PART 16

20 1 0
                                    


Sesuai janji, Ochie tambahin part 16 nih langsung....



...............................................................


Setelah sekian lama tidak hujan di Bogor, akhirnya hujan mulai turun perlahan membasahi apa bumi bogor dan sekitarnya. Aroma rerumputan dan tanah yang basah mulai tercium, saat siang seperti ini, ditambah dengan hujan mulai deras sangat pas untuk tidur siang. Seusai shalat dhuhur tadi, Nio bilang kalau dia mengantuk dan ingin tidur. Untunglah, Nio tidur siang. Karena sudah beberapa hari aku tidak menonton drama Korea SPY. Walau bukan artis favoritku yang main, tetapi bertemakan tentang detective lah yang membuatku ingin mendownloadnya.

Sesekali aku menoleh pada Nio yang tidurnya terlihat tidak tenang, apa yang di mimpikannya sampai dia tidur tidak tenang.

" papa... papa... "

Rupanya dia memimpikan mas Afdal. Kasihan Nio.

Aku mencoba menenangkan tidurnya dengan membisikkan doa-doa, tak lama kemudian, tidurnya berangsur-angsur tenang kembali. Nafasnya mulai terartur dan tidak mengigau lagi, aku pun melanjutkan nontonku yang tertunda.

........

Menjelang magrib, barulah papa pulang dan mama pulang yang hampir bersamaan. Dan ba'da magribnya aku pun menceritakan tentang Nio yang merindukan mas Afdal.

" memangnya kamu gak kangen juga sama dia?." Tanya papa tepat sasaran di hati.

Mama menatapku dengan pandangan penuh intimidasi.

" entahlah."

" jangan bohongi hatimu nak." kata mama.

" mau di bilang kangen juga mungkin dia gak kangen sama aku mah, pah." Aku kesal setengah mati karena dia sama sekali belum pernah menghubungiku ataupun mengirimu pesan.

" terus kamu maunya gimana?."

" emang Disa bisa apa? Rumah orang tua mas Afdal aja aku gak tau. Sebenarnya kalau aku tau dimana rumah orang tua mas Afdal, aku pengen ngajak Nio kesana. Mereka mungkin aja kangen sama cucu mereka."

" kalau mereka rindu, mereka kan bisa ke sini sayang. Kan mereka pernah ke sini dulu."

" bener kata papa mu Disa."

" ngges weh, Disa kekamar dulu yah."

...............

Kue cokelat yang aku bikin sebelumnya kini sudah habis di makan oleh Nio sendiri, aku baru tau jika anak itu sanggup memakan kue itu sendiri.

" mama, kapan kita bikin kue lagi?." Tanya Nio saat pagi hari yang mendung diluar rumah.

" nanti yah sayang, kalau hujan nya sudah reda. Kita belanja untuk bikin kue lagi."

" asiiiiik... kue nya yang banyak yah mah."

" iya."

Bersantai dengan tv yang menayangkan acara-acara gak jelas, membuatku malas untuk menonton. Maka dari itu, aku mencari hannel yang cocok untuk Nio saja, mungkin Nio suka.

......

Setiap hari, tiada kulupakan untuk mendoakan mas Afdal yang kini entah ada dimana, bagaimana keadaannya, dan sehatkah dia saat ini. Aku berharap jika di belahan dunia lain dia hidup dengan layak, makan dengan layak, tidur dengan layak, dan kerjaan nya saat ini adalah pekerjaan yang halal.

THE  LAST CHOCOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang