Dua belas

67 2 0
                                    

FARIDA
Aku berjalan masuk kelas dengan malas. Bagiku ini masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Tapi entah mengapa aku datang sepagi ini.

Aku duduk di bangku ku. Aku menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Aku menatap bangku di sebelahku. Bangku Rena.

"Sekarang gimana ya keadaan Rena? Apa dia udah siuman?" tanyaku dalam hati.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku menoleh untuk melihat siapa yang menepuk pundakku. Dia adalah Raihan.

"Hai, Farida," sapa Raihan. Lalu ia duduk di kursi Rena.

"Hai, Raihan," jawabku.

"Aku denger Rena kecelakaan ya?" tanya Raihan.

"Iya. Kemarin," jawabku.

"Terus sekarang gimana keadaannya?" tanya Raihan lagi.

"Kemarin sih dia belum siuman. Kalo hari ini aku gak tau. Tapi dokter bilang gak ada yang fatal. Cuma luka-luka kecil aja," jawabku.

"Syukur deh kalo gak ada yang fatal. Kamu jangan sedih ya," kata Raihan sambil menepuk pelan pundakku. Aku menganggukan kepala, lalu tersenyum pada Raihan.

Teet... teett... teett...
Bel istirahat berbunyi. Aku segera membereskan alat tulisku.

"Farida, ke kantin yuk," kata Raihan. Yang kini sudah berdiri di samping kursiku. Aku menganggukan kepala.

Aku dan Raihan pergi ke kantin. Disana kami membeli sedikit makanan ringan. Lalu Raihan mengajakku unutk duduk di depan kelas. Kami mengobrolkan berbagai macam hal. Yang pasti Raihan berusaha untuk menghiburku. Agar aku tidak sedih karena sahabatku Rena.

☔☔☔

RAFAEL
Aku sedang duduk di depan kelasku. Aku sedang memikirkan bagaimana keadaan Rena. Aku menatap bangku panjang di depan kelas Rena. Biasanya Rena selalu duduk disana setiap jam istirahat bersama Farida. Namun kini Farida duduk disana bersama Raihan. Aku melihat Farida tertawa bahagia.

Tiba-tiba saja hatiku terasa sakit. Napasku terasa sesak. Melihat keakraban Farida dengan Raihan.

"Kenapa tiba-tiba aku merasa cemburu melihat keakraban Farida dengan Raihan?" gumamku dalam hati.

☔☔

Berulang kali aku mengubah posisi tidurku agar aku bisa terlelap. Namun sudah hampir setengah jam aku berusaha, rasa kantuk tak kunjung menyerangku.

Ada yang mengganggu pikiranku. Yaitu apa yang kulihat tadi siang. Keakraban Farida dengan Raihan. Entah mengapa aku terus memikirkannya.

"Ya ampun... kenapa aku terus memikirkan Farida sih? Kenapa aku merasa cemburu melihat keakraban Farida dengan Raihan?" gumamku dalam hati.

☔☔

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Dan sejak sepuluh menit yang lalu juga aku duduk disini, di bangku panjang di depan kelasku. Melihat keakraban Farida dan Raihan. Seperti kemarin. Farida tampak bahagia ketika mengobrol dengan Raihan.

Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan cepat menghampiri Farida. Setelah aku berada di dekat Farida, aku menarik tangan Farida agar menjauh dari Raihan.

"Aduh... Kak Rafa, lepasin tangan aku... Malu tau diliatin," kata Farida. Aku melepaskan tangan Farida.

"Kamu ngapain sih bareng terus sama cowok itu?" tanyaku. Spontan tanpa berpikir.

"Ya emang kenapa kalo aku bareng terus sama Raihan?" Farida balik bertanya.

Ups!

Spontan aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.

"Aduh... kenapa sih punya mulut rombeng banget, ember banget. Jadi keceplosan deh...," gerutuku dalam hati.

"Kenapa?" tanya Farida.

"Ah, udahlah gak usah dipikirin, anggap aja aku gak ngomong apa-apa," kataku. Aku langsung melangkahkan kakiku untuk pergi meninggalkan tempat itu dan mengembalikan warna wajahku yang mungkin kini sudah memerah. Aku sempat mendengar Farida berkata.

"Aneh?"

☔☔☔

Kalian pasti kagetkan,kemarin aku update CTK sampai sembilan bab. Itu karena aku pengen memperbaiki kesalahanku yang udah gak update lama banget.

Revisi: 2 Juni 2018

Anita_Rain🌂

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang