1.3

131K 7.3K 318
                                    

Cepet kan kita apdetnya? Muahahhah, ntar bacanya sambil dengerin lagu Lovin' So Hard - Becky G yaaaa itu ada di mulmedh biarngefeel gimana gitu(; (menurut gw).
Happy reading! Moga puasanya pada lancar ye.




☁☁☁☁☁☁☁
Hujan mulai datang mengguyur permukaan bumi, padahal ini baru memasuki bulan Mei yang seharusnya kemarau lah yang menguasai. Dan pintar nya Renatha lupa untuk memasukkan payung atau jas hujan ke dalam tasnya.

Ngomong ngomong soal Renatha ini adalah hari kelima semenjak kejadian Junario mengantarkan pulang gadis tersebut dan anehnya cowok itu tidak muncul lagi barang sedikitpun untuk menyapa Renatha. Kalau boleh jujur sebenarnya memikirkan itu Renatha merasa sedih, atau istilah gaul nya galau.

Ya kok galau sih? Emang gue siapanya Junario coba? Elah

Gadis itu menyenderkan kepalanya pada kaca jendela bus yang luarnya terdapat tetesan air.

Meratapi nasib.

Sesaat kemudian ia terbangun saat ponsel ditangannya berbunyi.

Line!

Mata Renatha menjadi segar seketika saat mengetahui siapa pengirim line tersebut.

Untung gue uda paketan, batinnya.

Junario Oriesta : tha, hari ini brgkt kan?

Renatha A. : iya, knp?

sent. Tak lama kemudian line tersebut langsung mendapatkan balasan.

Junario Oriesta : gapapa heheh, lo uda brgkt?

Renatha A. : udah, ini lagi didalem bis.

Sesaat Renata tersenyum malu-malu saat menyadari bahwa Junario terlihat care padanya. Terlihat loh ya, inget!

Junario Oriesta : oke deh, see u in school(;

Gadis itu kemudian tersenyum sendiri saat membaca balasan Junario, bahkan sekarang ia tidak peduli jika menjadi bahan tontonan didalam bus.

Andai saja dia tadi tidak terburu-buru menaiki bus, pasti dia sudah duduk manis di jok motor milik Junario. Eh tapi kan lebih baik selama kita masih bisa ngelakuin sendiri ya jangan minta bantuan orang lain,pikirnya. Tapi kan seneng juga berangkat bareng sama doi, kan sekolahnya makin semangat gitu.

Gadis itu kemudian tersenyum lagi membayangkan imajinasinya, dan tiba-tiba bayangan itu hilang saat sang kernet bus yang ia tumpangi menepuk bahunya menyadarkan bahwa busnya sudah berhenti ditempat tujuan.

"Neng udah nyampe nih, senyum mulu dari tadi," goda si kernet bus.

"Hah? Masa udah nyampe bang?" Tanyanya heran.

"Elahhh pake nanya lagi. Noh! SMA 45 Bina Bangsa, biasanya turun sini kan?" ucap sang kernet bus sambil menunjuk bangunan sekolah lewat kaca bus.

"Cepet amat," ucap Renatha pelan, kemudian menyerahkan uang tiga lembar seribuan.

Keluar dari bus gadis itu langsung lari terbirit-birit sambil menutupi kepala menggunakan tangannya.

Hujan turun semakin deras dan Renatha memutuskan untuk berhenti sebentar di parkiran sekolah -karena ada atapnya-, sesaat gadis itu menggosokan tangannya kemudian meniupnya.

Kemaren gue bawa payung, ngga ujan. Sekarang ngga bawa payung, eh deres amat. Batinnya.

Gadis itu melirik benda yang melingkar manis di tangannya.

Lima menit lagi Pak Wicak masuk!

Renatha kemudian dengan terpaksa harus menerobos hujan. Yahh mau gimana lagi dari pada dihukum kan?

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang