Extra Part [1/2]

152K 6.1K 226
                                    

🎧 Zayn ft. Taylor Swift - I don't wanna live forever

Lima tahun sudah terlampaui meskipun awalnya terasa sangat berat tanpa ada 'dia' disisinya. Panasnya matahari yang seakan membakar kulit tak dipedulikan sedikit pun oleh seorang arsitek muda yang kini sedang mensurvei beberapa lokasi yang akan dijadikan sebagai perusahaan property, meski ini bukan tugas nya tapi ia harus melakukannya untuk menggantikan temannya yang cuti karena sakit. Seorang arsitek tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki tim untuk menangani serta mengerjakan sebuah proyek bersama. Sudah berapa banyak pikirannya memunculkan berbagai bentuk rancangan bangunan yang kreatif, namun sayang, hal itu tidak berhasil mengenyahkan pikiran tentang pria-nya.

"Ren," Ucap seseorang sambil menyenggol lengannya menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Ia kemudian berbicara pada pria yang berada dihadapannya.

"Mungkin cukup dulu untuk hari ini Pak, minggu depan kami akan memberikan beberapa rancangan bangunan kepada anda," ucap gadis tersebut sambil menutup buku yang ia pegang.

"Baiklah, terima kasih atas kerja samanya," jawab pria yang menjadi lawan bicaranya lalu mereka berjabat tangan dan meninggalkan lapangan proyek.

"Kemana lagi ini? Langsung apa kantor?"

"Kantor lah! Lo mah enak, udah kelar. Gue? Laporan belom jadi. Kalo mau ke Quarter hari ini lo sendiri dulu ya," mendengar itu orang yang duduk dibangku penumpang hanya mendumal kesal sedangkan orang yang berada dibangku kemudi segera menyalakan mesin mobilnya.

*************

Dengan langkah lesu seorang gadis berjalan menuju cubicle nya dan disambut beberapa tumpukan berkas yang menunggunya. Ia menghembuskan nafas keras ketika melihat berkas-berkas itu dan bukannya mengerjakannya ia malah menumpukan kepalanya diatas berkas tersebut.

"Tadi gimana surveinya?" Tanya Anna tetangga cubicle disebelahnya.

"Ya gitu,"

"Gitu gimana? Yang jelas dong kalo ngomong Ren,"

"Daripada lo nanya mulu, mending lo bantuin gue nyelesein laporan laknat ini gih,"

"Enak aja, gue kan bukan tim lo!"

"Ya terus ngapain lo nanya-nanya tentang surveinya tim gue?"

"Hehe, ya kan pengen tau aja," ucap Anna sambil nyengir kuda.

"Pengen tau kerjaan tim gue apa pengen tau cowok baru di tim gue yang namanya Reksa?" Goda Renatha sambil menyipitkan matanya sedangkan yang digoda menampakkan semburat merah di pipinya.

"Apaan sih! Ga lah, by the way nih ya kabar lo sama abang Leon gimana?" Tanya Anna yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan awal.

"Lo bisa diem gak? Gue ma-"

"Mbak Renatha satu jam lagi diminta Pak Anton buat meeting," ucap Pak Dewa yang tiba-tiba muncul didepan cubicle-nya

"Iya Pak" jawab Renatha kemudian Pak Dewa berlalu dari hadapan Renatha.

"Mampus berkas belom kelar, makan siang juga belom," umpat Renatha.

"Minta Leon buat beliin makan sianglah Ren, ga canggih banget lo!" sahut Anna.

"Lo mah Leon mulu Leon mulu! Ini bukan waktunya ngomongin dia, sekarang gimana caranya gue selesein berkas seabreg yang buat meeting nanti,"

Dengan cengiran kudanya Anna menjawab dengan sangat polos, "Emmm maaf ya kayaknya perut gue udah demo minta diisi, jadi bye! Oh iya, kalo ngomong jangan kebanyakan es, ntar beku loh," Anna langsung melesat pergi meninggalkan Renatha.

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang