Dua

271 7 2
                                    

RENA
Minggu pagi yang cerah. Langit dihiasi awan-awan tipis. Sinar matahari yang hangat menyinari bumi. Sedikit demi sedikit memaksa masuk melalui jendela kamarku. Membuatku setengah terbangun. Aku sebenarnya malas sekali untuk bangun. Jadi aku kembali menarik selimutku dan kembali memejamkan mataku.

"Damainya..., dunia ini," gumamku dalam hati. Namun, baru saja aku akan melanjutkan mimpiku, tiba-tiba ada yang mengganggu kedamaian dunia.

"Tok! Tok! Tok!" Terdengar pintu kamarku diketuk, dilanjutkan dengan suara Mama.

"Rain, bangun, Nak. Udah siang, kamu mau tidur sampai jam berapa?" seru Mama.

"Mm... Jam sepuluh, Ma!" seruku dengan mata yang masih terpejam.

"Rain! Bangun! Yang bener aja kamu mau tidur sampai jam sepuluh?" kata seseorang. Sepertinya suara..., Farida.  Aku sedikit membuka mataku.

"Aaa... Farida! Lo ngapain disini? Kok lo udah ada di kamar gue aja? Eh, gue udah pernah bilang ya sama lo, jangan pernah masuk ke kamar gue tanpa seizin gue," kataku kaget. Lalu aku bangkit dari tempat tidur.

"Iya.... Aku inget. Tenang aja kali. Kamu kayak abis ngeliat hantu aja deh," kata Farida.

"Muka lo tuh, lebih nyeremin dari pada hantu," kataku. Aku pun duduk di atas tempat tidur.

"Kamar kamu ternyata lumayan berantakan juga ya," kata Farida. Ia berjalan mengelilingi kamarku.

"Lo mau ngapain kesini? Kalo cuma mau ngomentarin kamar gue doang, mending lo pulang deh," kataku. Sambil memasang tampang jutek.

"Yaelah.... Jutek banget sih...," kata Farida.

"Terus mau ngapain kesini?" tanyaku kesal.

"Mau ngajak kamu ke rumah Kak Dion," jawab Farida. Lalu ia duduk di pinggir tempat tidurku.

"Males ah! Mendingan tidur," kataku sambil kembali menarik selimutku dan berbaring di tempat tidur.

"Ih... Jangan tidur lagi...," kata Farida sambil menarik tanganku agar aku bangun.

"Mau ngapain sih kesana?" tanyaku sambil memasang tampang malas.

"Nengok Kak Dion," jawab Farida.

"Emang dia kenapa?" tanyaku lagi.

"Kak Dion sakit," jawab Farida.

"Sakit? Tuh anak bisa sakit juga? Tumbenan banget sakit? Oh.... Jangan-jangan gara-gara kemarin hujan-hujanan. Mmm... tuh anak ya bilang sama gue jangan hujan-hujanan nanti kamu sakit. Eh, ternyata oh ternyata dia sendiri yang sakit," kataku berbicara dalam hati.

"Kak Dion demam," kata Farida. Aku bangun dari posisiku.

"Gimana? Kamu mau ikut gak nengok Kak Dion?" tanya Farida. Baru saja aku akan menjawab.

"Rain, kamu jangan kebanyakan mikir deh.... Rain, meskipun Kak Dion itu cuek banget, tapi sebenarnya dia itu baik," kata Farida.

"Iya deh, iya," kataku akhirnya.

"Nah, gitu dong...," kata Farida.

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang