maaf kalau kali ini ceritanya pendek...
---------------------------------------
Arman Ahmad Suwanto POV.
Hari bahagiaku, dan hari bahagia untuk keluarga besar dan tentu saja calon keluarga baruku.
Aku menjadi Ge'er melihat diriku yang terlihat luar biasa di depan cermin, melebihi dandananku saat hendak ke kantor. Sepatu pentofel hitam, celana dan jas hitam, kemeja putih yang dikaitkan dengan dasi kupu-kupu hitam serta sentuhan terakhir peci hitam.
" whaw.. anak ayah sangat tampan hari ini.." puji ayah yang baru masuk ke kamarku.
" eh ayah, thanks yah. Yah... siapa dulu dong ayahnya."
" hahahahaha... ternyata benih ayah berhasil yah, ah... sudah saatnya kamu tidak boleh egois dalam rumah tanggamu, dan perhatikan tutur katamu jika di depan istri dan anak-anakmu nanti, karena kamu adalah panutan dalam keluarga kecilmu."
" baiklah, wah... ternyata ayah bisa serius juga rupanya."
" hahahaha... ah, sudah. Ayah mau ke depan dulu, kamu cepat keluar agar ke mesjidnya juga tidak terlambat."
" siap ayah, ntar lagi aku keluar."
Beberapa menit kemudian rombongan keluarga besarku bertolak ke mesjid terdekat, untuk melaksanakan ijab qobul. Jauh hari sebelumnya, aku mengusulkan pada calon istriku untuk melakukan resepsi nanti,setelahaku memiliki cukup uang. Karena jujur saja, aku malu karena pernikahanku ini dibiayai oleh orang tuaku, syukurnya dia mengerti dan menyetujuihal tersebut.
Lima belas menit berselang, alhamdulillah kami sampai di mesjid terdekat.
Mesjid di hias seadanya, untuk acara ijab qobul hari ini. Yang penting adalah ridho Allah dan restu orang tua kan?.
Digiring oleh keluarga besar, aku masuk ke mesjid dan duduk di hadapan penghulu menanti sang pengantin wanita datang. Aku menoleh pada Disa dan Dita, mereka begitu cantik seperti bidadari. Aku jadi ingat saat Disa menolakuntuk memakai make-up, dan di paksa oleh Dita.
" kenapa ?." tanya disa.
" kalian berdua cantik banget." Pujiku.
" ah, dasar raja gombal." Jawab Dita ketus.
" mempelai wanitanya udah dateng." Kata mama yang duduk di samping Dita.
" jangan gugup kak. Santai dan bismillah..." bisik Dita, tau aja jika aku memang sangat gugup mengucapkan ijab qobul.
Mataku tak bisa berkedip melihat calonku yang subhanallah begitu indah, memang selama dua bulan terakhir, aku hanya melakukan taarufan dengan pihak keluarga dan hanya sekali melihat wajahnya yang tanpa riasan yang indah dimataku. Dia duduk disampingku, dan kebaya putihnya dirapihkan oleh ibunya dan menyampirkan sebuah renda diatas kepala kami.
" apa kedua mempelai sudah siap?." Tanya penghulu.
" insha Allah siap."
" baiklah... kita mulai ijab qobulnya." Sang penghulu memberi instruksi kepada ayah Fathimah untuk menjabat tanganku.
" baiklah. Bismillahhirrohmanirohim.... ananda Arman Ahmad bin Suwanto, saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan anak saya, Fathimah binti Amanah dengan seperangkat alat shalat, cincin seberat 4 gram dan surah Ar-Rahmandi bayar tunai." Ucap pak Amanah dengan tegas.
" saya terima nikah dan kawinnya Fathimah bin Amanah dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
" bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, sebelum kalian mengucapkan sah, mempelai pria diharapkan membacakan surah Ar-Rahman sesuai dengan mahar yang diajukan." Tutur penghulu saat aku melepaskan jabatan tanganku dengan pak Amanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST CHOCOLATE
Fantasyseorang gadis bernama Disa yang memiliki stalker yang selalu mengiriminya cokelat setiap bulan, dan suatu saat, stalker yang disebut Mr. Choco oleh Disa meminta nya bertemu. Lantas, Disa terkejut karena orang tersebut rupanya Tuna wicara. Namun, ad...