PART 14

11 1 1
                                    


MARDITA POV.

Pasca acara nikahan hari itu, aku langsung tinggal di rumah orang tua Daniel yang di Ciawi.

Kata papa Daniel begitulah yang diinginkannya.

Aku disambut hangat oleh orang rumah saat itu. Dan sekarang keaadaannya, kami sedang berbulan madu selama seminggu di Bali.

Flashback....

" mikirin apa sih?." Daniel membuyarkan lamunanku.

" kerjaan, kamu malah seenaknya aja main minta izin sama atasan aku kalau kita akan bulan madu seminggu."

" aduh sayang, kamu masih pengen kerja setelah kita menikah?."

" iyalah, masa dibiarin aja sih ilmu yang aku dapetin selama sekolah?."

Daniel menghela nafas berat. " kamu pernah denger kisah seorang ibu bernama Septi Peni Wulandani gak?."

" enggak, emang dia siapa?."

" intinya, dia itu salah satu orang tua dari 2 anak yang sukses mendidik anak-anaknya tanpa sekolah formal."

" berarti anak-anaknya gak sekolah?."

" iya, kurang lebih begitu. Anak-anaknya baru sekolah saat mereka masuk SMP. Ibu Septi membebaskan anak-anaknya utuk memilih mau sekolah atau tidak, dan anak-anaknya memilih tidak sekolah, Ibu Septi dan keluarga punya prinsip: Selama Allah dan Rasul tidak marah, berarti boleh. Yang diperintahkan Allah dan Rasul adalah agar manusia mencari ilmu. Mencari ilmu tidak melulu melalui sekolah kan? Uniknya, setiap anak harus punya project yang harus dijalani sejak usia 9 tahun."

" whaw, keren banget. Trus nasib anak-anaknya gimana sekarang?."

" seneng banget sih."

" abis, siapa yang gak antusias coba, kalau denger cerita yang menginspirasi kayak gitu?."

" iya jugasih. Nasib anak-anaknya sekarang sudah pada sukses. Bahkan anak-anaknya terkenal hingga keluar negeri dan lanjut kuliah di luar negeri."

" jadi pengen punya anak-anak yang sukses juga, tapi gak melupakan Allah dan Muhammad sebagai tumpuan hidup."

" kalau mau seperti itu, kita mulai sekarang yuk prosesnya. Udah malem juga nih."

" ih, dasar omes!."

" aku bukan omes sayang, aku Daniel suami kamu."

" bisa aja ngeles kayak bajaj."

" lah, katanya mau anak-anak yang gak melupakan Allah dan Muhammad sebagai tumpuan hidup? Yah, harus ngelewatin proses pembuatannya dulu dong. Emang kamu Maryam yang bisa langsung hamil karena keajaiban Allah?."

" yah.. gak juga sih.."

" yaudah, kita mulai aja yuk."

" ih, dasar."

"pura-pura nolak, tapi mau juga kan? Kamu tau gak kalau istri yang mengajak lebih dulu maka suami istri yg melakukannnya akan menjadi pahala loh. Makanya lain kali kamu aja yang ngajakin aku yah."

" modus deh..."

" hahahai. Ayolah, tiga hari kita pulang nih."

Mau gimana lagi, aku hanya diam dan menurut pada suami.

.....

" kamu belum isi sayang?." Tanya mama Daniel saat sarapan pagi di hari minggu.

" belum mah, lagi pula waktu kita ke Bali, bukan pada saat Dita masa subur mah." Celetuk Daniel, sebeluma ku menjawab duluan.

" emang kamu tau masa subur isrti kamu?." Tanya papa Daniel.

" hmm.. kalau gak salah tanggal 15 minggu kemarin kan sayang?." Daniel menoleh padaku, dan aku mengangguk.

" hebat kamu Dan, bisa sampai tau masa subur istri kamu."

" siapa dulu doong... insha Allah, 2 bulan kedepan Dita bakalan hamil mah, pah."

"sudah Dan, kasian istri kamu tuh. Mukanya jadi merah karena malu sama ucapan kamu." Tegur mama.

" maaf sayang, tapi sayangnya apa yang aku bilang tadi bakalan kejadian. Dan mumpung sekarang minggu, saat tidur siang kita mulai yah."

" dasar omes."

" dibilangin aku bukan omes sayang, aku Daniel suami kamu."

" Di meja makan jangan berkelahi." Tegur papa.

.....

ABX

THE  LAST CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang