Mwo?
Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook etcWarning : BL,Typo bertebaran, Alur Gaje, Membosankan
Rating : T, bisa berubah seiring berjalannya cerita 😂
Chapter 15
Happy Reading~
Seminggu berlalu semenjak Sehun bertemu dengan Taehung. Seminggu ini pula Jungkook sama sekali tak bisa menemui Taehyung. Bukan karena sang Appa melarangnya, tidak sama sekali. Bahkan Sehun sendiri juga ingin menemui Taehyung lagi. Tapi namja itu menghilang entah ke mana.
Jungkook sudah mencari Taehyung ke apartement tapi Taehyungnya itu sepertinya tak kembali ke apartement selama beberapa hari, dilihat dari keadaan apartement yang sedikit berdebu. Jungkook juga pergi ke perusahaan, tapi yang duduk di kursi CEO itu bukanlah Taehyung melainkan Kim Namjoon, sepupu Taehyung.
"Aku tak tahu ke mana anak itu, dia dengan seenaknya menelpon dan menyuruhku menggantikannya mengurus perusahaan ini untuk sementara. Dia bahkan tak bercerita padaku apa alasannya. Apa kalian ada masalah? " Namjoon mengerutkan dahinya bingung saat Jungkook datang dan bertanya padanya di mana Taehyung. Dia pikir Taehyung pergi bersama Jungkook. Jika Jungkook yang Namjoon ketahui sebagai kekasih sepupu aliennya itu saja tak tahu di mana keberadaan Taehyung apa lagi dirinya.
"Belum saatnya kau tahu hyung, permisi" hanya itu yang Jungkook katakan dan melenggang pergi.
***
Semakin hari Jungkook semakin tak karuan. Mengunci dirinya di kamar dan menghabiskan waktunya untuk melamun dan terus mencoba untuk menghubungi Taehyungnya, tapi tak pernah ada jawaban dari seberang line. Kadang akan terdengar suara teriakan dari dalam kamarnya atau sesekali suara pecahan kaca dan lemparan barang - barang yang akan membuat seisi mansion mengkhawatirkan keadaan Jeon muda itu. Tubuhnya semakin mengurus, dia bahkan tak pernah menyentuh makanan yang Eommanya letakkan di depan pintu.
Sehun semakin merasa bersalah pada dua anaknya, dia merasa gagal menjadi seorang Appa karena telah menghancurkan kedua anaknya sekaligus. Andai dia tak mengetahui bahwa Taehyung juga anaknya pasti mereka tak akan menjadi seperti ini. Andai andai dan andai.
Sehun semakin kalut memikirkan kedua anaknya. Jungkook kini seperti raga tanpa jiwa, tak ada sinar di matanya, dan tak pernah mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Seolah terkunci rapat. Sedangkan Taehyung? Sehun bahkan tak tahu keberadaan putra sulungnya itu. Dia sudah mengerahkan seluruh orang suruhannya untuk mencari Taehyung tapi hingga kini belum ada satu pun titik terang di mana keberadaan anak itu.
***
Dan malam ini, adalah malam yang paling tidak diinginkan oleh Jungkook. Malam pertunangannya bersama seseorang yang sudah Appanya tentukan.
Sehun sebenarnya tak tega memaksa Jungkook untuk bertunangan dengan anak pemilik Park Property itu tapi mau bagaimana lagi. Mungkin ini lah cara yang harus dia ambil untuk membuat cinta Jungkook pada hyungnya sendiri itu menghilang. Tapi hey Tuan Jeon, kau pikit semudah itu menghapus cinta tulus untuk seseorang? Tidak.
"Jungkook-ah, calon tunanganmu sudah datang. Ayo kita ke bawah" Luhan masuk ke dalam kamar anaknya dan hatinya mencelos saat melihat Jungkook.
Jungkook memang melakukan apa yang mereka ingin tentang perjodohan itu, tapi lihatlah matanya. Tak ada kehidupan di dalamnya. Ada nyeri di hati Luhan saat melihat anakya ini, dia ingin mengembalikan binar di mata itu, tapi bagaimana caranya? Membiarkannya bersama cintanya, Taehyung yang notabene adalah hyungnya sendiri. Itu tak mungkin. Sangat tidak mungkin.
Luhan menuntun putranya menuruni tangga menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga Park.
"Wah Jungkook semakin manis saja, sudah lama kita tak bertemu" pekik Nyonya Park saat Jungkook tiba di ruang makan.
Sedangkan Jungkook hanya diam mendengarnya dan duduk di samping sang Eomma.
Jungkook sebelumnya sudah tahu dia dijodohkan dengan siapa. Putra Park Property, Park Jimin yang tak lain adalah sahabatnya semenjak Junior High School.
[jangan demo author lagi kalo si chim lagi - lagi jadi pihak ke 3]Makan malam berlangsung ramai dengan celotehan para Eomma yang sibuk membicarakan persiapan pernikahan kedua putra mereka.
"Jimin-ah, ajaklah Jungkook berbicara berdua" setelah makan malam selesai Sehun menyuruh Jimin untuk mengajak Jungkook bicara sementara para orang tua sibuk berdiskusi tentang pernikahan.
Dan di sinilah mereka sekarang, balkon utama mansion Jeon.
"Kookie kau tak apa?"
Jimin tahu jika Jungkook terpaksa menerima perjodohan ini tapi itu tak apa karena sebenarnya Jimin sudah mencintai Jungkook sejak lama, jauh sebelum Jungkook bertemu dengan Taehyung.
"Cobalah untuk menerimaku Jungkook-ah" Jimin menggenggam lembut tangan Jungkook mencoba untuk mengambil perhatian namja manis itu. Tapi lagi - lagi Jungkook hanya diam dan menatap kosong ke depan.
"Aku tahu sulit bagimu untuk melupakan Taehyung dan aku tak tahu apa yang terjadi antara kau juga Taehyung. Tapi ku mohon bukalah sedikit hatimu untukku. Aku tak berharap kau membalas cintaku hanya saja lihatlah aku" Jimin mengubah posisinya menjadi berlutut di depan Jungkook yang mendudukkan dirinya di sebuah kursi rotan tanpa melepas tautan tangan mereka.
"Mianhae" hanya satu kata itu yang meluncur lirih dari mulut mungil Jungkook sebelum pemuda kelinci itu beranjak pergi dari sana.
Jimin tahu ini akan sulit baginya mendapatkan Jungkook, tapi dia akan berusaha. Dia sangat senang saat mengetahui Jungkook lah yang dijodohkan dengannya dan dia tak akan membuang kesempatan ini. Sudah cukup lama dia memendam perasaan yang cukup menyiksanya, dan kini adalah saat dia mendapatkan yang dia inginkan.
Jungkook kembali mengurung dirinya di dalam kamar dan mencoba menghubungi Taehyung lagi berkali - kali. Tapi selalu tak ada jawaban.
Hingga pada panggilannya yang ke 12 terdengar jawaban dari sana
"Yoboseyo"
TBC
Huaaa author di demo abis - abisan 😭😭😭
Maafin author yang seenaknya bikin vkook incest, mian mian mian.
Sttt tak kasih bocoran, beberapa chapter lagi ff ini bakalan kelar hlo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mwo? (VKook)
RastgeleJune, 02 2016 - June, 23 2016 [FINISHED] Pertemuan tak disengaja yang perlahan membawa cinta. Dan di saat kedua nya saling mencintai mereka harus di hadapkan dengan sebuah kenyataan pahit dan merubah segalanya "Kalian tidak bisa bersatu, karena kali...