Empat

80 3 1
                                    

RAFAEL
"Rena pasti suka bunga ini. Pokoknya pas Rena dateng gue bakalan kasihin ke dia," gumamku sambil memandang setangkai bunga mawar merah di tanganku.

☔☔☔

FARIDA
Aku berjalan menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.

"Farida!" 

Aku menghentikan langkahku lalu menoleh ke belakang. Ternyata yang memanggilku itu Rena. Kulihat Rena berlari kecil menghampiriku. Aku sedikit heran karena Rena datang ke sekolah siang. Padahal biasanya ia datang paling pagi.

"Rain?"

"Pagi," sapa Rena setelah ia ada di sampingku.

"Tumbenan kamu datangnya siang," kataku.

"Iya, aku bangun kesiangan. Ini semua gara-gara si Vito," kata Rena.

"Kak Vito?" tanyaku

"Iya. Semalem aku gak bisa tidur gara-gara kebayang terus muka dia," jawab Rena.

"Cie.. jangan-jangan kamu suka lagi sama Kak Vito" godaku.

"Ih... Apaan sih? Maksud aku itu Vito kucing tetangga aku. Semalem dia ngeong-ngeong di samping kamar aku. Jadi aku susah tidur," kata Rena kesal.

"Bohong... kok kamu keliatan kesel sih? Hm? Itu pasti bukan-,"

"Hai,Rain" sapa seseorang pada Rena. Membuatku omonganku terhenti. Ternyata Rafael.

"Hai," jawab Rena datar.

"Rain, aku mau ngasih ini," kata Rafael sambil menunjukkan setangkai bunga mawar merah pada Rena.

Aku melihat Rena tampak ragu untuk mengambil bunga mawar merah itu.

"Maksudnya apa nih?" tanya Rena.

"Mm.. aku cuma mau ngasih aja," kata Rafael sambil menggaruk kepalanya yang sepertinya tak gatal.

"Oh, ya udah. Makasih ya," kata Rena datar. Lalu Rena mengambil setangkai bunga mawar merah itu.

"Ya udah ya Kak, kita mau ke kelas," kataku.

Aku dan Rena berjalan menuju kelas. Sampai di kelas aku melihat Rena terus memandangi bunga mawar merah pemberian Rafael. Wajahnya seperti sedang keheranan.

"Nih, buat kamu," kata Rena tiba-tiba. Ia menyodorkan bunga mawar merah itu padaku.

"Kenapa kamu kasihin ke aku?" tanyaku merasa enggan untuk mengambilnya.

Sejujurnya aku sangat ingin untuk mengambilnya apalagi itu pemberian dari Rafael, orang yang aku suka. Tapi mau bagaimana lagi bunga itu Rafael berikan untuk Rena bukan untukku. Walaupun dadaku terasa sesak ketika melihat Rafael memberikan bunga itu untuk Rena bukan untukku.

"Buat apa juga. Aku gak suka bunga," kata Rena sambil tersenyum manis. Lalu ia menyimpan bunga itu di mejaku.

☔☔☔

RENA
"Rain, aku duluan ya," kata Farida. Ketika sampai tepat di depan rumahnya.

"Dah!" seruku. Lalu aku berjalan menuju rumahku yang tidak jauh dari rumah Farida.

Sampai di depan rumah, aku tertarik pada sebuah kotak berwarna merah muda yang terletak tepat di depan pintu rumah.

"Kotak apaan nih?" gumamku.

Aku melihat ke sekeliling rumah, tidak ada siapa-siapa. Aku juga melihat ke dalam rumah, Mama belum pulang. Aku membuka kotak itu.

"Boneka doraemon dan coklat," gumamku ketika melihat isinya.

"Eh, ada suratnya," kataku ketika melihat ada sebuah amplop di dalam kotak itu. Aku membuka amplop itu.
_________________________________________
To:Rena

Aku harap kamu suka❤

Rafael  
_________________________________________

Keningku berkerut setelah membacanya.

"Maksudnya apa sih dia ngasih beginian?" tanyaku bingung.

"Farida," panggilku sambil mengetuk pintu rumah Farida.

"Rain?" tanya Farida ketika sudah membuka pintu.

"Hai," sapaku.

"Ada apa kamu kesini?" tanya Farida.

"Nih, buat kamu," kataku sambil menunjukkan kotak merah muda yang tadi kutemukan di depan pintu rumahku.

"Apa ini?" tanya Farida sambil mengambil kotak merah muda itu.

"Buka aja," jawabku sambil duduk di teras rumah Farida.

Farida membuka kotak merah muda itu dan ia menemukan surat itu. Lalu membacanya.

"Ini bukan buat aku tapi buat kamu," kata Farida sambil menyodorkan kotak merah itu.

"Aku tau. Tapi aku gak mau nerima itu," kataku.

"Tapikan ini dari Kak Rafa," kata Farida.

"Iya. Tapi aku gak mau nerima itu. Kamu tau kan boneka doraemon di kamarku udah banyak dari yang kecil sampai yang sebesar guling. Coklat di kulkas juga banyak saking banyaknya kamu suka ngambil dan dibawa ke rumah," kataku.

"Udah itu buat kamu aja," kataku lagi. Sejenak suasana hening.

"Sebenarnya aku heran, kenapa si Bule sunda alay ngasih kayak begituan? Pertama bunga terus sekarang boneka sama coklat," kataku.

"Dia suka sama kamu," kata Farida dengan nada dingin.

Tiba-tiba saja tubuhku menegang. Aku bingung bagaimana jika Rafael benar-benar suka padaku. Bagaimana dengan perasaan Farida. Kasihan dia.

☔☔☔

Yap, kini masalah dimulai. Gaje gak? Gaje ya...

Pokoknya yang ngerti cerita ini hanya orang-orang aneh  #Plak

Yang baik jangan lupa vote and comment. Kalo enggak ngevote and comment  berarti jahat #Plak

Oke cukup salam lima jarinya. Sampai ketemu chapter berikutnya... Bye bye

Revisi: 20 Maret 2018

Anita_Rain

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang