Moon In a Cherry-Blossom Filled Night

1.9K 80 9
                                    

Pairing : Gyuhao
Type : fluff

Inspiration :
SPYAIR - Sakura Mitsutsuki

(Disarankan membaca cerita ini sambil mendengarkan lagunya)

-----------------------------------------------------------

Musim semi.

Ya, musim yang datang setelah berakhirnya hujan salju di musim dingin. Musim favorit semua orang. Dimana kau bisa berkumpul dengan keluarga, sahabat, dan orang yang spesial.

Tapi, sepertinya kali ini aku belum beruntung. Di malam musim semi ini, aku sendirian. Ya sendirian, dimana semua temanku sedang asyik berpiknik bersama orang yang mereka cintai.

"Hah, aku bosan..."

Aku membuang pandanganku ke langit kosong itu. Langit yang tampak tak berwarna. Gerombolan orang2 di kota yang begitu cepat. Orang2 itu, sepertinya sedang senang hari ini.

Sedangkan aku, Aku masih menunggu hingga saat ini juga.

Bahkan. Ketika berada di bawah pohon sakura ini, dan di saat dinginnya malam.

Aku masih bisa mengingat wajah itu.

Wajahmu.
Yang selalu tersenyum padaku.
Yang selalu tertawa dengan manisnya.
Yang selalu kau sembunyikan ketika bersedih.
Yang paling kusukai di antara semua wajah manusia di muka bumi ini.

~~~~~

"Minghao, kau yakin baik2 saja?" Kataku.

"Tentu. Aku tidak apa2, Mingyu." Jawabnya.

Aku tersenyum, kemudian menggenggam kedua tangannya. Kutatap matanya yang sebening kristal itu.

"Berjanjilah padaku." Aku menggenggam tangannya dengan semakin erat.

"Eh?"

"Kita berdua. Ya, kita berdua. Suatu saat akan bersama2 mencari setengah bagian bulan yang menghilang itu."

"H-hah?"

"Aku juga bisa membagimu rasa kesepian yang ku alami."

"Apa maksudmu? Rasa kesepian? Setengah bagian bulan?" Katanya penuh tanya. Ia memandang ke arah langit malam.

"Aku tahu saat ini bulan hanya muncul setengah. Tapi, apa maksudnya?"

Aku menepuk jidatku. Baiklah, kali ini aku yang salah mengatakan perkataan yang aneh2 padanya. Wajar saja jika dia tidak mengerti. Apalagi dia sepolos ini.

"Ya ampun... Bagaimana aku menjelaskannya, ya...?" Kataku sendiri. Memang, di saat sedang gugup aku selalu mengucapkan kata2 puitis yang sulit dipahami orang lain.

"Mingyu, kau baik2 saja?" Tanyanya hingga aku tersadar dari lamunanku.

"Ahh... Mungkin saat ini kau belum mengerti. Namun, di saat kau mulai memahaminya, tepatilah janji itu." Kataku sambil menatap matanya.

"Sekali lagi aku berjanji. Percayalah padaku!"

Ia masih memandangku dengan tatapan bingung. Namun, ia langsung tersenyum. Dan ia memegang pipiku.

Gyuhao - Oneshots CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang