1.2

141K 7.4K 148
                                    

Sinar matahari mulai bersinar agak terik pagi ini, mungkin karena sekarang sudah jam setengah tujuh pagi. Junario sudah bersiap mengambil kunci motornya untuk pergi ke sekolah sebelum sebuah pesan line masuk ke ponselnya membuat sang pemilik berhenti sebentar untuk membalas pesan tersebut.

Bintang : weyy gue nebeng dong, motor gue lagi di service

Junario : mang gue peduli gt?

Bintang : sialan.

Melihat pesan yang baru masuk ponselnya ia tersenyum geli. Junario kemudian segera bergegas berangkat sekolah dengan sedikit senyum di bibirnya yang berkali-kali mengembang mengingat pagi ini dia akan melakukan sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya, entah kenapa tiba-tiba ide itu melintas dengan lancarnya di otak Junario.

Dengan cekatan cowo dengan jaket denimnya itu melaju membelah kemacetan ibu kota di pagi hari.

*********
Gadis itu dengan tergesa-gesa memakai sepatunya kemudian keluar rumah dengan mulut yang dipenuhi oleh kunyahan roti. Sebelum pergi Renatha membiasakan dirinya untuk selalu mengunci pintu rumah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Renatha berjalan dengan cepat di sepanjang jalan menuju halte sambil sesekali melihat ke arah jam nya.

7.46 am

Sekarang gue harus gimana?.

"L-lo ngapain disini pagi-pagi?" Tanya Renatha terbata saat melihat bus yang ia tunggu berubah menjadi sebuah motor dengan pengemudi yang kalian bisa bayangin sendiri kerennya.

"Jemput lo." jawab Junario enteng tak lupa dengan senyum menggodanya.

"Gue?" Tunjuk Renatha pada dirinya sendiri dengan ragu.

"Iyalah siapa lagi, udah buruan naik ntar telat!"

"G-gue bisa naik angkot, lo ga perlu jemput gue kaya gini."

"Udah gapapa, belum tentu supir angkotnya seganteng gue," Junario menepuk dadanya bangga dan tak lupa dengan percaya dirinya.

"Yaudah deh, makasih," mau tak mau Renatha ikut Junario, lagian Renatha juga ga enak masa nolak orang yang rela berhenti di halte bus, dari pada dilirik yang lain, mending dia aja kan?

***************
Dengan sedikit kompromi akhirnya Bryan menyetujui permintaan Bintang untuk memberi tebengan setelah permintaannya tidak dituruti atau lebih tepatnya ditolak oleh Junario. Dan disinilah mereka, berada diparkiran sekolah melakukan sedikit pemanasan dengan menggoda para siswi yang lewat tak kecuali guru yang masih muda. Mereka hendak pergi ke kelas namun sudut mata Bintang melihat Junario dan Renatha baru saja turun dari motor.

"Anjing, sialan tu bocah!" umpat Bintang, Bryan yang tak mengerti langsung bertanya.

"Kesurupan mas?"

"Tu liat, si Junario." Bryan langsung megikuti arah mata Bintang dan ia melihat Renatha dan Junario dan hanya ber oh ria namun dalam sekejap ia menyadari apa yang dilihatnya.

"Heh? Junario?"

Mereka berdua sibuk dengan pikirannya sendiri, yang satu marah gara-gara tidak diberi tumpangan Junario sedangkan yang satunya terheran-heran melihat Junario dengan Renatha.

Azka yang tidak diundang pun tiba-tiba muncul dibelakang Bintang dan menepuk pundaknya, menyebabkan si empunya terlonjak kaget. "Woii pada liatin apaan sih pagi-pagi, kelas yok udah mau masuk."

"Sok kaget lu,"

"Sialan gua kaget beneran anjir!" Balas Bintang sambil menoyor kepala Azka.

************
Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit lalu, seperti biasanya para the most wanted sudah berkumpul di basecamp nya -atau lebih tepatnya- yaitu kantin untuk mengisi perut.

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang