Enam

90 3 0
                                    

RENA
Aku kembali memindahkan channel televisi, mencari-cari acara yang menyenangkan. Namun tak ada satu pun yang menyenangkan.

"Kok dipindah-pindah terus sih?" tanya Mama yang ternyata sudah duduk di sampingku.

"Gak ada yang seru, Ma," jawabku.

Aku pergi masuk kamar. Di kamar aku menatap meja belajarku. Di atasnya ada empat buku PR dari pelajaran yang berbeda. Aku memdesah. Aku membuka buku pertama, PR Matematika. Buku kedua, PR Bahasa Indonesia, mengarang puisi. Buku ketiga dan ke empat sudah tak mau aku buka, karena sudah pasti sama parah dan lebih banyak lagi.

"Harus gitu gue kerjain semua ini?" kataku kesal.

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Tiba-tiba terdengar suara handphoneku. Aku pun mengambil handphoneku yang kuletakkan di atas meja, lalu aku kembali merebahkan tubuhku di kasur. Ternyata ada pesan dari Vito.

Vito:
Lagi ngapain? Udah ngerjain PR belum?

"Haduh... nih orang kok tau sih kalo gue belum ngerjain PR? Jangan-jangan cenayang lagi. Padahalkan besok hari Minggu, nanti ajalah...," kataku.

Me:
Belum

Vito:
Kok belum?
Ayo cepet kerjain

Me:
Udahlah, nanti aja lagian kan besok hari Minggu

Vito:
Oh iya.. hehe☺
Mm.. besok mau olahraga pagi gak?

Me:
Gak tau nih..
Gak ada temen

Vito:
Kan ada gue.
Lo kan bisa ajak gue

Me:
Mm... oke deh, tapi ajak yang lain juga

Vito:
Oke.
Gimana kalau kita bawa sepeda aja

Me:
Oke 👍

Vito:
Oke deh. Besok jam 06.30, di alun-alun. Night. Nice dream 😊😙

Me:
😝😝

Pagi ini setelah sarapan aku sibuk mencari handphoneku. Mama yang melihatku sampai bingung.

"Kamu cari apa sih? Sampai kamar diberantakin kayak gini?" tanya Mama.

"Handphone," jawabku.

"Di bawah bantal kali, biasanya kamu simpan disitu," kata Mama. Setelah kulihat ternyata memang benar ada di bawah bantal.

"Hehe... Mama tau aja. Jangan-jangan Mama lihatnya pakai mata batin," gumamku. Aku keluar dari kamar dan menemukan Mama sedang menyapu lantai. Langsung saja aku menghampiri Mama.

"Mama," kataku sambil menengadahkan tangan seperti sedang meminta uang dan memang kenyataannya begitu.

"Kenapa?" tanya Mama seperti tidak tahu maksudku.

"Mama...," kataku.

"Mau kemana?" tanya Mama.

"Mau naik sepeda sama si Vito," jawabku.

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang