i'm back..... sorry libur posting krn ada insiden yang tak diinginkan...
well, happy reading guys... ^_^
----------------------------------
Siang berganti malam, dan pasca kepulangan Daniel dan keluarga, kak Dita tak hentinya menyinggungkan senyumnya yang membuat wajahnya semakin merona.
" ekhem... ada yang lagi seneng nih abis di lamar. Mana 3 hari lagi bakalan married. Aduh... beruntungnya dirimu kak Dita."
" eh, iya. By the way sedari tadi kak Thima kaga ada yah waktu ada tamu. "
" ih, kak Dita, malah ngalihin pembicaraan. Aku nanya, kak Thima kemana?."
" oh, kak Thima. Dia pamit tadi mau ke rumah temennya, kata dia di jemput di depan gang."
" yaudah. Gimana nih, yang sebentar lagi jadi nyonya Al-Rahman."
" yah.. gimana gitu, kayak... ada manis-manisnya."
" yeh.. malah promosi, dasar."
Sementara aku dan kak Dita berbicang seputar kak Daniel, rumah kami kedatangan tamu lagi. Terdengar dari suara bel yang di pencet dari luar.
" siapa pagi yah dek? Yang bertamu jam segini?." Tanya kak Dita yang melirik jam dindingnya, menunjukkan jam lima belas msnit sebelum jam setengah delapan.
" entahlah, kita lanjut ngomongin kak Daniel aja yuk. Aku masih penasaran nih sama orang yang kakak bilang stalker sejati."
" baiklah..."
" Dita, Disa... di panggil papa." Panggil mama dari luar.
" kita tunda dulu bercerita tentang Danielnya."
" Disa, kamu belum ganti baju kan?." Tanya mama dari luar.
" udah mah, kenapa?."
" nothing. Sekarang kamu ganti baju gih terus dandan yang cantik gih sama kakak kamu. Di bawah ada Arman dan Thima."
" kak Thima udah pulang?."
" sudah sayang. Setengah jam yang lalu di jemput Arman." Mama pun masuk dan masih masih cantik seperti tadi sore.
" apa hubungannya sama aku ganti baju sama dandan cantik?."
" sudah, kamu gak bakalan rugi kok, nurut aja. Kasian tuh papa nungguin kalian kelamaan di ruang tamu."
" iya deh ma, kak aku ke kamar dulu yah." Aku pun pamit untuk ke kamar.
Dengan kerudung segitiga, berwarna peach dan gamis berwarna soft orange siap untuk keluar kamar.
Kak Dita sudah duluan ke ruang tamu, aku baru saja memasang senyum terbaik untuk kak Arman, namun senyum itu sirnah begitu aku melihat wajah itu dan senyum itu. Mas Afdal. Apa yang dilakukannya di rumahku dan mungkin pria dan wanita paruh baya itu orang tuanya.
" Mas Afdal ?."
" ah, malam Dis. Kau terlihat indah dengan pakaian itu."
Aku ingin marah, aku ingin menangis saat itu juga.
" APA YANG KAU LAKUKAN DI RUMAHKU MAS?." Emosiku tak terbendung lagi, entah kenapa malah meledak disaat tak tepat. Selama ini aku udah menahannya. Air mataku jatuh begitu saja dihadapan semua.
" Dis..." ujar mama rintih.
" kamu kenapa dek?." Tanya mas Arman juga.
" maaf semuanya, saya permisi." Aku jalan cepat ke kamar meninggalkan semuanya, masa bodo dengan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST CHOCOLATE
Fantasyseorang gadis bernama Disa yang memiliki stalker yang selalu mengiriminya cokelat setiap bulan, dan suatu saat, stalker yang disebut Mr. Choco oleh Disa meminta nya bertemu. Lantas, Disa terkejut karena orang tersebut rupanya Tuna wicara. Namun, ad...