PART 9

23 2 3
                                    

I'm back guys...

---------------------------------------------------------------- 

Mardita POV.

Aku merasa jengah dengan kelakuan Daniel yang selalu men-stalker aku setiap hari. Aku capek dengannya yang selalu mengejarku, seperti tak ada perempuan lain yang mampu menarik perhatiannya. Aku sedang duduk santai di mall sore ini, menikmati orang-orang berlalu lalang di dalam mall ini. Tiba-tiba musik yang aku putar di ponsel berhenti, digantikan dengan nada dering seseorany yang menelfonku.

" hallo, assalamualaikum." Sapaku lebih dulu.

" waalaikumsalam sayang."

" aduh, loe lagi.... loe lagi. Bisa gak sih loe gak ganggu hidup gue yang udah rumit ini Daniel." Kataku dengan malas.

" apa kamu yakin ingin aku berhenti mendekatimu? Tapi, jika aku berhenti, aku yakin...saaaaangat yakin bahwa nantinya akan merindukan suaraku yang memanggil namamu. Tapi, aku janji... aku akan berhenti menstalker dirimu, menelfonmu, mengirimu pesan juga. Tapi, jika suatu saat aku merasakan kau memimpikan aku, aku akan datang padamu kapanpun."

" pede banget sih loe. Sampe segitunya ke gue."

" iya doong. Yasudah... aku kerja dulu sayang, assalamualaikum." Aku hanya diam, dan menjawab salamnya dalam hati lalu mematikan telfon.

Moodku seketika menjadi buruk, dan malas untuk melanjutkan cuci mata yang aku niatkan sejak sampai di mall. Dasar perusak mood saja.

................

" gimana acara cuci matanya kak?." tanya Disa begitu aku sampai di rumah.

" ada perusak mood, jadinya gak menikmati cuci mata di mallnya. Coba tadi kamu mau ikut, gak bakalan rusak mood kakak Dis."

" lah, malah nyalahin Disa, jelas-jelas yang salah pasti kak Daniel kan?."

" hufftt... kakak masuk ke kamar dulu, mau mandi."

" wah, sepertinya dugaanku benar nih. Hihihi..."

Aku alhamdulillah, sudah mendapatkan pekerjaan. Sebagai kasir di rumah sakit marzuki mahdi, walau gajinya tak seberapa tapi setidaknya cukuplah untuk aku memenuhi kebutuhan diri sendiri saat ini.

Bermalas-malasan di tempat tidur ketika sore sesudah madi dan shalat ashar walau telat karena macet saat pulang. Ponselku, aku abaikan tanpa men-silent terlebih dahulu seperti hari-hari sebelumnya. I think kalian pada tau kenapa.

Saat-saat seperti inilah, aku biasanya mencerna ulang apa yang orang katakan hari ini, dan berharap kedepannya bisa aku perbaiki jika memang ada yang salah.

Nantinya kau akan merindukan suaraku yang memanggil namamu.

Dan... ingat, aku akan daang kapan saja ketika aku merasakan kau memimpikan aku.

Ya Allah, aku sendiri bingung dengan diriku yang sekarang ini. Setelah cukup lama aku sendiri dan hanya berteman dengan orang-orang, sepertinya aku sebentar lagi akan menjerit kesakitan karena aku tak ingin sendiri lagi, aku ingin ada seseorang yang menemaniku, memahamiku, dan ada saat aku membutuhkannya, selalu bisa membuatku tertawa walau keadaan menyakitkan.

Lamaaku berpikir, aku malah mengantuk. Lantas aku membiarkan diriku dibawa oleh alam mimpi.

Niel...niel... Daniel...

........

" kak Dita, bangun kak. Dah magrib. Kata mama shalat dulu." Ujar Disa.

" yeh... malah dicekin gue, kak... kakak perempuanku yang tidurnya kayak kebo dan gak mau ngakuin kalau sebenarnya kak Dita itu cinta sama kak Daniel... bangun lah, mama nyuruh magrib tuh. SETENGAH JAM LAGI WAKTU MAGRIB ABIS loh kak."

THE  LAST CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang