky.

"Itu mahal bego!" Sahut Adi menjitak kepala Riky.

"Hahaha.." Riky mentertawai dirinya sendiri.

Well, setelah berjalan lumayan jauh, mereka menemukan sebuah warung yang ada di pinggir sungai. Warung itu cukup ramai. Dan segeralah mereka memesan sepuluh nasi bungkus dan tak lupa membeli air mineral dalam kemasan botol.
Setelah urusan membeli makanan dan minuman selesai, mereka segera pulang dan kembali melewati jalan yang sama. Semuanya baik baik saja. Suasananya tenang, kecuali suara langkah kaki mereka dan lagu yang di setel oleh Riky dengan volume rendah.
Sudah setengah perjalanan dan beberapa belokan lagi mereka akan tiba dirumah. Tiba-tiba dari arah belakang mereka, terdengar suara dentuman keras. Seperti suara mobil menabrak sesuatu. Mereka pun sontak menoleh ke arah belakang. Tidak ada apa apa disana. Tapi suara tadi sangat jelas terdengar oleh suara mereka.
Namun Riky memekik saat melihat...

Mount MeratusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang