1.8

115K 6.3K 406
                                    

Siang gaessss gw tau ini ngaret pake bgt. Tapi ini panjang suer, kemaren gw mau ngepost tapi uda kemaleman jadi ya gw pikir ganti sekarang ajaaa. Maap bgt asli gw jg ga tau kalo bakal kekgini😭😭😭 soriiii. Play mulmed diatas ya😊😊

Happy reading!!

☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️

"Jidat kamu kenapa?"

Suara lelaki mengagetkan Renatha yang sedang menata bukunya untuk bersiap pulang. Gadis itu terlonjak kemudian menghembuskan napasnya lega saat mengetahui orang didepannya adalah Junario.

"E-eh ini? Jatuh tadi," ucap Renatha seraya memegang jidatnya yang nyeri.

"Ko bisa sih?" Tanya Junario kemudian memajukan tubuhnya dan meraih kepala Renatha. Cowok itu mengamati benjolan biru di dahi Renatha.

"Tadi lupa nali sepatu, eh kesandung deh," jawab Renatha dengan tidak menceritakan kejadian detailnya, tapi setidaknya ia tidak berbohong kan?

"Lain kali hati-hati, sakit kan?" Tanya Junario sambil meniup-niup kecil dahi Renatha yang dibalas anggukan oleh gadis itu. Dalam hati, ia bersorak senang karena Junario perhatian padanya. Diam-diam ia juga mengulum senyum.

"Yaudah biar ga sakit, gimana kalo sekarang kita jalan?" Ajak Junario disertai dengan senyuman, tak lama kemudian Renatha mengangguk. Tangan gadis itu ditarik pelan oleh Junario menuju parkiran.

It's gonna be a great day!

****************

Sore hari memang tepat dijadikan sebagai suasana untuk hangout, entah itu sama temen, keluarga, pacar, atau orang terdekat kalian. Selain tidak panas, kalian juga bisa menikmati indahnya awan saat matahari akan tenggelam.

Lain diluar, lain lagi dengan suasana didalam sebuah kafe yang dipenuhi oleh pengunjung ini. Di meja pojok sebelah kanan, terdapat sepasang remaja yang hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah menunggu cukup lama, beberapa menit kemudian akhirnya ada salah satu mereka yang membuka percakapan, meskipun dengan terpaksa.

"Cepet ngomong, gua gak punya banyak waktu buat ngeladenin lo," ucap cowok yang sedang duduk berhadapan dengan seorang gadis berambut coklat didepannya.

"Lo mau pesen apa?" Tanya gadis itu dengan tenang dan dibalas acuh dengan cowok yang masih mengenakan seragam sekolah dihadapannya itu.

"Cepetan ngomong. Seperlunya."

Mendengar keketusan itu, sang gadis menghembuskan nafas pasrah dan mulai untuk membuka mulut.

"Sebelumnya makasih, udah mau bersedia buat dateng," ucap gadis itu sambil menelan ludah canggung.

Kalo lo ga nelpon sambil nangis terus, gua juga ga bakal mau dateng.

"G-gue nyuruh lo kesini karena gue-" Bintang yang awalnya mendengarkan Keisha, teralihkan oleh cewek yang memakai seragam serupa dengan dirinya yang sedang mengantre untuk memesan makanan. Bintang menyipitkan lagi matanya saat ia juga melihat ada cowok dibelakang gadis itu. Matanya membelalak saat melihat gadis itu memutar tubuhnya menghadap cowok yang berada dibelakangnya.

Bintang yang semula memasang wajah setenang mungkin ketika berhadapan dengan Keisha kini berubah menjadi panik. Bagaimana jika nanti Junario melihat dirinya dan gadis yang saat ini -entah berbicara apa- dihadapannya.

"Bintang, lo dengerin gue kan?" Tanya gadis itu yang mulai menyadari kepanikan Bintang.

"Kita cari tempat lain," ucap Bintang yang kemudian menarik lengan gadis itu. Sedangkan Keisha yang belum siap berdiri, kakinya menyenggol meja dan menimbulkan suara yang cukup keras.

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang