seorang gadis bernama Disa yang memiliki stalker yang selalu mengiriminya cokelat setiap bulan, dan suatu saat, stalker yang disebut Mr. Choco oleh Disa meminta nya bertemu.
Lantas, Disa terkejut karena orang tersebut rupanya Tuna wicara.
Namun, ad...
Huft... 2 bulan berlalu begitu saja. Dan selama 2 bulan itu, aku dan team basketku di sibukkan dengan turnamenbasket antar pesantren se Bogor raya,bayangin aja berapa banyak yang ukut turnamen basket tahun kedua ini?, intinya lebih banyak dari tahun lalu.
Sekarang ini, aku lebih tepatnya siang aku berkumpul dengan anak-anak basket, aku ningin sih ikut latihan but... i'm fasting today. Senior basket begitu semangat mengajarkan teknik bermain basket pada pemain perempuan yang baru, sedangkan untuk laki-lakinya hanya sedikit di tambahkan body language agar terlihat luwes alias gesit saat sparing dengan pemain basket lainnya.
Sementara aku menonton anak-anak latihan, ponselku berdering.
" hallo, assalamualaikum."
" neng, jalan yuk. Sibuk gak?." Tanya seseorang di seberang.
" Do. Sorry, gue lagi basket sama anak-anak. Besok ajalah."
" nope.. assalamualaikum."
" waalaikumsalam."
Kadang kala, aku suka melamunkan saat-saat aku pertama kali bertemu dengan Ando, alias Andonial Mardafi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sangat yah, seperti yang kalian ketahui jika semanyanya yang lebih etisadalah pria yang menyatakan cinta duluan, namun beda dengan kasusku. Malahan akulah yang menyatakan cinta duluan, saat aku ingin ke lapangan basket. Bahkan sampai aku mengeluarkan air mata. Dan kalian tau, dia malah langsung memelukku sambil mengelus kepalaku, otomatis aku syok dan langsung menginjak kakinya.
Aku berteriak, dan mengeluarkan sumpah serapah untukknya.
Bukannya dia marah, malah tertawa terbahak-bahak.
" kamu lucu yah, bukannya seneng di peluk. Kamu malah ngijek kaki orang, dan anehnya kamu yang nangis. Mestinya aku yang marah sama kamu karwna nginjek kaki aku neng.."
" a...a.. hiks..abisnya, kan aku gak pernah di peluk sama cowok tau. Dan loe, malah seenaknya maen peluk-peluk gue. Loe kira gue guling."
" yaudah, maaf. Kan aku juga gak tau. Nangisnya udah selesai ?."
" hiks.. ke..kenapa emang?."
" kita dulu disana. Trus kamu minum dan dengerin aku." Ando menunjuk ke belakang ring basket.
Aku menurut saja, lagi pula kakiku kram karena berdiri kelamaan sambil nangis.
" nih, minum dulu." Ando menyerahkan botol minumnya padaku. Mumpung aku sedang sangat haus, aku habiskan saja minumnya, mumpung ada yang ngasih.