PART 20

22 1 0
                                    

Assalamualaikum, Ochie balik lagi. Maaf kalau lama, karena tugas proposal penelitian dan surveilens yang begitu menyibukkan... 

aku harap, di bab ini kalian memberiku " LIKE " di bab ini. 

Semoga bab ini sesuai harapan kalian...

Selamat membaca...


..................................................................................................................................................................


Syukurlah Allah berada dipihakku saat ini, aku mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan secara langsung kebenaran yang membuatku penasaran setengah mati.

Setelah selesai bersiap-siap untuk ke rumah Ando, aku dan Nio pamit saat aku selesai berbicara di telfon beberapa menit yang lalu. Lalu lintas yang selalu macet membuat darahku yang mendidih semakin mendidih, ingin rasanya aku menyiram kepalaku dengan air dingin sedingin es batu saat ini. Angkutan umum menyelap-nyelip dimana-mana tak peduli dengan mobil-mobil pribadi yang dilewatinya. Waktu yang biasanya di tempuh hanya satu jam plus macet, kini waktu yang aku tempuh menjadi 2 setengah jam karena ada kecelakaan di ujung jalan.

Di kediaman Ando dan Linna, aku disambut ramah oleh mereka. Namun aura yang mereka tebar, membuatku merasa asing dengan mereka. Walau begitu, aku berusaha ramah dengan kedua sahabatku.

" hai, sayang. Long time not see you." sapa Linna dan ando yang tersenyum ramah padaku.

" hai juga sayang. Gimana kabarnya nih pengantin baru?."

" yah, kami seperti remaja ABG lagi rasanya Dis." Jawab Ando sambil mempersilahkanku duduk.

" Dis, aku ambilin minum dulu yah. Mas, kamu temenin Disa dulu yah."

" Om Ando, Nio gak disapa nih? Kenapa hanya mama Disa yang di sapa?."

" astagfirullah, om Ando lupa kalau Nio juga ikut. Halo little boy." Nio menjadi cemberut karena Ando melupakannya.

Selang beberapa menit aku dan Nio berbincang dengan Ando, datanglah seorang tamu lagi yang membuatku terkejut karenanya. Bu Lasmi.

" assalamualaikum."

" waalaikumusalam." Jawab kami bersmaan.

" silahkan masuk bu." Tutur Ando mempersilahkan.

" apa kabar bu. Lama tidak bertemu ibu lagi." Aku menyalami tangannya, begitupun Ando dan Nio.

" nenek, kemana aja? Taukah nenek kalau Nio kangen nenek?."

" oh, ada nak Disa dan Nio juga. Nio sudah besar rupanya. Nenek kira Nio masih kecil seperti terakhir kali nenek lihat."

" sekarang Nio udah gede nek. Udah bisa jagain mama Disa."

" wah, hebat."

" bu, maaf... kalau boleh tau, ada apa yah ibu di rumah Ando. Apa ibu juga mengenal Ando?." Tanyaku yang bingung bagaimana Ando bisa mengenal bu Lasmi, dan kotak hitam apa yang dibawa bu Lasmi itu?.

Tak lama, Lanni datang membawa nampan berisi jamuan untuk kami sebagai tamunya.

" maaf menunggu lama, silahkan di nikmati jamuannya."

Nio dengan pedenya mengambil kue kering cokelat yang disajikan, dan mengatakan jika itu terasa enak.

Tiba-tiba suasana menjadi tegang. Entah apa yang akan terjadi dengan aura tegang ini. Namun alarm di otakku mengatakan firasat buruk, yang akan melukai Nio dan terutama aku. Aku memandang bu Lasmi, dan Ando bergantian. Apa yang akan mereka sampaikan padaku sebenarnya?.

THE  LAST CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang