Enam belas

82 2 0
                                    

VITO
Dua minggu sudah Rena koma. Tidak ada luka yang serius. Namun Rena sudah dua minggu ini belum siuman.

Aku duduk di kursi samping kasur tempat Rena berbaring. Aku menatap wajah Rena yang terlihat pucat. Matanya masih terpejam. Tak terlihat tanda-tanda ia akan bangun. Kepalanya masih diperban. Aku mengelus punggung tangan kiri Rena.

Hangat

"Rain,bangunlah... Semuanya mencemaskan kamu" kataku.

Hening. Hanya terdengar suara detik jam dinding. Ya,di ruangan ini hanya ada aku dan Rena. Mama Rena yang seharusnya ada disini sedang pergi bekerja. Aku menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Rain,aku gak tau alasan kamu bilang benci sama aku. Aku juga gak tau kenapa kamu pengen lupain aku dan semua kenangan tentang aku..." kataku. Aku kembali menghela napasku dan menghembuskannya perlahan.

"Tapi kamu harus tau,kalo aku sayang sama kamu. Bukan hanya sekedar teman atau sahabat..." kataku lagi.

Tak terasa air mata sudah membendung di kedua pelupuk mataku. Lalu perlahan air itu mengalir melewati pipiku. Aku menyeka air itu.

"Ah,kenapa aku jadi cengeng begini?" gumamku.

"Tok! Tok! Tok!"

Terdengar pintu kamar Rena diketuk.

"Masuk" kataku.

Orang itu membuka pintu. Terlihat Farida,Lea,Rafael dan Dion juga Mama Rena.

"Bagaimana keadaan Rena?" tanya Rafael.

"Sepertinya sama seperti kemarin" jawabku.

"Nak Vito,terima kasih ya kamu sudah mau menjaga Rena selama tante bekerja" kata Mama Rena.

"Iya,Tante. Sama-sama" kataku sambil tersenyum.

☆☆☆

RENA
Perlahan aku membuka mataku. Seketika cahaya  masuk ke mataku. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku agar bisa beradaptasi dengan cahaya itu. Setelah bisa beradaptasi,aku melihat dinding putih,ya semua putih.

"Apa aku sudah mati?" tanyaku dalam hati. Kepalaku terasa berdenyut.

"Sayang,akhirnya kamu bangun,Nak..." kata Mama.

"Mama.. aku dimana?" tanyaku.

"Kamu di rumah sakit" jawab Mama.

"Kenapa aku disini?" tanyaku.

"Dua minggu yang lalu kamu kecelakaan... tapi tenang aja,gak ada luka yang parah kok" jawab Mama.

Aku berusaha bangkit dari tidurku. Aku duduk sambil melihat ke sekelilingku. Ada Farida,Lea,Rafael,Dion dan... siapa dia? Seorang laki-laki. Laki-laki itu menghampiri kasurku lalu menggenggam tanganku. Aku terkejut.


"Rain,akhirnya kamu siuman juga... Aku khawatir banget sama kamu,aku takut kamu kenapa-napa" kata laki-laki itu.

"Kamu siapa?" tanyaku sambil melepas tanganku dari genggaman tangan laki-laki itu.

Laki-laki itu tampak kaget. Ia menatap Mamaku dengan pandangan seakan bertanya,ada apa dengan ku? Laki-laki itu kembali melihat ke arahku.

"Gak mungkin" gumam laki-laki itu,namun masih terdengar olehku.

"Aku gak kenal kamu. Siapa kamu?" tanyaku.

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang