RENA
Aku terbangun ketika cahaya silau masuk melalui celah jendela kamarku. Aku bangkit dari posisi tidurku lalu duduk di tepi kasur. Aku melihat album foto yang ada di meja kecil samping kasur. Aku berpikir, bukankah semalam album itu ada di lantai dan bukankah semalam aku tertidur dilantai. Kenapa sekarang saat aku terbangun aku ada di kasur?"Sayang, Mama masuk ya," kata mama sambil membuka sedikit pintu kamarku lalu memunculkan kepalanya.
Aku menganggukkan kepala pelan. Mama langsung membuka pintu lebar-lebar dan menghampiriku. Ia lalu duduk disampingku.
"Mama kok bisa masuk kamarku? Semalamkan aku kunci pintunya," tanyaku.
"Iya. Semalam Mama ngebuka pakai kunci cadangan," jawab Mama.
"Oh...."
Sejenak kamarku menjadi hening. Aku dan mama sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku memikirkan apakah harus aku melupakan Vito. Dan mama entah sedang memikirkan apa. Tiba-tiba mama bangkit dan berdiri menghadapku.
"Sekarang kamu siap-siap ya. Mandi terus pake baju yang rapi. Terus nanti kita sarapan lalu pergi," kata Mama.
"Emang kita mau pergi kemana, Ma?" tanyaku.
"Kita mau ke cafe. Enggak jauh dari sini. Deket lapangan basket," kata Mama lalu keluar dari kamarku.
Aku menuruti apa yang mama suruh. Aku pergi ke kamar mandi. Dua puluh menit kemudian aku keluar sambil mengeringkan rambutku. Aku mengganti pakaianku dengan pakaian kasual biasa. Lalu aku menyisir rambutku dan membiarkannya terurai.
Tiba-tiba handphoneku berdering. Ada panggilan masuk dari, Dion. Sambil mengangkat telpon dari Dion, aku menyambar tas selempangan. Lalu berjalan menuju meja makan.
"Halo," kataku.
"Halo, Rain-."
"Namaku Rena," kataku memotong omongan Dion.
"Mm, oke. Rena gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Dion.
"Baik," jawabku singkat.
"Syukur deh kalo gitu," kata Dion.
"Udah dulu ya," kataku sambil menarik kursi meja makan dan duduk. Lalu aku mematikan sambungan telepon tanpa mendengar lagi persetujuan dari Dion.
"Dari siapa?" tanya mama.
"Dion," jawabku. Aku mengambil sehelai roti lalu memakannya. Lalu aku meminum segelas susu yang sudah dibuatkan oleh mama.
Setelah sarapan aku dan mama pergi ke cafe yang mama maksud. Ketika sampai di cafe, mama melihat ke sekeliling. Ketika ia sudah menemukan yang ia cari.
"Yuk," kata mama sambil menarik tanganku menuju meja dekat jendela.
Disana sudah duduk seorang ibu yang sepertinya seumuran dengan mama. Ibu itu dan mamaku saling sapa. Lalu sang ibu melihatku. Dia adalah ibu dari Vito. Ya, tante Vivi.
"Rain-."
"Ng.. namaku Rena, Tante," kataku segera memotong omongan tante Vivi. Walau memang memotong pembicaraan orang itu tidak baik. Tapi aku tak suka jika aku dipanggil Rain.
"Rena, kamu sudah besar, ya? Dan sekarang kamu keliatan banget ceweknya. Dulu kan kamu tomboy banget. Rambut kamu di potong pendek tapi sekarang panjang dan digerai. Gimana kabar kamu?" tanya tante Vivi. Ia masih cerewet seperti dulu.
"Baik kok, Tante," jawabku sambil tersenyum.
"Oh iya sampai lupa. Ayo duduk. Kamu mau pesen apa?" tanya tante Vivi. Aku dan mama duduk di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tentang Kita
Teen FictionAda apa diantara kita? Ada cerita apa? _____________________________________ "Rain, gue sayang sama lo." "Gue juga sayang sama lo. Sayang banget." "Gue sayang sama lo karena lo itu sahabat gue yang paling baik. Ya... walaupun lo itu kadang-kadang ny...